Langsung ke konten utama

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Tips agar Tetap Tenang di Bawah Tekanan




 Hidup terkadang menghadapkan kita pada tantangan yang tak terduga. Misalnya, Puan harus menyelesaikan tugas kelompok sendirian karena teman yang tidak kooperatif, atau merasa terbebani oleh ekspektasi tinggi dari atasan di kantor pada proyek yang Puan kerjakan. 


Situasi-situasi sulit tersebut dapat memicu perasaan panik dan terbebani yang membuat Puan salah langkah. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk memiliki skill tetap tenang di bawah tekanan. 



Pentingnya tetap tenang di bawah tekanan


Dengan tetap tenang, Puan bisa berpikir lebih jernih, tetap terkendali, dan mengambil keputusan yang lebih baik. Namun, tetap tenang bukan berarti mengabaikan stres, melainkan mengelolanya dengan baik. Seperti memilih untuk merespons situasi dengan bijak, bukan bereaksi secara impulsif.


Bersikap tenang di bawah tekanan menunjukkan kekuatan, ketahanan, dan kecerdasan emosional. Kabar baiknya, skill ini bisa Puan latih. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan konsep mindfulness. Dengan begitu, Puan tidak hanya akan lebih tenang, tetapi juga bisa menciptakan lingkungan belajar atau kerja yang lebih positif dan terarah.



Bagaimana mindfulness membantu kita agar tetap tenang?


Saat kita berada di bawah tekanan, pikiran kita sering kali panik dan cemas karena membayangkan hal buruk yang mungkin akan terjadi. Dengan mindfulness, kita bisa memfokuskan perhatian pada saat ini.


Mindfulness membantu kita melepaskan diri dari pemicu stres dan memberi ruang untuk ketenangan. Meskipun hanya beberapa menit dalam sehari, latihan mindfulness sangat membantu kita tetap tenang saat tertekan.


Jadi, dengan mindfulness, Puan dapat lebih fokus pada momen saat ini, daripada terus memikirkan kemungkinan terburuk.



Tips agar tetap tenang di bawah tekanan dari ahlinya


Berikut ini adalah beberapa tips agar tetap tenang di bawah tekanan yang dibagikan oleh pemimpin tim penjinak bom (Explosive Ordnance Disposal) dari Angkatan Laut AS dalam wawancaranya bersama Barking Up The Wrong Tree.


  1. Hindari rabbit hole

Jangan terlalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang tidak ada habisnya. Sebaliknya, coba tanyakan pada diri sendiri, "Masalah serupa apa yang pernah aku hadapi?" Lalu, gunakan pengalaman itu untuk menilai situasi dengan tenang.


  1. Kendalikan apa yang bisa dikendalikan

Pernahkah Puan berpikir betapa berbahayanya mengendarai motor atau mobil? Namun, hal itu tidak membuat Puan cemas, kan? Itu karena Puan merasa memegang kendali. Perasaan mengendalikan situasi inilah yang membuat Puan merasa aman.


  1. Fokus pada langkah selanjutnya

Singkirkan pikiran negatif, buat keputusan, dan fokus pada satu langkah berikutnya. Dengan begitu, Puan akan tetap tenang dalam menghadapi tekanan seberat apa pun.


Ingatlah Puan, tetap tenang di bawah tekanan adalah sebuah kekuatan. Kendalikan apa yang bisa dikendalikan, fokus pada satu langkah selanjutnya, dan ubah tekanan menjadi pemicu kesuksesan. Puan pasti bisa melakukannya!



Referensi:

Calm.com

Bakadesuyo.com


Author & Editor:

Dwi Khumaeroh Saadah

Komentar

Rubik Puan Popular

Kenyataan Work-Life Balance yang Sering Disalahpahami

Puan nggak sih Puan ngerasa kayak semua hal minta waktu di saat yang sama kuliah, kerja, organisasi, bahkan diri Puan sendiri? Semua bilang “harus seimbang,” tapi nggak ada yang ngajarin gimana caranya. Akhirnya, kita terus coba jadi semuanya: anak yang berbakti, teman yang ada, mahasiswa yang aktif, pekerja yang nggak pernah telat, padahal diam-diam… kita cuma pengen napas sebentar. Mitos 50:50 dan kenapa ia berbahaya Work-life balance sering disalahpahami kayak rumus matematika 50% kerja, 50% istirahat. Padahal hidup nggak sesederhana itu. Keseimbangan bukan angka tetap, tapi kemampuan untuk menyesuaikan fokus sesuai fase hidup. Ada masa di mana Puan lagi all-out di karier atau kampus, dan itu nggak salah. Ada masa juga di mana Puan lagi perlu berhenti, pulih, dan mengembalikan energi dan itu juga bagian dari seimbang. American Psychological Association (2021), mencatat bahwa ketika keseimbangan kerja dan hidup terganggu, stres kronis dan burnout mudah muncul. Jadi, “seimbang” buk...

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Growth Mindset vs Fixed Mindset: Pilihan Pola Pikir yang Menentukan Masa Depan

Image by  Source of Insight Manusia pada dasarnya diciptakan berbeda beda ya, Puan, begitu juga dengan mindset yang dibangun oleh diri kita sendiri. Menurut Carol Dweck psikologi dari Stanford University mindset terbagi menjadi dua yaitu fixed mindset dan growth mindset . Apa itu fixed mindset ? Fixed mindset merupakan pola pikir yang percaya bahwa suatu kecerdasan ataupun bakat dalam individu yang sifatnya tidak akan pernah berubah. Orang yang mempunyai fixed mindset cenderung mudah menyerah, tidak mau ambil resiko atas tantangan dalam hidup serta mudah merasa terancam atas keberhasilan orang lain. Lalu, apa itu growth mindset ? Growth mindset merupakan pola pikir yang ingin selalu berkembang dan percaya bahwa sebuah kesuksesan bisa didapatkan dengan kerja keras. Dengan kata lain seorang yang mempunyai growth mindset akan selalu tampil berani serta mencoba hal-hal baru. Perbedaan kedua mindset ini apasih? Fixed mindset Menghindari tantangan karena takut dengan kegagalan te...

Fear of Being Perceived: Alasan Kamu Takut Kena Judge

             Puan, dalam ruang sosial pernah nggak sih merasa bahwa ada banyak pasang mata yang seakan mengikuti setiap gerak-gerik? Seakan tatapan orang lain yang bahkan belum tentu kita kenal aja secara nggak langsung memvalidasikan sesuatu yang kita lakukan. Contohnya saat Puan keluar rumah ada kecenderungan untuk tampil secara baik.  Dalam hal ini, semua yang Puan pakai harus menyesuaikan ekspektasi banyak orang di zaman ini. Apa yang kita unggah ke media sosial adalah sisi yang paling baik, tapi belum tentu sisi yang benar-benar mencerminkan diri sendiri. Apa Itu Fear of Being Perceived? Menurut sumber web Psychology Today, pada dasarnya setiap individu memiliki keinginan untuk divalidasi, dilihat, dan dianggap oleh orang lain sebagaimana versi diri kita yang sebenar-benarnya. Namun, dalam perjalanannya mungkin kita pernah mengalami kritik berlebih atau dianggap aneh ketika mencoba menjadi diri sendiri. Sehingga ketika kita mencoba menja...

Spiral of Silence Theory: Jadi Minoritas Jarang Didengar

source: Kompasiana.com Spiral of Silence Theory   atau yang disebut dengan teori spiral keheningan, mungkin terdengar asing ya, Puan? Tapi apakah kamu pernah merasa ketika ingin menyampaikan pendapat dalam suatu isu, namun ada keraguan dan ketakutan karena nanti menjadi terisolasi sendiri, sehingga pendapat tersebut tak jadi kamu disampaikan? Teori spiral keheningan atau  spiral of silence theory  ini pertama kali dicetuskan oleh  Elisabeth Noelle Neumann  (1973) mengenai kelompok minoritas yang cenderung akan menjadi diam atau tidak berani menyampaikan pendapatnya karena takut akan terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Maka sering kali, minoritas mengikuti pendapat kelompok mayoritas. source: kumparan.com Dalam lingkup sosial hal ini sering terjadi, bahkan orang cenderung menghindarinya dan lebih memilih mengikuti pendapat mayoritas dengan anggapan bahwa tidak akan merasa sendiri atau terisolasi di tengah masyarakat. Melihat perilaku masyarakat Indonesia ya...