Image by: LinkedIn Pernah ga Puan rela menghabiskan waktu berjam-jam melakukan sesuatu atau merevisi pekerjaan berkali kali? “Ulang deh, masih kurang bagus,” atau “Duh, ada yang miring dikit, ulang lagi aja deh biar lebih bagus.” Jadinya Puan butuh waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu pekerjaan karena merasa kurang puas sama hasilnya yang kelihatan belum sempurna. Kayak, Puan selalu punya celah untuk notice kesalahan sekecil mungkin, padahal orang lain ga sadar ada yang salah. Kalau Puan merasa relate , bisa jadi Puan termasuk orang yang perfeksionis. Nah, Apa Sih Perfeksionis Itu? Perfeksionis sendiri merupakan orang orang yang menetapkan standar tinggi terhadap kinerja dan kepribadian mereka. Karena hal tersebut, orang orang yang perfeksionis biasanya punya ambisi yang tinggi, karena mereka menginginkan hal-hal yang mereka lakukan berakhir dengan sempurna tanpa kesalahan sekecil mungkin. Tunggu, coba jujur sebentar. Apa benar itu soal standar tinggi? Atau ...
Apakah Puan sering merasa terjebak dalam pikiran negatif yang menghalangi Puan meraih potensi dan kebahagiaan? Jika iya, maka Puan berada di tempat yang tepat. Artikel ini akan membahas cara mengubah pikiran negatif menjadi positif dengan membangun mindset yang penuh keyakinan dan optimisme.
Mindset, atau pola pikir, merupakan pondasi penting dalam menjalani kehidupan yang sukses dan membangun kebahagiaan. Pikiran negatif seperti keraguan, rasa tidak berharga, dan kecemasan dapat merusak mindset Puan dan menghalangi Puan mencapai potensi terbaik.
Namun, Puan tidak perlu putus asa. Ada beberapa langkah praktis yang dapat Puan lakukan untuk mengubah pikiran negatif menjadi positif:
- Kesadaran akan pikiran negatif: Puan perlu mengenali dan menyadari pola pikir negatif yang muncul dalam diri Puan. Coba identifikasi pikiran-pikiran tersebut dan berikan pengertian bahwa Puan memiliki kendali atas pikiran-pikiran itu.
- Reframing: Saat Puan menghadapi pikiran negatif, coba ubah perspektifnya dengan mencari sudut pandang yang lebih positif. Tantang dan pertanyakan kebenaran pikiran negatif tersebut, dan cari bukti-bukti yang mendukung pikiran positif.
- Afirmasi positif: Gunakan afirmasi positif sebagai alat untuk menggantikan pikiran negatif. Ucapkan kata-kata yang memberikan kekuatan dan keyakinan kepada diri Puan. Misalnya, "Saya mampu mengatasi segala rintangan" atau "Saya memiliki potensi tak terbatas."
- Lingkungan yang mendukung: Ciptakan lingkungan yang positif dan inspiratif. Temui orang-orang yang mendukung dan termotivasi, dan hindari pengaruh negatif yang dapat merusak mindset Puan.
- Latihan dan kesabaran: Mengubah mindset membutuhkan waktu dan latihan yang konsisten. Teruslah melatih pikiran Puan untuk berpikir positif dan menghadapi rintangan dengan optimisme. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, Puan dapat membangun mindset yang penuh dengan keyakinan dan optimisme. Ingatlah bahwa perubahan tidak terjadi dalam semalam, tetapi dengan kesabaran dan ketekunan, Puan akan melihat perbedaan yang signifikan dalam hidup Puan.
Referensi:
- Dweck, C. S. (2006). Mindset: The New Psychology of Success. Random House.
- Seligman, M. E. P. (2006). Learned Optimism: How to Change Your Mind and Your Life. Vintage.
- Fredrickson, B. L. (2009). Positivity: Top-Notch Research Reveals the Upward Spiral That Will Change Your Life. Harmony.
- Burns, D. D. (1999). Feeling Good: The New Mood Therapy. HarperCollins.
- Cameron, J. (2002). The Artist's Way: A Spiritual Path to Higher Creativity. TarcherPerigee.
Comments
Post a Comment