Langsung ke konten utama

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Gagal? Nggak Masalah! Waktunya Belajar Sayang Sama Diri Sendiri


 

sumber: mindful.org

Pernah nggak sih Puan merasa jadi terlalu keras sama diri sendiri? Misalnya, waktu Puan sedang gagal, Puan malah nyalahin diri sendiri terus-terusan.

Padahal ada cara yang lebih baik buat mengahadapi itu semua lho, Puan. Self Compassion namanya.

Apa sih sebenernya Self Compassion itu?

Self compassion, atau mudahnya, sayang sama diri sendiri, adalah sikap di mana Puan bisa mengerti dan peduli sama diri sendiri saat sedang terkena masalah, gagal, atau sedih.

Menurut Kristin Neff, Psikolog yang sering bahas soal ini, self compassion punya tiga poin penting yaitu self kindness (berbuat baik sama diri sendiri), common humanity (ingat kalau semua orang juga punya masalah), dan mindfulness (sadar sama apa yang Puan rasakan tanpa men-judge perasaan itu sendiri).

Kenapa self compassion itu penting buat Puaners?

Puan pasti pernah kan merasa kurang cukup buat diri sendiri? Saat gagal atau bikin salah, bukannya kasih semangat, Puan malah marah ke diri sendiri. Padahal, kalau itu sahabat Puan, pasti Puan akan bilang, “Nggak apa-apa kok, ini kan bagian dari proses kita untuk berkembang.” Jadi, kenapa nggak gitu juga ke diri sendiri?

Self compassion itu penting banget karena bisa bantu Puan berhenti jadi terlalu kritis terhadap diri sendiri. Kalau Puan lebih sering memberikan afirmasi positif, otomatis stress juga akan berkurang, perasaan pun jadi lebih tenang.

Nggak cuma itu, self compassion bikin kamu lebih “manusiawi” juga. Kita jadi sadar kalau bukan Kita saja  yang mengalami kesulitan. Semua orang punya masalahnya masing-masing. Dengan pemahaman ini, Kita bisa lebih empati sama diri sendiri dan orang lain, yang akhirnya membuat hubungan dengan orang-orang di sekitar menjadi lebih baik.

Nah gimana sih cara untuk menerapkan self compassion itu? Yuk, simak beberapa cara yang Priska punya!

Cara Praktis Latihan Self-Compassion

·       Ingat, Puan Nggak Sendiri
Pas lagi ngerasa down, inget aja kalau semua orang punya masalah. Puan nggak sendirian kok. Hidup emang ada naik-turunnya, dan itu wajar banget.

·       Praktikan Mindfulness
Puan bisa meluangkan waktu sebentar untuk sadar dengan apa yang Puan rasakan. Nggak usah judge perasaan itu, cukup dipahami saja. Puan bisa mencoba meditasi, tarik napas dalam, atau sekadar merenung sebentar agar pikiran lebih tenang.

·       Menulis Jurnal
Yuk, ambil waktu buat catat hal-hal baik tentang diri sendiri. Misalnya, “Hari ini aku udah berusaha keras, dan itu cukup.” Atau tulis pesan penyemangat buat diri sendiri. Kadang, Kita butuh diingatkan kalau kita layak dicintai, termasuk sama diri sendiri.

Saat Puan menghadapi masa sulit, jangan lupa untuk ingat kalau Puan pantas mendapatkan cinta, bukan hanya dari orang lain tapi juga dari diri sendiri. Dengan menerapkan self compassion, Puan tidak hanya akan merasa lebih tenang, tetapi juga jadi pribadi yang lebih kuat dan penuh empati. Karena, kalau bukan Puan yang sayang sama diri sendiri, siapa lagi?



REFERENSI:

Self-Compassion, Ketahui Manfaat dan Cara Melakukannya

Self Compassion: Seni Merangkul Diri di Masa Sulit



Penulis: Diinaar F. Berlian

Editor: Diinaar F. Berlian

 



Komentar

Rubik Puan Popular

Kenyataan Work-Life Balance yang Sering Disalahpahami

Puan nggak sih Puan ngerasa kayak semua hal minta waktu di saat yang sama kuliah, kerja, organisasi, bahkan diri Puan sendiri? Semua bilang “harus seimbang,” tapi nggak ada yang ngajarin gimana caranya. Akhirnya, kita terus coba jadi semuanya: anak yang berbakti, teman yang ada, mahasiswa yang aktif, pekerja yang nggak pernah telat, padahal diam-diam… kita cuma pengen napas sebentar. Mitos 50:50 dan kenapa ia berbahaya Work-life balance sering disalahpahami kayak rumus matematika 50% kerja, 50% istirahat. Padahal hidup nggak sesederhana itu. Keseimbangan bukan angka tetap, tapi kemampuan untuk menyesuaikan fokus sesuai fase hidup. Ada masa di mana Puan lagi all-out di karier atau kampus, dan itu nggak salah. Ada masa juga di mana Puan lagi perlu berhenti, pulih, dan mengembalikan energi dan itu juga bagian dari seimbang. American Psychological Association (2021), mencatat bahwa ketika keseimbangan kerja dan hidup terganggu, stres kronis dan burnout mudah muncul. Jadi, “seimbang” buk...

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Growth Mindset vs Fixed Mindset: Pilihan Pola Pikir yang Menentukan Masa Depan

Image by  Source of Insight Manusia pada dasarnya diciptakan berbeda beda ya, Puan, begitu juga dengan mindset yang dibangun oleh diri kita sendiri. Menurut Carol Dweck psikologi dari Stanford University mindset terbagi menjadi dua yaitu fixed mindset dan growth mindset . Apa itu fixed mindset ? Fixed mindset merupakan pola pikir yang percaya bahwa suatu kecerdasan ataupun bakat dalam individu yang sifatnya tidak akan pernah berubah. Orang yang mempunyai fixed mindset cenderung mudah menyerah, tidak mau ambil resiko atas tantangan dalam hidup serta mudah merasa terancam atas keberhasilan orang lain. Lalu, apa itu growth mindset ? Growth mindset merupakan pola pikir yang ingin selalu berkembang dan percaya bahwa sebuah kesuksesan bisa didapatkan dengan kerja keras. Dengan kata lain seorang yang mempunyai growth mindset akan selalu tampil berani serta mencoba hal-hal baru. Perbedaan kedua mindset ini apasih? Fixed mindset Menghindari tantangan karena takut dengan kegagalan te...

Fear of Being Perceived: Alasan Kamu Takut Kena Judge

             Puan, dalam ruang sosial pernah nggak sih merasa bahwa ada banyak pasang mata yang seakan mengikuti setiap gerak-gerik? Seakan tatapan orang lain yang bahkan belum tentu kita kenal aja secara nggak langsung memvalidasikan sesuatu yang kita lakukan. Contohnya saat Puan keluar rumah ada kecenderungan untuk tampil secara baik.  Dalam hal ini, semua yang Puan pakai harus menyesuaikan ekspektasi banyak orang di zaman ini. Apa yang kita unggah ke media sosial adalah sisi yang paling baik, tapi belum tentu sisi yang benar-benar mencerminkan diri sendiri. Apa Itu Fear of Being Perceived? Menurut sumber web Psychology Today, pada dasarnya setiap individu memiliki keinginan untuk divalidasi, dilihat, dan dianggap oleh orang lain sebagaimana versi diri kita yang sebenar-benarnya. Namun, dalam perjalanannya mungkin kita pernah mengalami kritik berlebih atau dianggap aneh ketika mencoba menjadi diri sendiri. Sehingga ketika kita mencoba menja...

Spiral of Silence Theory: Jadi Minoritas Jarang Didengar

source: Kompasiana.com Spiral of Silence Theory   atau yang disebut dengan teori spiral keheningan, mungkin terdengar asing ya, Puan? Tapi apakah kamu pernah merasa ketika ingin menyampaikan pendapat dalam suatu isu, namun ada keraguan dan ketakutan karena nanti menjadi terisolasi sendiri, sehingga pendapat tersebut tak jadi kamu disampaikan? Teori spiral keheningan atau  spiral of silence theory  ini pertama kali dicetuskan oleh  Elisabeth Noelle Neumann  (1973) mengenai kelompok minoritas yang cenderung akan menjadi diam atau tidak berani menyampaikan pendapatnya karena takut akan terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Maka sering kali, minoritas mengikuti pendapat kelompok mayoritas. source: kumparan.com Dalam lingkup sosial hal ini sering terjadi, bahkan orang cenderung menghindarinya dan lebih memilih mengikuti pendapat mayoritas dengan anggapan bahwa tidak akan merasa sendiri atau terisolasi di tengah masyarakat. Melihat perilaku masyarakat Indonesia ya...