Image by: Tamasia.co.id Puan, pernahkah ngerasain susah banget buat konsisten? Misalnya, sudah bikin resolusi tahun baru untuk tidak begadang, tapi setelah dua bulan, balik lagi deh ke kebiasaan scroll TikTok sampai tengah malam. Kok susah banget ya buat tetap konsisten? Kenapa kita susah konsisten? Sebelum bahas lebih jauh, yuk pahami dulu apa itu konsistensi. Menurut KBBI, konsisten berarti tetap, nggak berubah-ubah, taat asas, atau selaras. Namun, kita sering menyamakan konsistensi dengan kesempurnaan. Contohnya, seseorang punya target tidur jam 9 malam setiap hari. Namun suatu waktu ia harus ngerjain tugas sampai jam 11, lalu langsung merasa gagal. Padahal sebenarnya, kalau dia masih bisa tidur sebelum jam 12, itu tetap jauh lebih baik daripada begadang. Nah, mindset “harus selalu sempurna” inilah yang sering bikin kita cepat menyerah saat ada satu hari bolong. Konsistensi bukan berarti 100% Puan, konsistensi itu nggak harus 100% setiap hari, kok. Ada kalanya kita cuma bisa kasih...
Pernahkah Puan merawat seseorang terdekat Puan dengan membantu menyediakan kebutuhan medis dan pribadi orang yang sedang sakit? Orang tersebut disebut pula caregiver, caregiver merupakan pengasuh yang merawat orang lain ketika orang tersebut sakit sehingga tidak mampu merawat dirinya sendiri. Memang sih, di awal-awal mungkin akan merasa baik-baik saja ketika membantu mereka yang sedang sakit, namun tidak jarang jika dalam kurun waktu yang lama seringkali seorang caregiver kewalahan dan kerap kehabisan tenaga yang menguras emosi, fisik, dan mental. Kalau sudah merasakan stres dan lelah yang mempengaruhi kehidupan kesehatan kamu secara negatif, maka fenomena ini disebut sebagai caregiver burnout.
Kenali tanda tanda caregiver burnout berikut, Puan!
- Tidak melakukan aktivitas selama beberapa waktu alias kecenderungan menarik diri dari teman-teman dan keluarga
- Kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya digemari
- Adanya perubahan pada pola tidur
- Merasa lelah, baik secara emosional maupun fisik.
- Cenderung lebih sering sakit
- Caregiver bingung dalam memisahkan peran mereka sebagai pengasuh dengan peran mereka sebagai pasangan, anak, teman, atau lainnya.
- Biasanya ketika seseorang sakit, seorang caregiver cenderung berharap bahwa pelayanan mereka mampu memberikan efek yang positif pada kesehatan dan kebahagiaan orang yang dirawat. Lalu, ketika hal tersebut terjadi, akan adanya dampak psikolog yang menyerang seorang caregiver.
- Tuntutan yang terlalu menekan seorang caregiver akan memberikan dampak burnout.
Banyak hal yang bisa Puan lakukan agar menghindari caregiver burnout seperti:
- Membicarakan tentang perasaan ataupun apa yang menjadi keluhan kepada orang terdekat yang sekiranya paling memahami Puan
- Pahamilah bahwa kamu tidak mampu merawat mereka secara sendirian alias memerlukan bantuan dalam melakukan beberapa tugas. Jika ada yang memungkinkan untuk bergantian dalam merawat, usahakanlah untuk membagi tugas dengan orang tersebut.
- Bersikaplah realistis akan penyakit yang dimiliki oleh orang yang sedang dirawat. Jika penyakit tersebut terbilang berat maka Puan harus memerlukan kesabaran ataupun menetapkan ekspektasi yang sewajarnya akan kesembuhan orang tersebut.
- Jangan lupa istirahat, luangkan waktu untuk diri sendiri meski hanya 1 hingga dua jam. Jangan lupakan pula untuk sesekali melakukan kegiatan yang Puan gemari.
REFERENSI:
Author: Namratul Ulya
Edithor: Maya Zahwa Aulia
Author: Namratul Ulya
Edithor: Maya Zahwa Aulia
Comments
Post a Comment