Image by: LinkedIn Pernah ga Puan rela menghabiskan waktu berjam-jam melakukan sesuatu atau merevisi pekerjaan berkali kali? “Ulang deh, masih kurang bagus,” atau “Duh, ada yang miring dikit, ulang lagi aja deh biar lebih bagus.” Jadinya Puan butuh waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu pekerjaan karena merasa kurang puas sama hasilnya yang kelihatan belum sempurna. Kayak, Puan selalu punya celah untuk notice kesalahan sekecil mungkin, padahal orang lain ga sadar ada yang salah. Kalau Puan merasa relate , bisa jadi Puan termasuk orang yang perfeksionis. Nah, Apa Sih Perfeksionis Itu? Perfeksionis sendiri merupakan orang orang yang menetapkan standar tinggi terhadap kinerja dan kepribadian mereka. Karena hal tersebut, orang orang yang perfeksionis biasanya punya ambisi yang tinggi, karena mereka menginginkan hal-hal yang mereka lakukan berakhir dengan sempurna tanpa kesalahan sekecil mungkin. Tunggu, coba jujur sebentar. Apa benar itu soal standar tinggi? Atau ...
Terkadang ekspektasi tak sejalan dengan realita yang diperoleh. Ekspektasi yang ada dalam diri seseorang bisa dipengaruhi banyak hal, sehingga dampak yang ditimbulkan juga beragam. Mengontrol ekspektasi diperlukan agar harapan yang tinggi tidak menjadi bumerang bagi Puan. Pernahkan Puan mendengar kalimat “No expectation, no disappointments”. Ekspektasi sering menjadi hal yang membuat orang mudah kecewa, sedih, dan menjadi tidak bersemangat. Meskipun begitu, ekspektasi bisa menjadi sumber motivasi loh, Puan! Apalagi bila diimbangi rencana yang matang untuk mewujudkannya. Apakah Puan termasuk orang yang sering berekspektasi tinggi? Berekspektasi adalah hal yang sulit untuk dihilangkan karena setiap orang pasti menginginkan hal yang terbaik bagi dirinya. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar Puan bisa mengontrol ekspektasi di dalam diri. Berikut Puan Bisa akan memberikan tips cara menjaga ekspektasi agar tidak terlalu tinggi: 1. Menyeimbangkan antara logika dan perasaan Saat Puan mem...