Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2025

Perfectionism: High Standards or Hidden Insecurities?

Image by:  LinkedIn Pernah ga Puan rela menghabiskan waktu berjam-jam melakukan sesuatu atau merevisi pekerjaan berkali kali?  “Ulang deh, masih kurang bagus,” atau “Duh, ada yang miring dikit, ulang lagi aja deh biar lebih bagus.” Jadinya Puan butuh waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu pekerjaan karena merasa kurang puas sama hasilnya yang kelihatan belum sempurna. Kayak, Puan selalu punya celah untuk notice kesalahan sekecil mungkin, padahal orang lain ga sadar ada yang salah. Kalau Puan merasa relate , bisa jadi Puan termasuk orang yang perfeksionis. Nah, Apa Sih Perfeksionis Itu? Perfeksionis sendiri merupakan orang orang yang menetapkan standar tinggi terhadap kinerja dan kepribadian mereka. Karena hal tersebut, orang orang yang perfeksionis biasanya punya ambisi yang tinggi, karena mereka menginginkan hal-hal yang mereka lakukan berakhir dengan sempurna tanpa kesalahan sekecil mungkin.  Tunggu, coba jujur sebentar. Apa benar itu soal standar tinggi? Atau ...

Berani Bilang "Tidak": Panduan Menetapkan Batasan Sehat untuk Puan

Image by:  Total Wellness Health Apakah Puan pernah merasa tidak enak hati saat menolak permintaan orang lain, sampai akhirnya mengorbankan waktu, tenaga, bahkan perasaan sendiri? Rasanya capek, tapi tetap dijalani karena takut mengecewakan orang lain. Padahal, berani bilang "tidak" bukan berarti egois, lho! Justru menolak permintaan orang lain adalah bentuk menghargai diri sendiri. Mengenal Personal Boundaries Personal boundaries adalah batasan yang Puan tetapkan untuk menjaga kenyamanan diri, baik secara fisik, emosional, maupun mental. Dengan boundaries yang jelas, Puan bisa lebih menghargai diri sendiri dan membangun hubungan dengan sesama yang lebih sehat dan saling menghargai. Menurut Very well health , boundaries membantu individu membedakan diri mereka dari orang lain dan menjaga keseimbangan dalam hubungan sosial. Mengapa Sulit Mengatakan "Tidak"? Banyak dari kita, terutama perempuan, sering diajarkan untuk selalu menyenangkan orang lain. Akibatnya, Puan...

Logika Waktu Pendek: Terlalu Cepat Menelan, Terlalu Malas Mencerna

Image by: pixabay/koranrb.id Puan, kapan terakhir kali kamu menyelesaikan satu buku sampai tuntas?  Atau duduk tenang tanpa mengecek HP tiap saat? Di tengah dunia yang serba cepat ini, kita hidup dalam arus informasi yang nyaris tak pernah berhenti. Segala sesuatu dituntut instan, seperti makanan, layanan, bahkan pengetahuan. Hal ini turut memengaruhi cara kita mengonsumsi informasi. Masyarakat kini cenderung lebih menyukai konten yang singkat, cepat, dan mudah diakses. Dalam budaya digital semacam ini, muncul sebuah pola pikir yang dikenal sebagai logika waktu pendek , yakni kecenderungan untuk menghindari bacaan panjang dan mendalam karena otak telah terbiasa menerima informasi dalam potongan kecil yang cepat selesai. Utas Twitter, fiksimini, Reels, TikTok, hingga YouTube Shorts, semua jadi cara baru kita mengonsumsi cerita dan informasi secara cepat. Di satu sisi, bentuk ini menyenangkan karena praktis dan mudah dikonsumsi. Namun di sisi lain, kebiasaan ini bisa membuat kita ter...

Bilang 'Tidak' Bukan Berarti Egois Kok! Panduan Buat Kamu yang Selalu ingin Menyenangkan Semua Orang.

Image By Radar Malioboro Apakah Puan pernah berada di posisi menerima ajakan atau permintaan seseorang hanya karena takut mengecewakan orang tersebut kalau menolak? Kalau iya, bisa jadi puan termasuk seorang people pleaser.  Setiap orang tentu selalu berusaha untuk menjadi orang yang baik dan peduli terhadap lingkungan di sekitarnya. Tetapi, jika Puan selalu merasa bertanggung jawab dengan harapan semua orang hingga membuat Puan melupakan diri sendiri, hal tersebut malah akan menjadi beban yang merusak diri Puan secara perlahan-lahan.   Nah! Lewat tulisan ini, mari kita sama-sama belajar untuk berkata “tidak” yang  bisa menjadi langkah penting untuk menjaga diri sendiri.  Namun sebelum itu, Puan familiar nggak sih sama perilaku people pleaser? People pleaser sendiri merupakan sebutan untuk seseorang yang memiliki dorongan kuat untuk menyenangkan orang lain dengan cara yang berlebihan dan bahkan dengan mengorbankan kenyamanan serta kebutuhan diri sendiri agar o...

Bloomin Area Bangun Workshop Edukatif : #KaburAjaDulu dari Mental Block – Break Your Silence

  📍 Nutrihub, Bogor | 🗓️ Sabtu, 17 Mei 2025 Sebagai bentuk nyata dari komitmennya dalam menciptakan ruang aman dan memberdayakan generasi muda, Bloomin Area sukses menyelenggarakan workshop edukatif bertajuk #KaburAjaDulu dari Mental Block – Break Your Silence . Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan komunitas dalam mendorong pengembangan diri dan ekspresi personal melalui komunikasi yang autentik. Workshop ini mengangkat isu mental block yang menjadi salah satu tantangan terbesar dalam public speaking sehingga kerap menghambat seseorang untuk berbicara dengan percaya diri. Sebagai komunitas yang berfokus pada perkembangan diri, Bloomin Area ingin membekali para peserta dengan keberanian untuk bersuara tanpa rasa takut dihakimi ataupun tuntutan untuk tampil sempurna. Bicara bukan soal siapa paling lantang, tapi siapa yang paling jujur pada dirinya sendiri. Hadir sebagai pembicara utama, Kak  Cut Ansi Faradhiba Hayati , seorang alumnus Bicara Pede Academy ...

Self-Reward Itu Pemborosan? Yuk, Kenali Lebih Dalam Biar Nggak Salah Paham!

  Image by  Jurnal Post Setelah menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sulit, terkadang kita punya keinginan untuk memberikan hadiah pada diri sendiri atau self-reward . Ini adalah respons yang wajar sebagai bentuk pengakuan atas usaha dan kerja keras yang telah Puan lakukan. Bukan boros namanya kalau self-reward dilakukan dengan bijak dan disesuaikan dengan kemampuan finansial Puan.          Esensi self-reward itu terletak pada niat untuk mengapresiasi diri sendiri, bukan semata-mata pada nilai dari hadiahnya. Untuk lebih jelasnya, mari kita telaah lagi konsep self-reward yang bermanfaat ini. Self-reward itu apa, sih ? Self-reward adalah bentuk apresiasi terhadap kerja keras yang telah kita lakukan. Apresiasi ini dapat memunculkan rasa bahagia yang meningkatkan kesehatan mental dan kepercayaan diri Puan. Ingat, mengabaikan diri sendiri itu bukanlah pilihan yang baik. Self-reward juga tidak harus selalu berupa barang material, kok . Meni...