Skip to main content

Lelah yang Gak Hilang? Yuk, Kenalan sama Burnout dan Cara Mengatasinya!

Puan, pernah merasa capek banget, tapi gak tahu kenapa? Tidur sudah cukup, makan teratur, tapi badan dan pikiran tetap terasa berat. Susah fokus, gampang marah, pekerjaan sederhana jadi terkesan bikin mood jelek, bahkan waktu libur pun gak nambah tenaga. Kalau Puan mengalami ini berkepanjangan, bisa jadi Puan lagi burnout.  Burnout itu Apa, Sih? Burnout itu kondisi di mana energi fisik, mental, dan emosional Puan benar-benar terkuras habis karena stres berkepanjangan, biasanya akibat pekerjaaan atau tekanan hidup yang gak ada habisnya. Beda dengan capek biasa, burnout bikin Puan ngerasa kosong, kehilangan semangat, atau bahkan sampai malas melakukan hal-hal yang dulu Puan suka.  Ciri-ciri utama burnout menurut WHO dan praktisi psikologi, antara lain: Kelelahan ekstrim, baik secara fisik, mental, maupun emosional, yang gak hilang meskipun sudah istirahat.  Terbentuknya jarak emosional atau rasa jauh dari pekerjaan, sehingga Puan merasa apatis dan gak peduli terhadap tugas ...

Tahun Baru, Resolusi Gagal Lagi? Ini Dia Kesalahan yang Harus Kamu Hindari






Image by pinterpandai


Happy New Year, Puan!

Tak terasa, ya, kita sudah memasuki tahun 2025.
Bagaimana dengan tahun 2024 kemarin?
Apakah tujuan, harapan, dan impian Puan sudah terealisasi, atau masih ada yang tertunda?
Kalo belum, tenang saja, Puan tidak sendirian!

Survei yang dilakukan oleh US News & World Report menyatakan bahwa, 80% dari orang-orang yang memiliki resolusi tahun baru, gagal melanjutkan atau melaksanakan resolusi tersebut ketika sudah memasuki minggu ke dua di bulan Februari.

“Waduh, gimana ya Priska, sebentar lagi kan bulan Februari, aku takut resolusi-ku gagal lagi di tahun ini!”

Eits, tenang saja, Puan.

Priska akan membahas kesalahan-kesalahan umum yang sering dilakukan dan memberikan tips supaya resolusi Puan tidak hanya menjadi wacana. Yuk, simak tulisan ini sampai akhir!


Kesalahan yang Membuat Resolusi Tahun Baru Kamu Gagal

1. Tujuan yang Tidak Spesifik

Banyak orang menetapkan tujuan yang terlalu umum, misalnya "Ingin lebih sukses" atau "Ingin rajin belajar." Tanpa langkah konkret dan tujuan yang jelas, sulit untuk mencapainya. Untuk mengatasi hal ini, Puan bisa menggunakan metode S.M.A.R.T (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Misalnya, daripada mengatakan "Ingin lebih rajin belajar," lebih baik menetapkan "Akan belajar selama 1 jam setiap hari untuk meningkatkan nilai matematika." Dengan begitu, tujuan menjadi lebih terukur dan terencana.

2. Over Planning Tanpa Aksi

Pernah merasa terlalu banyak merencanakan sesuatu tanpa memulai? Semua rencana itu hanya akan menjadi angan-angan belaka. Memiliki banyak keinginan atau tujuan itu tidak masalah. Namun, yang menjadi masalah adalah ketika Puan hanya membuat planning tanpa aksi nyata. Biasanya, faktor ini dipengaruhi oleh kebiasaan menunda-nunda. Lebih baik membuat planning yang sederhana namun jelas, dan segera mengambil tindakan nyata disetiap harinya.

3. Sering Menunggu Waktu Tertentu

Satu di antara kebiasaan yang sering membuat resolusi gagal adalah menunggu "waktu yang tepat" untuk memulai. Misalnya, berpikir "Ah, nanti mulai bulan depan saja," atau "Besok, kalau suasana hati sudah baik, baru aku mulai." Padahal, tidak ada waktu yang benar-benar sempurna untuk memulai. Jika terus menunggu, kita malah akan kehilangan momentum. Mulailah sekarang juga, meskipun dengan langkah kecil. Ingat, kemajuan kecil lebih baik daripada tidak ada kemajuan sama sekali.

4. Kurangnya Evaluasi Berkala

Evaluasi adalah faktor penting untuk mengukur sejauh mana kita berproses. Tanpa evaluasi, Puan tidak akan tahu apakah sudah berada di jalur yang benar atau justru menyimpang dari rencana awal. Hal ini bisa diatasi dengan journaling setiap malam dan evaluasi setiap bulan. Refleksi ini membantu agar hal-hal yang kurang baik di bulan ini tidak terulang di bulan berikutnya.

5. Mengandalkan Motivasi Saja

Motivasi memang bisa menjadi kunci untuk tetap semangat menggapai tujuan. Namun, motivasi yang bersifat sementara dapat memengaruhi semangat kita. Semangat yang memudar akan membuat resolusi terabaikan. Oleh karena itu, penting untuk membangun motivasi yang berkelanjutan, misalnya dengan menetapkan tujuan yang bermakna dan relevan dengan nilai-nilai pribadi. 

6. Tidak Memiliki Sistem Pendukung

Lingkungan adalah salah satu faktor terpenting dalam membentuk diri kita. Lingkungan yang tidak mendukung sering kali menjadi penghambat terbesar ketika kita ingin menggapai tujuan. Oleh karena itu, penting untuk berada dalam lingkungan yang positif dan suportif dalam mendukung goals Puan. Carilah komunitas atau teman-teman yang memiliki visi serupa agar saling mendukung dan memotivasi.


Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, Puan bisa lebih fokus dan konsisten dalam mewujudkan resolusi di tahun baru. Selamat mencoba, dan tetap semangat untuk terus melangkah. Mari ciptakan tahun 2025 ini sebagai batu loncatan agar Puan semakin bersinar!





Referensi:

Survei yang dilakukan oleh US News & World Report
7 Kesalahan yang Membuat Resolusi Tahun Baru Jarang Terealisasikan
lifestyle.kompas.com




Author & Editor : Sarah Ardelia

Comments

Post a Comment

Rubik Puan Popular

Saving to Stay Sane: Hidup Hemat di Era Tekanan Konsumtif

  Image by:  Sampoerna Academy Puan, kita tau bahwa di tengah kondisi ekonomi yang terus berubah, banyak anak muda di Indonesia harus menghadapi kenyataan pahit, biaya hidup yang semakin tinggi, sementara penghasilan tidak selalu ikut naik. Mulai dari harga sewa tempat tinggal, biaya transportasi, hingga kebutuhan pokok yang semakin mahal. Semuanya semakin menjadi beban tersendiri, terutama bagi mereka yang hidup mandiri di kota besar atau baru mulai melangkah ke dunia kerja. Situasi ini mendorong munculnya kebutuhan untuk mengelola keuangan secara lebih bijak. Bukan sekadar berhemat, melainkan menjalani gaya hidup yang benar-benar memperhitungkan setiap pengeluaran. Di sinilah konsep frugal living menjadi relevan. Bukan karena ikut-ikutan tren, tapi karena memang dibutuhkan sebagai strategi bertahan di tengah tekanan ekonomi dan sosial. Lalu, Apa itu Frugal Living ? Frugal living adalah pola pikir dan gaya hidup di mana seseorang secara sadar membatasi pengeluaran yang dira...

Lelah yang Gak Hilang? Yuk, Kenalan sama Burnout dan Cara Mengatasinya!

Puan, pernah merasa capek banget, tapi gak tahu kenapa? Tidur sudah cukup, makan teratur, tapi badan dan pikiran tetap terasa berat. Susah fokus, gampang marah, pekerjaan sederhana jadi terkesan bikin mood jelek, bahkan waktu libur pun gak nambah tenaga. Kalau Puan mengalami ini berkepanjangan, bisa jadi Puan lagi burnout.  Burnout itu Apa, Sih? Burnout itu kondisi di mana energi fisik, mental, dan emosional Puan benar-benar terkuras habis karena stres berkepanjangan, biasanya akibat pekerjaaan atau tekanan hidup yang gak ada habisnya. Beda dengan capek biasa, burnout bikin Puan ngerasa kosong, kehilangan semangat, atau bahkan sampai malas melakukan hal-hal yang dulu Puan suka.  Ciri-ciri utama burnout menurut WHO dan praktisi psikologi, antara lain: Kelelahan ekstrim, baik secara fisik, mental, maupun emosional, yang gak hilang meskipun sudah istirahat.  Terbentuknya jarak emosional atau rasa jauh dari pekerjaan, sehingga Puan merasa apatis dan gak peduli terhadap tugas ...

MAGANG BERDAMPAK TALK: Membuka Jalan Menuju Karier Impian di Tempat Bergengsi

Image by: Event Documentation JAKARTA, 6 JULI 2025 -   Bloomin Area kembali hadir dengan semangat berbagi dan menginspirasi para pemuda Indonesia melalui kegiatan webinar edukatif bertajuk "Magang di Tempat Bergengsi, Siapkan Langkah Menuju Karir Impian!" pada Minggu, 6 Juli 2025. Bertempat di Zoom Meeting, acara ini sukses mengumpulkan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan dan organisasi. Webinar ini menghadirkan pembicara inspiratif, Utari Widya Ardhana, seorang Praktisi Ex-Data Analyst Magang Kampus Merdeka di Bank Indonesia sekaligus Duta Kampus Merdeka. Dalam sesi berbagi yang berlangsung hangat dan interaktif, Utari membedah tuntas seluk-beluk Magang Berdampak (MBer), mulai dari alur seleksi, tips strategi apply, hingga pengalaman personalnya selama menjadi bagian dari institusi sebesar Bank Indonesia. Salah satu poin penting yang disampaikan Utari adalah bagaimana MBer berbeda dari magang mandiri. MBer memiliki standarisasi, project terarah, mentoring, hingga...

Perfectionism: High Standards or Hidden Insecurities?

Image by:  LinkedIn Pernah ga Puan rela menghabiskan waktu berjam-jam melakukan sesuatu atau merevisi pekerjaan berkali kali?  “Ulang deh, masih kurang bagus,” atau “Duh, ada yang miring dikit, ulang lagi aja deh biar lebih bagus.” Jadinya Puan butuh waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu pekerjaan karena merasa kurang puas sama hasilnya yang kelihatan belum sempurna. Kayak, Puan selalu punya celah untuk notice kesalahan sekecil mungkin, padahal orang lain ga sadar ada yang salah. Kalau Puan merasa relate , bisa jadi Puan termasuk orang yang perfeksionis. Nah, Apa Sih Perfeksionis Itu? Perfeksionis sendiri merupakan orang orang yang menetapkan standar tinggi terhadap kinerja dan kepribadian mereka. Karena hal tersebut, orang orang yang perfeksionis biasanya punya ambisi yang tinggi, karena mereka menginginkan hal-hal yang mereka lakukan berakhir dengan sempurna tanpa kesalahan sekecil mungkin.  Tunggu, coba jujur sebentar. Apa benar itu soal standar tinggi? Atau ...

Soft Skill, Kunci Bertahan Puan di Dunia Nyata

  Sumber:  istockphoto.com P uan, coba deh jujur, apakah Puan pernah merasa gugup waktu disuruh presentasi? Atau bingung harus gimana saat ada konflik di kelompok tugas? Padahal nilai Puan bagus, tugas selalu selesai tepat waktu, tapi kok tetap merasa kurang siap masuk dunia nyata? Nah, bisa jadi Puan belum banyak dapet bekal soft skill. Apa Sih Sebenarnya Soft Skill Itu? Soft skill itu bukan soal pintar matematika, jago coding, atau hapal teori. Soft skill adalah kemampuan yang berhubungan dengan cara kita berinteraksi dengan orang lain, bagaimana kita berpikir, berkomunikasi, dan mengelola diri sendiri dalam berbagai situasi. Bayangin deh, Puan kerja di sebuah tim. Tugasnya nggak terlalu sulit, tapi ternyata lebih susah kerja bareng orang yang beda gaya, beda opini, bahkan kadang nggak enakan. Nah, disinilah soft skill mulai terasa penting. Gimana cara menyampaikan ide dengan jelas, cara berkompromi, mendengar, dan menyelesaikan konflik, semua itu termasuk soft skill. B...