Skip to main content

Banyak Tugas Mendesak? Ini Cara Menentukan Prioritasnya!

Image by:  RDNE Stock Project Puan, pernah nggak sih dapat pertanyaan wawancara kerja atau magang dari HRD kayak gini: "Bagaimana cara kamu mengatur prioritas saat dihadapkan oleh banyak tugas yang mendesak?" Logikanya, kita pasti ngeduluin yang paling penting, tapi kalau semua tugas mendesak itu terasa penting, gimana dong? Coba deh bayangin skenario ini. Hari ini, Puan harus selesai bikin desain postingan medsos buat event besar organisasi. Di hari yang sama, Puan juga pengen ikutan kursus desain grafis online buat ningkatin skill jangka panjang. Pernah ngalamin hal serupa dan bingung milih mana yang harus diduluin? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini! Apa sih Prioritas Itu? Prioritas itu sederhananya adalah proses menentukan urutan tugas atau kegiatan berdasarkan seberapa penting, mendesak, dan dampaknya. Dengan prioritasi yang efektif, kita bisa fokus sama tugas yang beneran penting buat diselesaikan terlebih dulu. Tapi, gimana kalau semuanya terasa penting?...

Bahaya Brain Rot! Konten singkat yang perlu diwaspadai!


Image by: Fortnite 

Puan, saat sedang scroll sosmed pernahkah menemukan konten seperti:

“Tung tung sahur, Ballerina cappucina, Bombardino crocodillo!”

Lucu tapi aneh, dan konten seperti ini sering muncul di FYP kita setiap hari. Tanpa disadari, kita menertawakannya, lalu scroll lagi, tertawa lagi, lalu ulangi. Konten ini disebut anomali, konten hiburan instan yang tampaknya ringan, tapi bisa berdampak besar ke otak kalau dikonsumsi terus-menerus.

Ini bukan sekadar candaan. Ini bisa jadi awal dari brain rot.

Apa Itu Brain Rot?

Brain rot adalah kondisi ketika otak kita mulai kehilangan kemampuannya karena terlalu sering terpapar konten yang tidak merangsang pikiran. Konten-konten yang lucu tapi absurd itu, meski terlihat harmless, ternyata bisa membuat otak kita terbiasa dengan hal-hal instan, tanpa makna, dan tidak menantang. Bayangkan jika otak kita terus-menerus dijejali informasi kosong tanpa pernah dilatih. Apa yang akan terjadi?

Dampak Brain Rot 

  • Kerja mudah terdistraksi
    Fokus jadi buyar hanya karena notifikasi atau satu video singkat yang berujung scroll panjang tak berujung.

  • Daya ingat menurun
    Informasi yang dibaca pagi hari, akan mudah terlupakan. Sulit menangkap ide atau menyambung logika.
    brain

  • Belajar jadi nggak maksimal
    Buku terasa membosankan, artikel terasa berat, bahkan video edukatif pun jadi malas ditonton.

Lalu, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Jangan khawatir, Puan. Otak kita adalah organ yang luar biasa. Otak bisa pulih, berkembang, dan menjadi lebih cerdas, asal terus menerus dilatih. Yuk, mulai dari hal-hal kecil tapi berdampak besar:

  • Batasi waktu penggunaan sosmed
    Idealnya cukup 1–1,5 jam per hari. Selebihnya, berikan ruang untuk otak bernapas dan tumbuh.

  • Konsumsi konten berkualitas
    Pilih konten yang informatif, menginspirasi, atau merangsang pikiran. Bukan sekadar hiburan instan.

  • Latih kemampuan berpikir kritis
    Baca buku, cari tahu lebih dalam, ikuti diskusi, dan biasakan diri untuk merenung, bukan hanya menerima.

  • Aktif di dunia nyata
    Ngobrol langsung dengan teman dan keluarga jauh lebih bermakna dari ratusan video FYP. Interaksi nyata menjaga otak tetap hangat dan hidup.

Puan tidak harus langsung berhenti bermain sosmed. Jadikan hiburan sebagai selingan, bukan informasi utama yang diterima oleh otak.

Karena… Puan layak memiliki pikiran yang kritis, fokus dan semangat belajar yang terus menyala. 

Sudah siap lebih bijak dalam memilih asupan untuk otak hari ini? Kalau Puan punya tips anti brain rot versi sendiri, boleh banget dibagikan di kolom komentar, ya!


Author & Editor: Cut Desyanti
Referensi:

Comments

Rubik Puan Popular

Self-Discipline di Era Distraksi: Gimana Bisa Fokus Saat Dunia Menuntut Kita Multitasking Terus?

Image by: lishawnsconsulting.com Di era digital ini, hampir semua hal bisa mengalihkan perhatian kita. Pekerjaan harus cepat, informasi terus berdatangan, dan media sosial seperti tidak pernah tidur. Tidak heran jika banyak dari kita merasa susah sekali untuk fokus dan konsisten. Padahal, justru di tengah dunia yang sibuk dan bising ini, self-discipline bukan lagi sekadar teori yang hanya kita ketahui, melainkan sesuatu yang kita butuhkan. Apa Itu Self-Discipline ? Self-discipline adalah kemampuan untuk mengontrol diri, tetap berkomitmen pada tujuan, dan menunda kesenangan sesaat demi hasil jangka panjang. Namun, jangan bayangkan ini sebagai sesuatu yang keras atau kaku. Disiplin bukan berarti Puan harus selalu “produktif”, melainkan tahu kapan harus mulai dan kapan harus berhenti. Kenapa Kita Gampang Terdistraksi? Di era yang serba digital, otak kita secara alami lebih tertarik pada hal-hal yang mudah, cepat, dan memberi kesenangan instan. Itulah sebabnya aktivitas seperti scrolling...

Banyak Tugas Mendesak? Ini Cara Menentukan Prioritasnya!

Image by:  RDNE Stock Project Puan, pernah nggak sih dapat pertanyaan wawancara kerja atau magang dari HRD kayak gini: "Bagaimana cara kamu mengatur prioritas saat dihadapkan oleh banyak tugas yang mendesak?" Logikanya, kita pasti ngeduluin yang paling penting, tapi kalau semua tugas mendesak itu terasa penting, gimana dong? Coba deh bayangin skenario ini. Hari ini, Puan harus selesai bikin desain postingan medsos buat event besar organisasi. Di hari yang sama, Puan juga pengen ikutan kursus desain grafis online buat ningkatin skill jangka panjang. Pernah ngalamin hal serupa dan bingung milih mana yang harus diduluin? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini! Apa sih Prioritas Itu? Prioritas itu sederhananya adalah proses menentukan urutan tugas atau kegiatan berdasarkan seberapa penting, mendesak, dan dampaknya. Dengan prioritasi yang efektif, kita bisa fokus sama tugas yang beneran penting buat diselesaikan terlebih dulu. Tapi, gimana kalau semuanya terasa penting?...

Apakah Kamu Punya Cinderella Syndrom? Ini Tandanya!

  Illustrasi oleh Green Maggot Puan pasti tahu film Cinderella kan? Tentunya Puan udah nggak asing lagi sama kisah dongeng klasik ini. Selain di film, istilah Cinderella  juga dikenal di dunia nyata loh, yaitu sindrom Cinderella Complex. Yuk! Kita cari tahu lebih lanjut tentang Cinderella Complex  dan tanda-tandanya! Apa itu Cinderella Complex ? Cinderella Complex  pertama kali diperkenalkan oleh Colette Dowling, seorang terapus dalam bukunya " The Cinderella Complex: Women's Hidden Fear of Independence ". Cinderella Complex  adalah sikap dan rasa takut (tertekan) yang dialami perempuan, sehingga perempuan tidak berani memanfaatkan sepenuhnya kemampuan otak dan kreativitasnya (Dowling, 1995). Sindrom Cinderella Complex  tanpa sadar membuat perempuan ingin diurus oleh orang lain sehingga sangat ketergantungan dan nyaris tidak bisa hidup mandiri. Meskipun belum bisa dikategorikan sebagai gangguan secara psikologis, sindrom Cinderella Complex  ada kaitann...

Perfectionism: High Standards or Hidden Insecurities?

Image by:  LinkedIn Pernah ga Puan rela menghabiskan waktu berjam-jam melakukan sesuatu atau merevisi pekerjaan berkali kali?  “Ulang deh, masih kurang bagus,” atau “Duh, ada yang miring dikit, ulang lagi aja deh biar lebih bagus.” Jadinya Puan butuh waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu pekerjaan karena merasa kurang puas sama hasilnya yang kelihatan belum sempurna. Kayak, Puan selalu punya celah untuk notice kesalahan sekecil mungkin, padahal orang lain ga sadar ada yang salah. Kalau Puan merasa relate , bisa jadi Puan termasuk orang yang perfeksionis. Nah, Apa Sih Perfeksionis Itu? Perfeksionis sendiri merupakan orang orang yang menetapkan standar tinggi terhadap kinerja dan kepribadian mereka. Karena hal tersebut, orang orang yang perfeksionis biasanya punya ambisi yang tinggi, karena mereka menginginkan hal-hal yang mereka lakukan berakhir dengan sempurna tanpa kesalahan sekecil mungkin.  Tunggu, coba jujur sebentar. Apa benar itu soal standar tinggi? Atau ...

Backhanded Compliment: Pujian Palsu Menusuk dari Belakang

  Ilustrasi oleh brightside.me Siapa sih di sini yang tidak senang kalau mendapatkan pujian dari orang-orang sekitarnya atau mungkin orang terdekat mereka? Tentu sudah pasti senang, dong. Namun, pernah nggak sih, Puan mendengar kalimat pujian yang ternyata bukanlah kalimat pujian alias merupakan sindiran yang dikemas dalam bahasa halus? Nah, hal ini disebut pula sebagai backhanded compliment. Apa itu Backhanded Compliment? Backhanded compliment merupakan kalimat yang awalnya adalah mengangkat, tetapi ujungnya membanting. Tujuan dari pujian palsu ini adalah untuk menyindir dengan cara yang halus. Biasanya, mereka yang terkena backhanded compliment tidak selalu merasakan adanya siratan sindiran pada pujian halus ini. Mengapa begitu? hal ini dikarenakan backhanded compliment atau ‘ateisme’ ini memiliki perbedaan dengan sarkasme, dimana umumnya sarkasme bentuk menyindir yang kasar. Nah, kira-kira seperti apakah kalimat backhanded compliment ini? “Selamat, ya! Enggak nyangka kamu bak...