Langsung ke konten utama

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Puan Bisa Ciptakan Ruang Bersuara Untuk Generasi Perempuan Muda yang Menginspirasi




Jakarta, 20 Oktober 2024 – Puan Bisa, komunitas berbasis pemberdayaan perempuan muda Indonesia, memetakan permasalahan terkait dengan dinamika psikologi perempuan muda dalam menghadapi fase quarter life crisis. Hal ini mengakibatkan lebih dari 80% perempuan muda Indonesia mengalami demotivated, overthinking, resah, tidak percaya diri, dan dampak buruk lainnya. Berangkat dari pemetaan permasalahan tersebut, Puan Bisa mengadakan acara Puan Bisa Festival 2024 dengan tema “Bright Minds, Bold Voices: Nurturing the Next Generation of Inspirational Women dengan rangkaian acara dimulai tanggal 7 hingga 20 Oktober 2024 sebagai hari peringatan ulang tahun Puan Bisa yang ke-4 yang dihadiri total lebih dari 65 perempuan muda. 

Puan Bisa merupakan organisasi pemberdayaan perempuan dengan gerakan penyampaian pesan positif mengenai self- improvement, career serta mental health sehingga para perempuan muda dapat melewati masa mudanya dengan kegiatan yang positif dan terarah. Sesuai dengan apa yang menjadi cita-citanya, Puan Bisa mengadakan Puan Bisa Festival sebagai perayaan hari ulang tahun Puan Bisa yang ke-4 tahun.

Selama dua pekan, peserta dimanjakan dengan berbagai rangkaian acara menarik, mulai dari sesi sharing di Instagram Live Puan Bisa Bersama para tokoh Perempuan inspiratif yaitu Fidias Danaswati  dengan topik “Behind the Screen: Inspirational Woman, Social Media, and Emotional Challenges”, dan Dea Rachma dengan topik “The Ripple Effect: Inspiring Social Impact Through Career”. Acara ini pun dilanjutkan dengan sesi webinar Bersama Salsabila Nuurhafizha dengan topik yang tidak kalah menarik yaitu “Developing Your Career and Yourself Through Design Thinking Approach”. 

Acara ini membahas berbagai topik inspiratif yang relevan dengan kehidupan perempuan muda, mulai dari pengembangan diri, karir, hingga isu-isu sosial yang tengah menjadi perhatian. Melalui festival ini, Puan Bisa berharap dapat melahirkan generasi Perempuan muda Indonesia yang cerdas, berani, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Keunikan dari Puan Bisa Festival tahun ini terletak pada salah satu rangkaiannya yang berkolaborasi dengan Rame-Rame Jakarta menyusuri Kampung Poncol yakni walking trip dengan tema yang diangkat yakni “Exploring the Footsteps of Inspiring Figures” 

Selama acara, peserta diajak untuk menyusuri setiap sudut Kampung Poncol, berinteraksi langsung dengan warga setempat, dan mendengarkan kisah inspiratif dari para tokoh perempuan yang telah berkontribusi besar bagi kampung mereka. Ibu Murni, seorang pengusaha UMKM nanas, dan Teh Ima, seorang MUA profesional, menjadi dua sosok yang paling banyak menginspirasi peserta dengan semangat kewirausahaan dan kegigihan mereka.

Melalui film pendek “Maskumambang”, peserta diajak untuk merenung lebih dalam tentang makna kehidupan dan pentingnya menjaga nilai-nilai luhur. Film ini juga menyoroti potensi besar yang dimiliki oleh Kampung Poncol sebagai destinasi wisata yang unik dan menarik.

Kegiatan Puan Bisa Festival 2024 ditutup pada tanggal 20 Oktober 2024 yang dilaksanakan di Perpusnas. Guest star yang hadir pun tidak kalah menarik dan membawakan banyak sekali topik yang sangat bermanfaat untuk kalangan perempuan muda Indonesia di generasi ini. Beberapa guest star yang hadir yakni Enggit Glory, seorang content creator dengan membawakan tema mengenai self improvement. 

Demotivasi itu sebenarnya normal, tapi ketika kita melakukan sesuatu itu udah jadi lebih pada disiplin, yang artinya memang sudah harus dilakukan. insecure dengan pencapaian seseorang, tapi balik lagi terlepas dari ada privilege atau engga, liat kapasitas diri kita yang sekarang (aku yang dulu bangga dengan aku yang sekarang), jangan kita banding orang lain tapi kita banding diri kita sendiri (bertahun tahun yang lalu).” Ucap Enggit Glory (20/10), memberikan kita sebuah reminder baru untuk para peserta terapkan kedepannya.

Guest star selanjutnya adalah Kak Mira yang turut memberikan insight baru mengenai mental health, Kak Mira membagikan banyak sekali informasi yang sangat bermanfaat mengenai Journaling, meditasi, cara reconnect dengan diri kita sendiri. 

Pikiran itu ga ada yang negatif dan positif, itu balik lagi ke bagaimana kita memaknai pikiran pikiran yang kita miliki itu. Jangan menolak pikiran negatif, karena itu akan mengajak pikiran negatif yang lain. Terima pikiran yang ada, bisa diucapkan secara lantang agar bisa mengurangi sensasinya.” Ucap Kak Mira (20/10), mengingatkan para peserta cara untuk menanggapi sebuah pikiran negatif.

Yang tak kalah menarik berikutnya adalah Kak Baby seorang founder dari Renjana Camp yang kali ini membagikan informasi menarik mengenai karir. Kak Baby berbagi pengalamannya dalam membangun karier yang sukses di dunia media. Dimulai dari pengalaman magang di berbagai media ternama seperti CNN Indonesia dan Kompas TV, Kak Baby menunjukkan bagaimana ia berhasil menemukan passion dan terus berkembang dalam industri yang dinamis.

 "Kuncinya adalah menemukan apa yang benar-benar kita sukai dan terus belajar serta beradaptasi." ujar Kak Baby (20/10). Tutur Kak Baby dalam sesi talkshownya. Selain berbagi pengalaman pribadi, Kak Baby juga memberikan tips-tips praktis untuk membangun karier yang memuaskan yaitu dengan mengenali diri sendiri, tidak takut untuk mencoba hal baru, fokus pada kualitas diri sendiri, dan bangun kepercayaan diri.

Melalui acara Puan Bisa Festival ini diharapkan seluruh perempuan muda dapat mengeksplorasi potensi inspirasional mereka dengan cara mendapatkan ilmu praktikal untuk 'mempersiapkan' diri serta mendorong pola pikir agar menjadi pribadi yang menginspirasi untuk lingkungan sekitarnya. 

 

Author: Putri Audia

Editor: Diinaar F. Berlian


Komentar

Rubik Puan Popular

Kenyataan Work-Life Balance yang Sering Disalahpahami

Puan nggak sih Puan ngerasa kayak semua hal minta waktu di saat yang sama kuliah, kerja, organisasi, bahkan diri Puan sendiri? Semua bilang “harus seimbang,” tapi nggak ada yang ngajarin gimana caranya. Akhirnya, kita terus coba jadi semuanya: anak yang berbakti, teman yang ada, mahasiswa yang aktif, pekerja yang nggak pernah telat, padahal diam-diam… kita cuma pengen napas sebentar. Mitos 50:50 dan kenapa ia berbahaya Work-life balance sering disalahpahami kayak rumus matematika 50% kerja, 50% istirahat. Padahal hidup nggak sesederhana itu. Keseimbangan bukan angka tetap, tapi kemampuan untuk menyesuaikan fokus sesuai fase hidup. Ada masa di mana Puan lagi all-out di karier atau kampus, dan itu nggak salah. Ada masa juga di mana Puan lagi perlu berhenti, pulih, dan mengembalikan energi dan itu juga bagian dari seimbang. American Psychological Association (2021), mencatat bahwa ketika keseimbangan kerja dan hidup terganggu, stres kronis dan burnout mudah muncul. Jadi, “seimbang” buk...

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Growth Mindset vs Fixed Mindset: Pilihan Pola Pikir yang Menentukan Masa Depan

Image by  Source of Insight Manusia pada dasarnya diciptakan berbeda beda ya, Puan, begitu juga dengan mindset yang dibangun oleh diri kita sendiri. Menurut Carol Dweck psikologi dari Stanford University mindset terbagi menjadi dua yaitu fixed mindset dan growth mindset . Apa itu fixed mindset ? Fixed mindset merupakan pola pikir yang percaya bahwa suatu kecerdasan ataupun bakat dalam individu yang sifatnya tidak akan pernah berubah. Orang yang mempunyai fixed mindset cenderung mudah menyerah, tidak mau ambil resiko atas tantangan dalam hidup serta mudah merasa terancam atas keberhasilan orang lain. Lalu, apa itu growth mindset ? Growth mindset merupakan pola pikir yang ingin selalu berkembang dan percaya bahwa sebuah kesuksesan bisa didapatkan dengan kerja keras. Dengan kata lain seorang yang mempunyai growth mindset akan selalu tampil berani serta mencoba hal-hal baru. Perbedaan kedua mindset ini apasih? Fixed mindset Menghindari tantangan karena takut dengan kegagalan te...

Fear of Being Perceived: Alasan Kamu Takut Kena Judge

             Puan, dalam ruang sosial pernah nggak sih merasa bahwa ada banyak pasang mata yang seakan mengikuti setiap gerak-gerik? Seakan tatapan orang lain yang bahkan belum tentu kita kenal aja secara nggak langsung memvalidasikan sesuatu yang kita lakukan. Contohnya saat Puan keluar rumah ada kecenderungan untuk tampil secara baik.  Dalam hal ini, semua yang Puan pakai harus menyesuaikan ekspektasi banyak orang di zaman ini. Apa yang kita unggah ke media sosial adalah sisi yang paling baik, tapi belum tentu sisi yang benar-benar mencerminkan diri sendiri. Apa Itu Fear of Being Perceived? Menurut sumber web Psychology Today, pada dasarnya setiap individu memiliki keinginan untuk divalidasi, dilihat, dan dianggap oleh orang lain sebagaimana versi diri kita yang sebenar-benarnya. Namun, dalam perjalanannya mungkin kita pernah mengalami kritik berlebih atau dianggap aneh ketika mencoba menjadi diri sendiri. Sehingga ketika kita mencoba menja...

Spiral of Silence Theory: Jadi Minoritas Jarang Didengar

source: Kompasiana.com Spiral of Silence Theory   atau yang disebut dengan teori spiral keheningan, mungkin terdengar asing ya, Puan? Tapi apakah kamu pernah merasa ketika ingin menyampaikan pendapat dalam suatu isu, namun ada keraguan dan ketakutan karena nanti menjadi terisolasi sendiri, sehingga pendapat tersebut tak jadi kamu disampaikan? Teori spiral keheningan atau  spiral of silence theory  ini pertama kali dicetuskan oleh  Elisabeth Noelle Neumann  (1973) mengenai kelompok minoritas yang cenderung akan menjadi diam atau tidak berani menyampaikan pendapatnya karena takut akan terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Maka sering kali, minoritas mengikuti pendapat kelompok mayoritas. source: kumparan.com Dalam lingkup sosial hal ini sering terjadi, bahkan orang cenderung menghindarinya dan lebih memilih mengikuti pendapat mayoritas dengan anggapan bahwa tidak akan merasa sendiri atau terisolasi di tengah masyarakat. Melihat perilaku masyarakat Indonesia ya...