Image by: LinkedIn Pernah ga Puan rela menghabiskan waktu berjam-jam melakukan sesuatu atau merevisi pekerjaan berkali kali? “Ulang deh, masih kurang bagus,” atau “Duh, ada yang miring dikit, ulang lagi aja deh biar lebih bagus.” Jadinya Puan butuh waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu pekerjaan karena merasa kurang puas sama hasilnya yang kelihatan belum sempurna. Kayak, Puan selalu punya celah untuk notice kesalahan sekecil mungkin, padahal orang lain ga sadar ada yang salah. Kalau Puan merasa relate , bisa jadi Puan termasuk orang yang perfeksionis. Nah, Apa Sih Perfeksionis Itu? Perfeksionis sendiri merupakan orang orang yang menetapkan standar tinggi terhadap kinerja dan kepribadian mereka. Karena hal tersebut, orang orang yang perfeksionis biasanya punya ambisi yang tinggi, karena mereka menginginkan hal-hal yang mereka lakukan berakhir dengan sempurna tanpa kesalahan sekecil mungkin. Tunggu, coba jujur sebentar. Apa benar itu soal standar tinggi? Atau ...
Image by Source of Insight
Manusia pada dasarnya diciptakan berbeda beda ya, Puan, begitu juga dengan mindset yang dibangun oleh diri kita sendiri. Menurut Carol Dweck psikologi dari Stanford University mindset terbagi menjadi dua yaitu fixed mindset dan growth mindset.
Apa itu fixed mindset?
Fixed mindset merupakan pola pikir yang percaya bahwa suatu kecerdasan ataupun bakat dalam individu yang sifatnya tidak akan pernah berubah. Orang yang mempunyai fixed mindset cenderung mudah menyerah, tidak mau ambil resiko atas tantangan dalam hidup serta mudah merasa terancam atas keberhasilan orang lain.
Lalu, apa itu growth mindset?
Growth mindset merupakan pola pikir yang ingin selalu berkembang dan percaya bahwa sebuah kesuksesan bisa didapatkan dengan kerja keras. Dengan kata lain seorang yang mempunyai growth mindset akan selalu tampil berani serta mencoba hal-hal baru.
Perbedaan kedua mindset ini apasih?
Fixed mindset
- Menghindari tantangan karena takut dengan kegagalan terlebih dahulu.
- Percaya bahwa tidak ada artinya bila berusaha lebih keras.
- Merasa bahwa kecerdasan dan bakat adalah sesuatu yang statis.
- Merasa sering terancam dengan hasil pencapaian orang lain.
- Sering mudah menyerah.
- Menganggap sebuah feedback sebagai hal yang negatif seperti ingin menjatuhkan.
- Cenderung menerima tantangan dalam kehidupannya.
- Percaya bahwa usaha akan mencapai hasil terbaik.
- Meyakini bahwa kecerdasan dan bakat dapat diasah/ditingkatkan.
- Bila melihat kesuksesan orang lain akan terinspirasi.
- Tidak mudah menyerah.
- Menganggap feedback sebagai kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri lagi.
Dari penjelasan diatas mungkin Puan dapat melihat secara jelas perbedaan yang sangat menonjol dari kedua mindset tersebut. Kira-kira setelah Puan membacanya, saat ini kamu cenderung di posisi pada mindset yang mana serta lingkungan sekitarmu lebih menggunakan fixed mindset atau growth mindset?
Bila Puan merasa lebih cenderung berada di posisi fixed mindset dan ingin merubahnya menjadi growth mindset tentunya itu menjadi sebuah kemajuan dan proses untuk memperbaiki diri, jadi Puan jangan pernah takut dan ragu untuk terus memperbaiki diri dan berkembang ya!
Referensi :
Mindsethealth
Mindsethealth
Author : Yuri Giantini
Editor : Nazwal Bilbina Budiman
Comments
Post a Comment