Image by: lishawnsconsulting.com
Di era digital ini, hampir semua hal bisa mengalihkan perhatian kita. Pekerjaan harus cepat, informasi terus berdatangan, dan media sosial seperti tidak pernah tidur. Tidak heran jika banyak dari kita merasa susah sekali untuk fokus dan konsisten. Padahal, justru di tengah dunia yang sibuk dan bising ini, self-discipline bukan lagi sekadar teori yang hanya kita ketahui, melainkan sesuatu yang kita butuhkan.
Apa Itu Self-Discipline?
Self-discipline adalah kemampuan untuk mengontrol diri, tetap berkomitmen pada tujuan, dan menunda kesenangan sesaat demi hasil jangka panjang. Namun, jangan bayangkan ini sebagai sesuatu yang keras atau kaku. Disiplin bukan berarti Puan harus selalu “produktif”, melainkan tahu kapan harus mulai dan kapan harus berhenti.
Kenapa Kita Gampang Terdistraksi?
Di era yang serba digital, otak kita secara alami lebih tertarik pada hal-hal yang mudah, cepat, dan memberi kesenangan instan. Itulah sebabnya aktivitas seperti scrolling media sosial terasa lebih menggoda dibandingkan dengan menyelesaikan tugas penting yang membutuhkan fokus. Rata-rata perhatian kita juga mudah terpecah, belum satu menit berlalu, pikiran sudah meloncat ke hal lain.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Daniel Christian dan Yohanes Budiarto dalam karya berjudul Hubungan “Durasi TikTok dan Rentang Perhatian pada Pengguna Aktif di Usia Dewasa Muda”. Penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara durasi penggunaan TikTok dan kemampuan mempertahankan perhatian. Semakin lama seseorang mengonsumsi konten video berdurasi pendek, semakin rendah rentang fokus yang dimilikinya.
Jadi, Gimana Priska Cara Membangun Disiplin Diri?
Berikut beberapa langkah realistis yang bisa Puan coba:
1. Kenali Pola Distraksi Pribadi
Apa pemicu utama Puan terdistraksi? Notifikasi? Kebiasaan buka Instagram saat bosan? Mulai dari kesadaran seperti ini.
2. Bangun Sistem, Bukan Harapan
Motivasi itu tidak bisa diandalkan setiap hari, tetapi sistem bisa. Gunakan habit tracker, alarm, atau aplikasi pemblokir distraksi seperti Forest atau Focus To-Do.
3. Terapkan Aturan 5 Menit
Jika merasa malas untuk memulai, coba trik sederhana: "Saya hanya akan melakukannya selama 5 menit." Terkadang, hal yang terasa berat di awal justru menjadi lebih mudah ketika mulai dari hal sederhana. Lima menit mungkin terdengar sepele, tetapi cukup untuk memecah rasa malas atau enggan memulai.
4. Pilih Konsisten daripada Sempurna
Lebih baik 10 menit membaca setiap hari daripada 1 jam membaca tapi cuma seminggu sekali. Disiplin dibangun dari langkah kecil yang terus berulang-berulang.
5. Beri Ruang untuk Gagal, Tapi Jangan Jadikan Itu Alasan untuk Menyerah
Hari ini Puan gagal untuk bangun pagi atau melewatkan satu tugas? Wajar. Semua orang pernah tidak konsisten, yang penting, jangan berhenti. Maafkan diri sendiri, lalu mulai lagi besok, karena disiplin bukan tentang sempurna setiap hari, melainkan tentang bangkit setiap kali jatuh.
Di dunia yang terus menuntut kita untuk serba cepat, multitasking, dan selalu aktif, punya self-discipline bukan soal jadi paling sibuk, Puan. Ini tentang bagaimana kita menjaga fokus, memilih energi yang sehat, dan tetap setia pada nilai-nilai diri sendiri. Disiplin bukan berarti Puan harus selalu produktif setiap waktu, melainkan tahu kapan harus melangkah, kapan berhenti, dan terus belajar agar arah hidup tidak ditentukan orang lain, tetapi diri sendiri.
Referensi:
Christian, D., & Budiarto, Y. (2023). Hubungan Durasi TikTok dan Rentang Perhatian Pada Pengguna Aktif di Usia Dewasa Muda. Paedagogy: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 4(4), 1074–1080. https://doi.org/10.51878/paedagogy.v4i4.3804
Clear, J. (2021). Atomic Habits: Perubahan Kecil yang Memberikan Hasil Luar Biasa (A. T. K. Widodo, Penerjemah.). Gramedia Pustaka Utama.
Comments
Post a Comment