Skip to main content

Posts

Banyak Tugas Mendesak? Ini Cara Menentukan Prioritasnya!

Image by:  RDNE Stock Project Puan, pernah nggak sih dapat pertanyaan wawancara kerja atau magang dari HRD kayak gini: "Bagaimana cara kamu mengatur prioritas saat dihadapkan oleh banyak tugas yang mendesak?" Logikanya, kita pasti ngeduluin yang paling penting, tapi kalau semua tugas mendesak itu terasa penting, gimana dong? Coba deh bayangin skenario ini. Hari ini, Puan harus selesai bikin desain postingan medsos buat event besar organisasi. Di hari yang sama, Puan juga pengen ikutan kursus desain grafis online buat ningkatin skill jangka panjang. Pernah ngalamin hal serupa dan bingung milih mana yang harus diduluin? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini! Apa sih Prioritas Itu? Prioritas itu sederhananya adalah proses menentukan urutan tugas atau kegiatan berdasarkan seberapa penting, mendesak, dan dampaknya. Dengan prioritasi yang efektif, kita bisa fokus sama tugas yang beneran penting buat diselesaikan terlebih dulu. Tapi, gimana kalau semuanya terasa penting?...
Recent posts

Self-Discipline di Era Distraksi: Gimana Bisa Fokus Saat Dunia Menuntut Kita Multitasking Terus?

Image by: lishawnsconsulting.com Di era digital ini, hampir semua hal bisa mengalihkan perhatian kita. Pekerjaan harus cepat, informasi terus berdatangan, dan media sosial seperti tidak pernah tidur. Tidak heran jika banyak dari kita merasa susah sekali untuk fokus dan konsisten. Padahal, justru di tengah dunia yang sibuk dan bising ini, self-discipline bukan lagi sekadar teori yang hanya kita ketahui, melainkan sesuatu yang kita butuhkan. Apa Itu Self-Discipline ? Self-discipline adalah kemampuan untuk mengontrol diri, tetap berkomitmen pada tujuan, dan menunda kesenangan sesaat demi hasil jangka panjang. Namun, jangan bayangkan ini sebagai sesuatu yang keras atau kaku. Disiplin bukan berarti Puan harus selalu “produktif”, melainkan tahu kapan harus mulai dan kapan harus berhenti. Kenapa Kita Gampang Terdistraksi? Di era yang serba digital, otak kita secara alami lebih tertarik pada hal-hal yang mudah, cepat, dan memberi kesenangan instan. Itulah sebabnya aktivitas seperti scrolling...

Bahaya Brain Rot! Konten singkat yang perlu diwaspadai!

Image by: Fortnite  Puan, saat sedang scroll sosmed pernahkah menemukan konten seperti: “Tung tung sahur, Ballerina cappucina, Bombardino crocodillo!” Lucu tapi aneh, dan konten seperti ini sering muncul di FYP kita setiap hari. Tanpa disadari, kita menertawakannya, lalu scroll lagi, tertawa lagi, lalu ulangi. Konten ini disebut anomali, konten hiburan instan yang tampaknya ringan, tapi bisa berdampak besar ke otak kalau dikonsumsi terus-menerus. Ini bukan sekadar candaan. Ini bisa jadi awal dari brain rot . Apa Itu Brain Rot? Brain rot adalah kondisi ketika otak kita mulai kehilangan kemampuannya karena terlalu sering terpapar konten yang tidak merangsang pikiran. Konten-konten yang lucu tapi absurd itu, meski terlihat harmless, ternyata bisa membuat otak kita terbiasa dengan hal-hal instan, tanpa makna, dan tidak menantang. Bayangkan jika otak kita terus-menerus dijejali informasi kosong tanpa pernah dilatih. Apa yang akan terjadi? Dampak Brain Rot  Kerja mudah terdistr...

Cara Baru Jadi Soft & Powerful: Mengulik Tren Hyper Femininity!

  Image by :  VML Hyper Femininity adalah ekspresi feminitas ekstrem untuk perempuan yang seringkali di eksperikan dengan rona pink, rambut glossy, blush on tebal, dan estetika ‘girly pop’ yang dramatis. Tapi hyper femininity bukan cuma soal penampilan Puan, tren ini juga jadi alat untuk menantang stereotip gender, mengambil ruang, dan memaknai feminin sebagai bentuk kekuatan. Kenapa tren ini muncul? Sebagai bentuk pemberontakan : Dalam periode lockdown atau ketegangan sosial, tampil sangat feminim bisa jadi cara menyatakan kebebasan emosional Puan! seperti ekspresi dari “aku boleh lembut, boleh ‘girly’” Kembali ke akar budaya ‘girly pop’ : Tren seperti Juicy Couture, bows, Hello Kitty dulu sempat dianggap ketinggalan zaman, tapi kini dibangkitkan lagi untuk merayakan sisi keibuan dan nostalgia Liberasi dari maskulinitas yang toxic : Setelah sekian lama ‘power dressing’ dianggap cara utama perempuan diakui, hyper femininity menawarkan alternatif yang lembut namun tegas Puan, s...

Mengenal Coping Mechanisms, Strategi Mengatasi Stres yang Umum ala Gen Z!

  Image by  Baylor Lariat Di tengah era digital yang berkembang pesat dengan mobilitas serba cepat, generasi kita dihadapkan pada tantangan baru dalam mengelola stres yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari tuntutan akademik, tekanan media sosial, urusan pekerjaan hingga overthinking soal masa depan, semua bisa membuat pikiran terasa penuh dan melelahkan. Nah, disinilah peran coping mechanisms menjadi sangat penting. Namun, Puan tahu nggak sih, coping mechanisms itu apa? Secara sederhana, coping mechanisms adalah cara atau strategi yang dilakukan seseorang untuk menghadapi dan mengelola stres atau tekanan emosional dalam hidupnya. Umumnya, strategi ini terbagi menjadi dua jenis utama: Adaptive Coping Strategi ini merupakan cara yang sehat dan positif dalam menghadapi stres seperti olahraga ringan, journaling , atau praktik mindfulness . Tujuannya bukan hanya untuk meredakan stres sesaat tidak juga membantu kita tumbuh dan berkembang...