Langsung ke konten utama

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Banyak Tugas Mendesak? Ini Cara Menentukan Prioritasnya!




Puan, pernah nggak sih dapat pertanyaan wawancara kerja atau magang dari HRD kayak gini: "Bagaimana cara kamu mengatur prioritas saat dihadapkan oleh banyak tugas yang mendesak?" Logikanya, kita pasti ngeduluin yang paling penting, tapi kalau semua tugas mendesak itu terasa penting, gimana dong?

Coba deh bayangin skenario ini. Hari ini, Puan harus selesai bikin desain postingan medsos buat event besar organisasi. Di hari yang sama, Puan juga pengen ikutan kursus desain grafis online buat ningkatin skill jangka panjang. Pernah ngalamin hal serupa dan bingung milih mana yang harus diduluin? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!


Apa sih Prioritas Itu?

Prioritas itu sederhananya adalah proses menentukan urutan tugas atau kegiatan berdasarkan seberapa penting, mendesak, dan dampaknya. Dengan prioritasi yang efektif, kita bisa fokus sama tugas yang beneran penting buat diselesaikan terlebih dulu.

Tapi, gimana kalau semuanya terasa penting? Tenang, Puan nggak sendirian kok! Banyak dari kita yang terjebak sama kebiasaan 'jalanin aja dulu' dan lupa kalau punya tujuan itu juga penting. Kita emang gampang sibuk, tapi kita beneran sibuk sama hal yang tepat dan sesuai sama tujuan kita, nggak?

Perlu diingat kalau hidup ini singkat. Menggunakan waktu sebaik mungkin buat ngejar impian dan tujuan kita adalah cara buat hidup lebih bermakna. Nah, biar bisa fokus sama hal-hal yang mendekatkan kita ke tujuan itu, kita wajib banget nentuin prioritas yang jelas. Jadi, prioritas itu harus selaras sama tujuan dan nilai-nilai hidup kita.

 

Biar Gampang, Coba Pakai Matriks Eisenhower!

Kalau Puan masih kesulitan ngebayangin mana yang harus diprioritaskan, Matriks Eisenhower bisa jadi penyelamat! Matriks ini bantu Puan ngeliat tugas-tugas berdasarkan tingkat urgensi (seberapa mendesak) dan kepentingannya:

  • Mendesak dan Penting: Ini prioritas utama yang butuh tindakan segera.
  • Mendesak tapi Tidak Penting: Tugas-tugas ini bisa didelegasikan ke orang lain atau bahkan dihilangkan.
  • Penting tapi Tidak Mendesak: Tugas ini penting buat tujuan jangka panjang dan harus dijadwalkan biar nggak terlewat.
  • Tidak Mendesak maupun Tidak Penting: Tugas ini bisa ditunda atau diabaikan kalau memang nggak ada dampaknya.

 

Sekarang, Saatnya Nentuin Prioritas!

Setelah Puan tahu mana tugas yang lebih mendesak dan penting, sekarang saatnya nentuin apakah tugas itu sesuai sama tujuan dan nilai-nilai yang Puan pegang. Kalau Puan masih ragu, coba deh tanyain pertanyaan ini ke diri sendiri:

  • "Dalam beberapa bulan ke depan, aku pengen hidupku kayak gimana?"
  • "Apa yang paling pengen aku ubah atau capai untuk sekarang ini?"
  • "Tindakan apa yang bakal ngebawa aku ke tujuan itu?"

Nah, sekarang semuanya jadi makin jelas, kan? Puan sebaiknya memprioritaskan tugas yang nggak cuma mendesak dan penting, tapi juga bener-bener selaras sama tujuan yang ingin Puan raih. Setelah nentuin prioritas, langkah selanjutnya adalah berusaha buat tetap fokus sama prioritas itu biar bisa mencapai tujuan yang diinginkan.

 

Hati-hati, Jangan Lakukan Kesalahan Umum Ini!

  • Dikit-Dikit Cek HP: Kalau Puan gampang banget terdistraksi, tugas atau aktivitas yang dikerjain bakal butuh waktu lebih lama dan hasilnya mungkin kurang maksimal. Jadi, coba hindari kebiasaan ini ya!
  • Daftar Tugas Nggak Ada Habisnya: Ngelakuin terlalu banyak hal dalam sehari dan punya to-do-list yang nggak realistis itu cuma bakal bikin Puan kewalahan dan susah nyelesain satu tugas pun.
  • Nunda Pekerjaan Tersulit di Akhir: Meskipun Puan ngerasa puas karena udah nyelesain banyak tugas kecil, bisa jadi Puan malah ngabaikan prioritas yang lebih tinggi yang sebenarnya butuh perhatian dan waktu lebih banyak.

Itu dia, Puan! Menentukan prioritas memang bukan sekadar menyelesaikan yang penting, tapi juga memastikan setiap langkah kita selaras dengan tujuan dan impian. Dengan memahami konsep prioritas, memanfaatkan Matriks Eisenhower, dan menghindari kesalahan umum, kamu bisa jadi lebih produktif dan fokus pada hal-hal yang benar-benar membawa dampak. Jadi, mulai sekarang, jangan lagi bingung saat dihadapkan banyak tugas mendesak. Ambil kendali atas waktumu dan wujudkan impianmu satu per satu!


Referensi:

Better Up

Driven Woman


Author & Editor:

Dwi Khumaeroh Saadah

Komentar

Rubik Puan Popular

Kenyataan Work-Life Balance yang Sering Disalahpahami

Puan nggak sih Puan ngerasa kayak semua hal minta waktu di saat yang sama kuliah, kerja, organisasi, bahkan diri Puan sendiri? Semua bilang “harus seimbang,” tapi nggak ada yang ngajarin gimana caranya. Akhirnya, kita terus coba jadi semuanya: anak yang berbakti, teman yang ada, mahasiswa yang aktif, pekerja yang nggak pernah telat, padahal diam-diam… kita cuma pengen napas sebentar. Mitos 50:50 dan kenapa ia berbahaya Work-life balance sering disalahpahami kayak rumus matematika 50% kerja, 50% istirahat. Padahal hidup nggak sesederhana itu. Keseimbangan bukan angka tetap, tapi kemampuan untuk menyesuaikan fokus sesuai fase hidup. Ada masa di mana Puan lagi all-out di karier atau kampus, dan itu nggak salah. Ada masa juga di mana Puan lagi perlu berhenti, pulih, dan mengembalikan energi dan itu juga bagian dari seimbang. American Psychological Association (2021), mencatat bahwa ketika keseimbangan kerja dan hidup terganggu, stres kronis dan burnout mudah muncul. Jadi, “seimbang” buk...

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Growth Mindset vs Fixed Mindset: Pilihan Pola Pikir yang Menentukan Masa Depan

Image by  Source of Insight Manusia pada dasarnya diciptakan berbeda beda ya, Puan, begitu juga dengan mindset yang dibangun oleh diri kita sendiri. Menurut Carol Dweck psikologi dari Stanford University mindset terbagi menjadi dua yaitu fixed mindset dan growth mindset . Apa itu fixed mindset ? Fixed mindset merupakan pola pikir yang percaya bahwa suatu kecerdasan ataupun bakat dalam individu yang sifatnya tidak akan pernah berubah. Orang yang mempunyai fixed mindset cenderung mudah menyerah, tidak mau ambil resiko atas tantangan dalam hidup serta mudah merasa terancam atas keberhasilan orang lain. Lalu, apa itu growth mindset ? Growth mindset merupakan pola pikir yang ingin selalu berkembang dan percaya bahwa sebuah kesuksesan bisa didapatkan dengan kerja keras. Dengan kata lain seorang yang mempunyai growth mindset akan selalu tampil berani serta mencoba hal-hal baru. Perbedaan kedua mindset ini apasih? Fixed mindset Menghindari tantangan karena takut dengan kegagalan te...

Fear of Being Perceived: Alasan Kamu Takut Kena Judge

             Puan, dalam ruang sosial pernah nggak sih merasa bahwa ada banyak pasang mata yang seakan mengikuti setiap gerak-gerik? Seakan tatapan orang lain yang bahkan belum tentu kita kenal aja secara nggak langsung memvalidasikan sesuatu yang kita lakukan. Contohnya saat Puan keluar rumah ada kecenderungan untuk tampil secara baik.  Dalam hal ini, semua yang Puan pakai harus menyesuaikan ekspektasi banyak orang di zaman ini. Apa yang kita unggah ke media sosial adalah sisi yang paling baik, tapi belum tentu sisi yang benar-benar mencerminkan diri sendiri. Apa Itu Fear of Being Perceived? Menurut sumber web Psychology Today, pada dasarnya setiap individu memiliki keinginan untuk divalidasi, dilihat, dan dianggap oleh orang lain sebagaimana versi diri kita yang sebenar-benarnya. Namun, dalam perjalanannya mungkin kita pernah mengalami kritik berlebih atau dianggap aneh ketika mencoba menjadi diri sendiri. Sehingga ketika kita mencoba menja...

Spiral of Silence Theory: Jadi Minoritas Jarang Didengar

source: Kompasiana.com Spiral of Silence Theory   atau yang disebut dengan teori spiral keheningan, mungkin terdengar asing ya, Puan? Tapi apakah kamu pernah merasa ketika ingin menyampaikan pendapat dalam suatu isu, namun ada keraguan dan ketakutan karena nanti menjadi terisolasi sendiri, sehingga pendapat tersebut tak jadi kamu disampaikan? Teori spiral keheningan atau  spiral of silence theory  ini pertama kali dicetuskan oleh  Elisabeth Noelle Neumann  (1973) mengenai kelompok minoritas yang cenderung akan menjadi diam atau tidak berani menyampaikan pendapatnya karena takut akan terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Maka sering kali, minoritas mengikuti pendapat kelompok mayoritas. source: kumparan.com Dalam lingkup sosial hal ini sering terjadi, bahkan orang cenderung menghindarinya dan lebih memilih mengikuti pendapat mayoritas dengan anggapan bahwa tidak akan merasa sendiri atau terisolasi di tengah masyarakat. Melihat perilaku masyarakat Indonesia ya...