Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2024

Perfectionism: High Standards or Hidden Insecurities?

Image by:  LinkedIn Pernah ga Puan rela menghabiskan waktu berjam-jam melakukan sesuatu atau merevisi pekerjaan berkali kali?  “Ulang deh, masih kurang bagus,” atau “Duh, ada yang miring dikit, ulang lagi aja deh biar lebih bagus.” Jadinya Puan butuh waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu pekerjaan karena merasa kurang puas sama hasilnya yang kelihatan belum sempurna. Kayak, Puan selalu punya celah untuk notice kesalahan sekecil mungkin, padahal orang lain ga sadar ada yang salah. Kalau Puan merasa relate , bisa jadi Puan termasuk orang yang perfeksionis. Nah, Apa Sih Perfeksionis Itu? Perfeksionis sendiri merupakan orang orang yang menetapkan standar tinggi terhadap kinerja dan kepribadian mereka. Karena hal tersebut, orang orang yang perfeksionis biasanya punya ambisi yang tinggi, karena mereka menginginkan hal-hal yang mereka lakukan berakhir dengan sempurna tanpa kesalahan sekecil mungkin.  Tunggu, coba jujur sebentar. Apa benar itu soal standar tinggi? Atau ...

Gagal? Nggak Masalah! Waktunya Belajar Sayang Sama Diri Sendiri

  sumber:  mindful.org Pernah nggak sih Puan merasa jadi terlalu keras sama diri sendiri? Misalnya, waktu Puan sedang gagal, Puan malah nyalahin diri sendiri terus-terusan. Padahal ada cara yang lebih baik buat mengahadapi itu semua lho, Puan. Self Compassion namanya. Apa sih sebenernya Self Compassion itu? Self compassion , atau mudahnya, sayang sama diri sendiri, adalah sikap di mana Puan bisa mengerti dan peduli sama diri sendiri saat sedang terkena masalah, gagal, atau sedih. Menurut Kristin Neff, Psikolog yang sering bahas soal ini, self compassion punya tiga poin penting yaitu self kindness (berbuat baik sama diri sendiri), common humanity (ingat kalau semua orang juga punya masalah), dan mindfulness (sadar sama apa yang Puan rasakan tanpa men- judge perasaan itu sendiri). Kenapa self compassion itu penting buat Puaners? Puan pasti pernah kan merasa kurang cukup buat diri sendiri? Saat gagal atau bikin salah, bukannya kasih semangat, Puan malah marah ...

Doom Spending: Kebiasaan yang Bikin Dompet Jebol

                                                                                            sumber: detik.com Puan pernah nggak merasa belum akhir bulan tapi saldo sudah habis? Atau merasa nggak banyak jajan tapi uang menipis? Jangan-jangan puan terkena fenomena doom spending ! Pernah dengar doom spending? Sebenernya apa itu doom spending? Pengertian Doom Spending dan Penyebabnya Melansir dari halaman Finansial Bisnis , Doom Spending adalah pola konsumtif berlebihan yang mendorong seseorang untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Pembelian ini sering bersifat receh dan tidak penting, tapi dampaknya bisa bikin uang kita habis. Mengapa doom spending ini bisa terjadi? Salah satu penyebabnya ada...

Unlocking the It Girl Mindset: Rahasia Menjadi Versi Terbaik Dirimu

  Sumber: Pinterest Pernahkah Puan bertanya-tanya kenapa beberapa orang selalu terlihat mempesona, penuh percaya diri, dan memiliki aura yang membuat semua mata tertuju pada mereka? Apakah itu merupakan bawaan dari lahir atau ada rahasia di baliknya? Well , jawabannya hanya terletak pada satu hal, yaitu ‘ It Girl Mindset ’. Sebenarnya, apa sih ‘It Girl Mindset ’ itu? Yuk, simak pembahasannya pada artikel ini! Pengertian It Girl Mindset Melansir dari halaman Plum Healthy Fine , It Girl digambarkan sebagai perempuan yang memiliki percaya diri, modis, dan menjadi idaman bagi banyak orang. Mereka ini merupakan simbol dari kekuatan dan keanggunan dengan menjadi diri sendiri sebagai ciri khasnya. Seorang It Girl biasanya bangga untuk menjadi dirinya yang paling autentik. Oleh karena itu, banyak orang yang mengagumi mereka dan ingin menjadi seperti mereka. It Girl juga tidak bertindak dengan ragu-ragu, fokus pada tujuan serta pengembangan diri, dan tidak peduli dengan tanggapan buruk o...

Spiral of Silence Theory: Jadi Minoritas Jarang Didengar

source: Kompasiana.com Spiral of Silence Theory   atau yang disebut dengan teori spiral keheningan, mungkin terdengar asing ya, Puan? Tapi apakah kamu pernah merasa ketika ingin menyampaikan pendapat dalam suatu isu, namun ada keraguan dan ketakutan karena nanti menjadi terisolasi sendiri, sehingga pendapat tersebut tak jadi kamu disampaikan? Teori spiral keheningan atau  spiral of silence theory  ini pertama kali dicetuskan oleh  Elisabeth Noelle Neumann  (1973) mengenai kelompok minoritas yang cenderung akan menjadi diam atau tidak berani menyampaikan pendapatnya karena takut akan terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Maka sering kali, minoritas mengikuti pendapat kelompok mayoritas. source: kumparan.com Dalam lingkup sosial hal ini sering terjadi, bahkan orang cenderung menghindarinya dan lebih memilih mengikuti pendapat mayoritas dengan anggapan bahwa tidak akan merasa sendiri atau terisolasi di tengah masyarakat. Melihat perilaku masyarakat Indonesia ya...