Puan pasti tahu film Cinderella kan? Tentunya Puan udah nggak asing lagi sama kisah dongeng klasik ini. Selain di film, istilah Cinderella juga dikenal di dunia nyata loh, yaitu sindrom Cinderella Complex. Yuk! Kita cari tahu lebih lanjut tentang Cinderella Complex dan tanda-tandanya!
Apa itu Cinderella Complex?
Cinderella Complex pertama kali diperkenalkan oleh Colette Dowling, seorang terapus dalam bukunya "The Cinderella Complex: Women's Hidden Fear of Independence". Cinderella Complex adalah sikap dan rasa takut (tertekan) yang dialami perempuan, sehingga perempuan tidak berani memanfaatkan sepenuhnya kemampuan otak dan kreativitasnya (Dowling, 1995).
Sindrom Cinderella Complex tanpa sadar membuat perempuan ingin diurus oleh orang lain sehingga sangat ketergantungan dan nyaris tidak bisa hidup mandiri. Meskipun belum bisa dikategorikan sebagai gangguan secara psikologis, sindrom Cinderella Complex ada kaitannya dengan gangguan psikologis, yaitu gangguan kepribadian dependen.
Kecenderungan mengidap sindrom Cinderella Complex salah satunya dapat dipengaruhi oleh pola asuh loh, Puan. Misal terlalu sering dimanja saat masa kecil sehingga tidak diajarkan proses dari suatu upaya. Namun, perempuan yang terlihat mandiri juga bisa mengalami Cinderella Complex, loh! Yuk, simak tanda-tanda dari Cinderella Complex!
Tanda sindrom Cinderella Complex:
- Takut mengambil risiko
- Terlalu bergantung dengan orang lain
- Tanpa sadar terlalu mengabdikan sebagian besar energi untuk mendapatkan cinta
- Memiliki perasaan tidak berdaya
- Merasa dirinya tidak cukup berharga dibandingkan orang lain
- Mudah menyerah
- Merasa inferior
- Kesulitan dalam menentukan keputusan sendiri
Banyak yang mengalami Cinderella Complex merasa bahwa mereka baik-baik saja sehingga menjadi kurang kooperatif. Oleh karena itu, untuk dapat "sembuh" dari sindrom Cinderella Complex ini harus dari kesadaran pengidap sindrom ini, bahwa terdapat hal yang salah di dalam dirinya atau tidak.
Kecenderungan Cinderella Complex ini bisa memengaruhi cara perempuan berinteraksi dengan lingkungannya loh, Puan! Contohnya ketika menghadapi kesempatan untuk mengembangkan diri dan menghadapi masalah. Maka dari itu, nantikan terus konten-konten Puan yang lainnya yaa, agar kita dapat terus berkembang bersama!
Referensi:
Dowling C. 1995. Tantangan Wanita Modern : Ketakutan Wanita akan Kemandirian. Alih bahasa: Santi WE, Soekanto. Jakarta: Erlangga.
Author: Hasna Amanda Ramania
Editor: Clarisa Amelia Putri
Comments
Post a Comment