Langsung ke konten utama

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Tak Pernah Salah? Menggali Lebih Dalam Fenomena Dunning-Kruger Effect






source: https://thedecisionlab.com/biases/dunning-kruger-effect

K

ali ini kita akan mengenal istilah baru lagi Puan, yaitu Dunning-Kruger EffectDunning-Kruger Effect adalah fenomena dalam psikologi yang dapat didefinisikan sebagai bias kognitif dimana seseorang keliru menilai kemampuan yang dimiliki diri sendiri. Individu yang mengalami Dunning-Kruger Effect akan merasa kemampuan mereka jauh lebih tinggi dari yang sebenarnya. Bias ini dikaitkan dengan ketidakmampuan metakognitif untuk mengenali kemampuan mereka sendiri.

Teori Dunning-Kruger Effect ini dikembangkan oleh David Dunning dan Justin Kruger pada tahun 1999, dua profesor psikologi dari Cornell University. David dan Justin awalnya terinspirasi kasus McArthur Wheeler, seorang pria yang merampok 2 bank yang menutupi wajahnya dengan perasan air jeruk dan yakin bahwa wajahnya tidak terlihat dan tidak terekam oleh kamera pengawas, sama seperti menulis dengan tinta perasan air jeruk maka tulisannya tidak terlihat.

Orang dengan Dunning-Kruger Effect cenderung enggan dianggap tidak memiliki kemampuan, sehingga mereka meningkatkan penilaian terhadap dirinya dan mengabaikan kelemahan, Hal ini disebabkan karena ego. Mereka tidak menyadari bahwa kemampuan yang dimiliki masih kurang dibandingkan orang lain karena merasa sudah cukup banyak mempelajari sesuatu dan berhasil bertahan dalam suatu kejadian. Karena tidak menyadari sepenuhnya, akhirnya mereka memiliki titik buta. Dalam kata lain, mereka tidak dapat melihat bahwa mereka salah, dan menganggap dirinya telah melakukan yang terbaik.

Siapa saja yang bisa terkena efek ini, Puan? Kenyataannya adalah bahwa efek Dunning-Kruger mempengaruhi semua orang. Tidak ada yang bisa mengklaim suatu keahlian. Selain itu, efek Dunning-Kruger bukanlah pertanda kecerdasan rendah. Orang pintar juga mengalami fenomena ini.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari efek Dunning-Kruger?
Yuk, pelajari tips berikut ini:

Perkaya wawasan dan pengetahuan dengan terus belajar
source: nugasin.com

Alih-alih merasa tahu segalanya tentang suatu topik, teruslah menggali lebih dalam. Setelah Puan mendapatkan pengetahuan yang lebih besar, maka semakin besar pula kemungkinan Puan untuk mengenali banyaknya hal yang masih harus dipelajari.

Minta pendapat orang lain
source: dailysia.com

Tidak ada yang salah dari meminta pendapat dan kritik dari orang lain ya, puan! kritik dan saran yang membangun dari orang lain dapat dijadikan evaluasi untuk Puan. Meskipun, terkadang sulit untuk mendengarnya, namun umpan balik tersebut dapat membantu Puan mengetahui bagaimana orang lain memandang kemampuan diri Puan sendiri. Jadi, jangan merasa paling benar sendiri ya Puan. Terkadang pendapat orang lain sangat perlu untuk kita pertimbangkan

Mengenali Kekurangan Diri Sendiri
source: https://shorturl.at/XIt06
            
Mengenali kekurangan diri sendiri adalah perjalanan penting menuju pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita. Ketika kita berani menghadapi dan mengakui kelemahan yang ada dalam diri, itu bukanlah tanda kelemahan, tetapi sebuah tindakan keberanian yang membuka pintu menuju pertumbuhan pribadi. Dalam konteks Dunning-Kruger Effect, kesadaran akan kekurangan diri adalah perisai terhadap jebakan kesombongan intelektual yang sering kali menghalangi kita dari pembelajaran yang lebih baik.

Dengan kesadaran akan efek ini dan usaha yang konsisten untuk terus belajar dan berkembang, kita dapat mengurangi risiko terjebak dalam perangkap Dunning-Kruger dan menjadi lebih efektif dalam mencapai tujuan dan meningkatkan kemampuan kita.


Referensi:

Pasha, D. (2024). Malang Inspirasi. Dunning-Kruger Effect, Perilaku Sok Tahu Sok Hebat yang Menyebalkan. Diakses pada 27 Mei 2024 dari https://malanginspirasi.com/2024/03/29/dunning-kruger-effect-perilaku-sok-tahu-sok-hebat-yang-menyebalkan

Horo, T.B. (2022). Ruangguru. Efek Dunning-Kruger: Alasan Mengapa Orang Merasa Paling Baik. Diakses pada 27 Mei 2024 dari https://www.ruangguru.com/blog/dunning-kruger-effect

Sastika, S.P.N. (2022). Satu Persen. Dunning-Kruger Effect: Alasan Orang Merasa Lebih Pintar dari Kenyataannya. Diakses pada 27 Mei 2024 dari https://satupersen.net/blog/dunning-kruger-effect


Author: Maya Zahwa Aulia

Editor: Maya Zahwa Aulia

Komentar

Rubik Puan Popular

Kenyataan Work-Life Balance yang Sering Disalahpahami

Puan nggak sih Puan ngerasa kayak semua hal minta waktu di saat yang sama kuliah, kerja, organisasi, bahkan diri Puan sendiri? Semua bilang “harus seimbang,” tapi nggak ada yang ngajarin gimana caranya. Akhirnya, kita terus coba jadi semuanya: anak yang berbakti, teman yang ada, mahasiswa yang aktif, pekerja yang nggak pernah telat, padahal diam-diam… kita cuma pengen napas sebentar. Mitos 50:50 dan kenapa ia berbahaya Work-life balance sering disalahpahami kayak rumus matematika 50% kerja, 50% istirahat. Padahal hidup nggak sesederhana itu. Keseimbangan bukan angka tetap, tapi kemampuan untuk menyesuaikan fokus sesuai fase hidup. Ada masa di mana Puan lagi all-out di karier atau kampus, dan itu nggak salah. Ada masa juga di mana Puan lagi perlu berhenti, pulih, dan mengembalikan energi dan itu juga bagian dari seimbang. American Psychological Association (2021), mencatat bahwa ketika keseimbangan kerja dan hidup terganggu, stres kronis dan burnout mudah muncul. Jadi, “seimbang” buk...

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Growth Mindset vs Fixed Mindset: Pilihan Pola Pikir yang Menentukan Masa Depan

Image by  Source of Insight Manusia pada dasarnya diciptakan berbeda beda ya, Puan, begitu juga dengan mindset yang dibangun oleh diri kita sendiri. Menurut Carol Dweck psikologi dari Stanford University mindset terbagi menjadi dua yaitu fixed mindset dan growth mindset . Apa itu fixed mindset ? Fixed mindset merupakan pola pikir yang percaya bahwa suatu kecerdasan ataupun bakat dalam individu yang sifatnya tidak akan pernah berubah. Orang yang mempunyai fixed mindset cenderung mudah menyerah, tidak mau ambil resiko atas tantangan dalam hidup serta mudah merasa terancam atas keberhasilan orang lain. Lalu, apa itu growth mindset ? Growth mindset merupakan pola pikir yang ingin selalu berkembang dan percaya bahwa sebuah kesuksesan bisa didapatkan dengan kerja keras. Dengan kata lain seorang yang mempunyai growth mindset akan selalu tampil berani serta mencoba hal-hal baru. Perbedaan kedua mindset ini apasih? Fixed mindset Menghindari tantangan karena takut dengan kegagalan te...

Fear of Being Perceived: Alasan Kamu Takut Kena Judge

             Puan, dalam ruang sosial pernah nggak sih merasa bahwa ada banyak pasang mata yang seakan mengikuti setiap gerak-gerik? Seakan tatapan orang lain yang bahkan belum tentu kita kenal aja secara nggak langsung memvalidasikan sesuatu yang kita lakukan. Contohnya saat Puan keluar rumah ada kecenderungan untuk tampil secara baik.  Dalam hal ini, semua yang Puan pakai harus menyesuaikan ekspektasi banyak orang di zaman ini. Apa yang kita unggah ke media sosial adalah sisi yang paling baik, tapi belum tentu sisi yang benar-benar mencerminkan diri sendiri. Apa Itu Fear of Being Perceived? Menurut sumber web Psychology Today, pada dasarnya setiap individu memiliki keinginan untuk divalidasi, dilihat, dan dianggap oleh orang lain sebagaimana versi diri kita yang sebenar-benarnya. Namun, dalam perjalanannya mungkin kita pernah mengalami kritik berlebih atau dianggap aneh ketika mencoba menjadi diri sendiri. Sehingga ketika kita mencoba menja...

Spiral of Silence Theory: Jadi Minoritas Jarang Didengar

source: Kompasiana.com Spiral of Silence Theory   atau yang disebut dengan teori spiral keheningan, mungkin terdengar asing ya, Puan? Tapi apakah kamu pernah merasa ketika ingin menyampaikan pendapat dalam suatu isu, namun ada keraguan dan ketakutan karena nanti menjadi terisolasi sendiri, sehingga pendapat tersebut tak jadi kamu disampaikan? Teori spiral keheningan atau  spiral of silence theory  ini pertama kali dicetuskan oleh  Elisabeth Noelle Neumann  (1973) mengenai kelompok minoritas yang cenderung akan menjadi diam atau tidak berani menyampaikan pendapatnya karena takut akan terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Maka sering kali, minoritas mengikuti pendapat kelompok mayoritas. source: kumparan.com Dalam lingkup sosial hal ini sering terjadi, bahkan orang cenderung menghindarinya dan lebih memilih mengikuti pendapat mayoritas dengan anggapan bahwa tidak akan merasa sendiri atau terisolasi di tengah masyarakat. Melihat perilaku masyarakat Indonesia ya...