Skip to main content

Lelah yang Gak Hilang? Yuk, Kenalan sama Burnout dan Cara Mengatasinya!

Puan, pernah merasa capek banget, tapi gak tahu kenapa? Tidur sudah cukup, makan teratur, tapi badan dan pikiran tetap terasa berat. Susah fokus, gampang marah, pekerjaan sederhana jadi terkesan bikin mood jelek, bahkan waktu libur pun gak nambah tenaga. Kalau Puan mengalami ini berkepanjangan, bisa jadi Puan lagi burnout.  Burnout itu Apa, Sih? Burnout itu kondisi di mana energi fisik, mental, dan emosional Puan benar-benar terkuras habis karena stres berkepanjangan, biasanya akibat pekerjaaan atau tekanan hidup yang gak ada habisnya. Beda dengan capek biasa, burnout bikin Puan ngerasa kosong, kehilangan semangat, atau bahkan sampai malas melakukan hal-hal yang dulu Puan suka.  Ciri-ciri utama burnout menurut WHO dan praktisi psikologi, antara lain: Kelelahan ekstrim, baik secara fisik, mental, maupun emosional, yang gak hilang meskipun sudah istirahat.  Terbentuknya jarak emosional atau rasa jauh dari pekerjaan, sehingga Puan merasa apatis dan gak peduli terhadap tugas ...

Ditolak Magang? Yuk, Bangkit dan Coba Lagi!


Puan, pernahkah menerima email seperti ini?

"Terima kasih telah melamar posisi ini. Namun, setelah pertimbangan, kami memutuskan untuk melanjutkan dengan kandidat lain. Semoga sukses untuk perjalanan karirmu!"

Membaca kalimat itu bisa terasa seperti pukulan telak, bukan? Apalagi kalau Puan sudah menunggu berhari-hari, penuh harap, dan merasa cocok dengan posisi yang dilamar. Namun, apakah penolakan ini berarti Puan kurang berbakat atau tidak cukup baik?

Belum tentu, Puan! Banyak faktor yang membuat lamaran magang ditolak, dan sering kali tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan atau potensi. Bisa jadi, perusahaan mencari kandidat dengan pengalaman spesifik yang saat ini belum Puan miliki. Atau proses seleksinya sangat kompetitif, dan Puan kalah tipis dari kandidat lain.

Namun, di balik semua itu, ada satu hal penting yang perlu Puan tahu: ditolak itu bukan akhir dari segalanya. Penolakan adalah bagian dari perjalanan menuju sukses. Nah, daripada tenggelam dalam overthinking, lebih baik gunakan kesempatan ini untuk refleksi diri dan mencoba lagi dengan strategi yang lebih matang.

Berikut ini adalah 4 langkah yang bisa membantu Puan bangkit setelah ditolak magang.

1. Take a Deep Breath
Hal pertama yang harus Puan lakukan adalah mengambil napas panjang. Rasanya memang menyakitkan ketika harapan tidak sesuai kenyataan, tapi tidak apa-apa untuk merasa kecewa. Beri diri sendiri waktu untuk menerima emosi ini. Menangis? Boleh. Menyendiri sebentar? Tidak masalah. Setelah itu, fokus pada hal-hal yang bisa Puan kendalikan. Penolakan hanyalah tanda bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki atau peluang yang lebih baik menunggumu.

2. Ask for Feedback
Langkah berikutnya adalah mencari tahu kenapa Puan ditolak. Jika memungkinkan, hubungi HR atau pihak yang bertanggung jawab atas proses seleksi. Tanyakan dengan sopan, “Bolehkah saya tahu area yang perlu saya tingkatkan?”. Feedback ini bisa memberikan insight berharga. Misalnya, apakah CV kurang menarik, atau ada hal yang perlu ditingkatkan dari cara Puan menjawab pertanyaan wawancara? Kalau HR tidak memberikan feedback, jangan khawatir. Puan bisa meminta teman, mentor, atau dosen untuk membantu mengevaluasi CV dan persiapan wawancara.

3. Perbaiki CV dan Portofolio
CV dan portofolio adalah representasi diri Puan di mata recruiter. Jadi, pastikan keduanya benar-benar menunjukkan pengalaman dan skill terbaik. Sesuaikan isi CV dengan deskripsi pekerjaan yang dilamar. Misalnya, jika perusahaan mencari seseorang yang terampil di bidang desain grafis, pastikan Puan menonjolkan proyek-proyek desain yang pernah dikerjakan. Selain itu, jika belum punya portofolio, mulailah membangun dari sekarang. Bisa dengan mengikuti proyek kecil, lomba, atau bahkan kerja sukarela. Portofolio yang kuat akan meningkatkan peluang untuk diterima di kesempatan berikutnya.

4. Kunjungi Pusat Karir Universitas
Sebagai mahasiswa, Puan punya akses ke pusat karir kampus, yang sering kali menjadi sumber daya berharga. Mereka biasanya menawarkan berbagai layanan, seperti konsultasi karir, bantuan memperbaiki CV, hingga informasi tentang peluang magang terbaru. Jangan ragu untuk memanfaatkan fasilitas ini. Bahkan, mereka bisa membantu Puan menemukan peluang magang yang mungkin belum Puan temukan di platform umum seperti LinkedIn atau Jobstreet. Siapa tahu, peluang emas ada di sana!

Puan, ditolak magang bukanlah hal yang memalukan. Justru, ini adalah bagian dari proses untuk belajar dan berkembang. Semua orang sukses pasti pernah menghadapi penolakan, tapi mereka memilih untuk bangkit dan terus mencoba. Semangat, Puan! Magang impianmu masih ada di depan mata. 🌟


REFERENSI:

Rejected in Internship? WHY?

How to deal with internship rejection

Bagaimana Menghadapi Penolakan dalam Mencari Magang dan Menemukan Peluang Lain?


Penulis: Cut Desyanti

Editor: Cut Desyanti

Comments

Rubik Puan Popular

MAGANG BERDAMPAK TALK: Membuka Jalan Menuju Karier Impian di Tempat Bergengsi

Image by: Event Documentation JAKARTA, 6 JULI 2025 -   Bloomin Area kembali hadir dengan semangat berbagi dan menginspirasi para pemuda Indonesia melalui kegiatan webinar edukatif bertajuk "Magang di Tempat Bergengsi, Siapkan Langkah Menuju Karir Impian!" pada Minggu, 6 Juli 2025. Bertempat di Zoom Meeting, acara ini sukses mengumpulkan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan dan organisasi. Webinar ini menghadirkan pembicara inspiratif, Utari Widya Ardhana, seorang Praktisi Ex-Data Analyst Magang Kampus Merdeka di Bank Indonesia sekaligus Duta Kampus Merdeka. Dalam sesi berbagi yang berlangsung hangat dan interaktif, Utari membedah tuntas seluk-beluk Magang Berdampak (MBer), mulai dari alur seleksi, tips strategi apply, hingga pengalaman personalnya selama menjadi bagian dari institusi sebesar Bank Indonesia. Salah satu poin penting yang disampaikan Utari adalah bagaimana MBer berbeda dari magang mandiri. MBer memiliki standarisasi, project terarah, mentoring, hingga...

Saving to Stay Sane: Hidup Hemat di Era Tekanan Konsumtif

  Image by:  Sampoerna Academy Puan, kita tau bahwa di tengah kondisi ekonomi yang terus berubah, banyak anak muda di Indonesia harus menghadapi kenyataan pahit, biaya hidup yang semakin tinggi, sementara penghasilan tidak selalu ikut naik. Mulai dari harga sewa tempat tinggal, biaya transportasi, hingga kebutuhan pokok yang semakin mahal. Semuanya semakin menjadi beban tersendiri, terutama bagi mereka yang hidup mandiri di kota besar atau baru mulai melangkah ke dunia kerja. Situasi ini mendorong munculnya kebutuhan untuk mengelola keuangan secara lebih bijak. Bukan sekadar berhemat, melainkan menjalani gaya hidup yang benar-benar memperhitungkan setiap pengeluaran. Di sinilah konsep frugal living menjadi relevan. Bukan karena ikut-ikutan tren, tapi karena memang dibutuhkan sebagai strategi bertahan di tengah tekanan ekonomi dan sosial. Lalu, Apa itu Frugal Living ? Frugal living adalah pola pikir dan gaya hidup di mana seseorang secara sadar membatasi pengeluaran yang dira...

Lelah yang Gak Hilang? Yuk, Kenalan sama Burnout dan Cara Mengatasinya!

Puan, pernah merasa capek banget, tapi gak tahu kenapa? Tidur sudah cukup, makan teratur, tapi badan dan pikiran tetap terasa berat. Susah fokus, gampang marah, pekerjaan sederhana jadi terkesan bikin mood jelek, bahkan waktu libur pun gak nambah tenaga. Kalau Puan mengalami ini berkepanjangan, bisa jadi Puan lagi burnout.  Burnout itu Apa, Sih? Burnout itu kondisi di mana energi fisik, mental, dan emosional Puan benar-benar terkuras habis karena stres berkepanjangan, biasanya akibat pekerjaaan atau tekanan hidup yang gak ada habisnya. Beda dengan capek biasa, burnout bikin Puan ngerasa kosong, kehilangan semangat, atau bahkan sampai malas melakukan hal-hal yang dulu Puan suka.  Ciri-ciri utama burnout menurut WHO dan praktisi psikologi, antara lain: Kelelahan ekstrim, baik secara fisik, mental, maupun emosional, yang gak hilang meskipun sudah istirahat.  Terbentuknya jarak emosional atau rasa jauh dari pekerjaan, sehingga Puan merasa apatis dan gak peduli terhadap tugas ...

Perfectionism: High Standards or Hidden Insecurities?

Image by:  LinkedIn Pernah ga Puan rela menghabiskan waktu berjam-jam melakukan sesuatu atau merevisi pekerjaan berkali kali?  “Ulang deh, masih kurang bagus,” atau “Duh, ada yang miring dikit, ulang lagi aja deh biar lebih bagus.” Jadinya Puan butuh waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu pekerjaan karena merasa kurang puas sama hasilnya yang kelihatan belum sempurna. Kayak, Puan selalu punya celah untuk notice kesalahan sekecil mungkin, padahal orang lain ga sadar ada yang salah. Kalau Puan merasa relate , bisa jadi Puan termasuk orang yang perfeksionis. Nah, Apa Sih Perfeksionis Itu? Perfeksionis sendiri merupakan orang orang yang menetapkan standar tinggi terhadap kinerja dan kepribadian mereka. Karena hal tersebut, orang orang yang perfeksionis biasanya punya ambisi yang tinggi, karena mereka menginginkan hal-hal yang mereka lakukan berakhir dengan sempurna tanpa kesalahan sekecil mungkin.  Tunggu, coba jujur sebentar. Apa benar itu soal standar tinggi? Atau ...

Soft Skill, Kunci Bertahan Puan di Dunia Nyata

  Sumber:  istockphoto.com P uan, coba deh jujur, apakah Puan pernah merasa gugup waktu disuruh presentasi? Atau bingung harus gimana saat ada konflik di kelompok tugas? Padahal nilai Puan bagus, tugas selalu selesai tepat waktu, tapi kok tetap merasa kurang siap masuk dunia nyata? Nah, bisa jadi Puan belum banyak dapet bekal soft skill. Apa Sih Sebenarnya Soft Skill Itu? Soft skill itu bukan soal pintar matematika, jago coding, atau hapal teori. Soft skill adalah kemampuan yang berhubungan dengan cara kita berinteraksi dengan orang lain, bagaimana kita berpikir, berkomunikasi, dan mengelola diri sendiri dalam berbagai situasi. Bayangin deh, Puan kerja di sebuah tim. Tugasnya nggak terlalu sulit, tapi ternyata lebih susah kerja bareng orang yang beda gaya, beda opini, bahkan kadang nggak enakan. Nah, disinilah soft skill mulai terasa penting. Gimana cara menyampaikan ide dengan jelas, cara berkompromi, mendengar, dan menyelesaikan konflik, semua itu termasuk soft skill. B...