Sumber: chubb.com
Puan pernah enggak merasa kalau waktu 24 jam dalam sehari enggak
cukup? Bangun pagi dengan daftar tugas yang panjang, bekerja atau kuliah,
mengurus keperluan pribadi, lalu tiba-tiba hari sudah berakhir tanpa sempat
beristirahat. Ini namanya Puan mengalami fenomena yang disebut time poverty
atau"kemiskinan waktu".
Ini bukan sekadar
soal sibuk, tapi lebih ke perasaan tidak punya cukup waktu untuk diri
sendiri. Tekanan multitasking dalam karier, pendidikan, dan kehidupan
sosial sering bikin Puan terjebak dalam siklus tanpa akhir. Tapi, kenapa ini
lebih sering dialami perempuan? Dan, yang lebih penting, gimana cara keluar
dari jebakan ini?
Apa Itu Time Poverty?
Time poverty adalah kondisi ketika seseorang merasa
kekurangan waktu karena banyaknya tanggung jawab. Ini bukan hanya soal
pekerjaan atau studi, tapi juga ekspektasi sosial yang menuntut Puan untuk sukses
di semua lini kehidupan—karier, keluarga, dan penampilan.
Kenapa Kita Rentan Terjebak Time Poverty?
- Tuntutan
Ganda
Selain bekerja atau kuliah, perempuan masih sering diharapkan mengurus rumah, keluarga, dan hubungan sosial. Tugas-tugas ini sering terasa tak ada habisnya. - Tekanan
untuk Selalu Produktif
Media sosial makin memperkuat bahwa perempuan harus "punya semuanya": karier cemerlang, tubuh sehat, kehidupan sosial aktif, dan tetap tampil prima. Akibatnya, banyak dari Puan merasa bersalah jika tidak sibuk. - Kesulitan
Mengontrol Waktu Sendiri
Banyak perempuan menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang bukan pilihannya sendiri, seperti membantu orang lain atau terjebak dalam tugas-tugas kecil enggak ada habisnya.
Dampak Yang Bisa Time Poverty Timbulkan Untuk Diri
Sendiri
- Burnout
& Stres Kronis → Terus-terusan bekerja dan berkegiatan tanpa
istirahat bisa menyebabkan kelelahan fisik dan mental.
- Produktivitas
Turun → Semakin sibuk bukan berarti semakin produktif. Kurangnya
istirahat justru bikin kerja jadi lebih lambat dan banyak salahnya.
- Hidup
Jadi Tidak Menyenangkan → Waktu luang untuk diri sendiri jadi barang
langka. Padahal, hidup ini harus dinikmati, lho!
Cara Puan Bisa Bebas dari Time Poverty
1. Prioritaskan yang Penting & Delegasikan yang Bisa
Terlebih Dahulu
Tidak semua hal harus Puan kerjakan sendiri. Fokuslah pada
yang benar-benar penting, dan jangan ragu meminta bantuan dari orang lain.
2. Gunakan Time Blocking
Alokasikan waktu khusus untuk kerja, istirahat, dan
aktivitas pribadi. Misalnya, setelah jam kerja, jangan buka laptop lagi!
3. Belajar Berkata "Tidak"
Sering kali, Puan merasa harus selalu menyenangkan orang
lain. Padahal, berkata "tidak" pada tugas yang tidak penting itu
perlu lho.
4. Manfaatkan Teknologi
Gunakan aplikasi seperti Google Calendar untuk mengatur
jadwal Puan agar lebih efisien.
5. Luangkan Waktu untuk Self-Care
Me-time bukan kemewahan, tapi kebutuhan. Luangkan waktu
untuk hal-hal yang membuat kamu bahagia tanpa merasa bersalah.
Jadi,
kapan terakhir kali Puan benar-benar meluangkan waktu untuk diri sendiri? Jika
terus sibuk tanpa henti, siapa yang akan peduli dengan kesejahteraanmu kalau
bukan dirimu sendiri? Saatnya istirahat sejenak, menetapkan prioritas, dan
berkata “tidak” pada hal yang enggak penting. Waktu Puan berharga—jangan dibiarkan
habis gitu aja yaa! 💪⏳✨
REFERENSI
Can We Afford to be Time Poor? The Hidden Tax of Time Poverty
A Psychologist Explains The Concept Of ‘Time Poverty’—And Offers 4 Fixes
Penulis & Editor
Diinaar F. Berlian
Comments
Post a Comment