Langsung ke konten utama

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Bloomin Area Bangun Workshop Edukatif : #KaburAjaDulu dari Mental Block – Break Your Silence

 


📍 Nutrihub, Bogor | 🗓️ Sabtu, 17 Mei 2025

Sebagai bentuk nyata dari komitmennya dalam menciptakan ruang aman dan memberdayakan generasi muda, Bloomin Area sukses menyelenggarakan workshop edukatif bertajuk #KaburAjaDulu dari Mental Block – Break Your Silence. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan komunitas dalam mendorong pengembangan diri dan ekspresi personal melalui komunikasi yang autentik.

Workshop ini mengangkat isu mental block yang menjadi salah satu tantangan terbesar dalam public speaking sehingga kerap menghambat seseorang untuk berbicara dengan percaya diri. Sebagai komunitas yang berfokus pada perkembangan diri, Bloomin Area ingin membekali para peserta dengan keberanian untuk bersuara tanpa rasa takut dihakimi ataupun tuntutan untuk tampil sempurna.

Bicara bukan soal siapa paling lantang, tapi siapa yang paling jujur pada dirinya sendiri.

Hadir sebagai pembicara utama, Kak Cut Ansi Faradhiba Hayati, seorang alumnus Bicara Pede Academy dan penerima beasiswa LPDP, membagikan wawasan sekaligus pengalaman pribadinya dalam menaklukkan rasa takut berbicara di depan umum. Dengan pendekatan yang hangat dan reflektif, Kak Ansi tidak hanya menyampaikan materi teknis, namun juga mengajak peserta menelusuri akar dari mental block yang seringkali berasal dari pengalaman masa lalu, rasa takut akan penilaian, atau keyakinan negatif terhadap diri sendiri.

Tujuan kita hari ini bukan menghilangkan rasa takut, tapi mendorong kita untuk tetap melangkah meskipun dengan rasa takut itu sendiri. Semua ketakutan pasti ada solusinya, asalkan kita berani mengakuinya dan memahami akar masalahnya ungkap Kak Ansi.

Sesi dilanjutkan dengan pembahasan strategi konkret untuk menghadapi public speaking, mulai dari teknik membuat kata kunci, pengaturan napas, hingga penggunaan power pose. Para peserta diajak untuk mengalihkan fokus dari rasa takut dinilai menjadi kesadaran akan peran dan nilai diri masing-masing. Mental block yang muncul pun direspons dengan afirmasi positif dan latihan refleksi.

Salah bukan akhir. Justru itu bagian dari proses belajar yang sesungguhnya.

Dalam sesi interaktif yang berlangsung hangat, peserta diberikan kesempatan untuk bertanya, berbagi keresahan, dan mendapatkan umpan balik langsung dari Kak Ansi. Banyak dari mereka mengaku mendapatkan perspektif baru serta keberanian untuk mulai berbicara lebih jujur dan percaya diri.

“Percaya diri itu bukan bawaan lahir, tapi keputusan.”
“Aku punya banyak mimpi. Tapi aku sadar, kalau aku nggak melakukan perubahan, aku nggak akan pernah bisa menjelaskan mimpi-mimpiku ke dunia.”
– Kak Cut Ansi Faradhiba Hayati dalam Workshop Public Speaking Bloomin Area #KaburAjaDulu dari Mental Block - Break Your Silence 

Melalui sesi ini, Kak Ansi menekankan bahwa keberanian tidak datang setelah ketakutan menghilang, melainkan tumbuh seiring keputusan untuk terus mencoba, meski dengan segala kegelisahan yang ada.

Workshop #KaburAjaDulu dari Mental Block – Break Your Silence ditutup dengan sesi dokumentasi bersama para peserta. Kegiatan ini menjadi langkah awal yang inspiratif untuk membebaskan diri dari belenggu mental block, serta memperkuat keyakinan bahwa setiap individu memiliki suara yang layak didengar.

“Escape the fear. Speak with courage. Be boldly you.” – Kak Cut Ansi Faradhiba

Dengan penuh semangat, Bloomin Area berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi pemicu lahirnya lebih banyak pemuda yang percaya diri, berani mengekspresikan diri, dan siap menghadapi tantangan kehidupan maupun karir.

Dengan workshop edukatif ini, Bloomin Area berkomitmen untuk terus menjadi wadah bagi pemuda Indonesia dalam mengembangkan diri dalam versi terbaiknya.


Author : Novela Berliani Putri Sakinah

Editor : Nazwal Bilbina Budiman

Komentar

Rubik Puan Popular

Kenyataan Work-Life Balance yang Sering Disalahpahami

Puan nggak sih Puan ngerasa kayak semua hal minta waktu di saat yang sama kuliah, kerja, organisasi, bahkan diri Puan sendiri? Semua bilang “harus seimbang,” tapi nggak ada yang ngajarin gimana caranya. Akhirnya, kita terus coba jadi semuanya: anak yang berbakti, teman yang ada, mahasiswa yang aktif, pekerja yang nggak pernah telat, padahal diam-diam… kita cuma pengen napas sebentar. Mitos 50:50 dan kenapa ia berbahaya Work-life balance sering disalahpahami kayak rumus matematika 50% kerja, 50% istirahat. Padahal hidup nggak sesederhana itu. Keseimbangan bukan angka tetap, tapi kemampuan untuk menyesuaikan fokus sesuai fase hidup. Ada masa di mana Puan lagi all-out di karier atau kampus, dan itu nggak salah. Ada masa juga di mana Puan lagi perlu berhenti, pulih, dan mengembalikan energi dan itu juga bagian dari seimbang. American Psychological Association (2021), mencatat bahwa ketika keseimbangan kerja dan hidup terganggu, stres kronis dan burnout mudah muncul. Jadi, “seimbang” buk...

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Growth Mindset vs Fixed Mindset: Pilihan Pola Pikir yang Menentukan Masa Depan

Image by  Source of Insight Manusia pada dasarnya diciptakan berbeda beda ya, Puan, begitu juga dengan mindset yang dibangun oleh diri kita sendiri. Menurut Carol Dweck psikologi dari Stanford University mindset terbagi menjadi dua yaitu fixed mindset dan growth mindset . Apa itu fixed mindset ? Fixed mindset merupakan pola pikir yang percaya bahwa suatu kecerdasan ataupun bakat dalam individu yang sifatnya tidak akan pernah berubah. Orang yang mempunyai fixed mindset cenderung mudah menyerah, tidak mau ambil resiko atas tantangan dalam hidup serta mudah merasa terancam atas keberhasilan orang lain. Lalu, apa itu growth mindset ? Growth mindset merupakan pola pikir yang ingin selalu berkembang dan percaya bahwa sebuah kesuksesan bisa didapatkan dengan kerja keras. Dengan kata lain seorang yang mempunyai growth mindset akan selalu tampil berani serta mencoba hal-hal baru. Perbedaan kedua mindset ini apasih? Fixed mindset Menghindari tantangan karena takut dengan kegagalan te...

Fear of Being Perceived: Alasan Kamu Takut Kena Judge

             Puan, dalam ruang sosial pernah nggak sih merasa bahwa ada banyak pasang mata yang seakan mengikuti setiap gerak-gerik? Seakan tatapan orang lain yang bahkan belum tentu kita kenal aja secara nggak langsung memvalidasikan sesuatu yang kita lakukan. Contohnya saat Puan keluar rumah ada kecenderungan untuk tampil secara baik.  Dalam hal ini, semua yang Puan pakai harus menyesuaikan ekspektasi banyak orang di zaman ini. Apa yang kita unggah ke media sosial adalah sisi yang paling baik, tapi belum tentu sisi yang benar-benar mencerminkan diri sendiri. Apa Itu Fear of Being Perceived? Menurut sumber web Psychology Today, pada dasarnya setiap individu memiliki keinginan untuk divalidasi, dilihat, dan dianggap oleh orang lain sebagaimana versi diri kita yang sebenar-benarnya. Namun, dalam perjalanannya mungkin kita pernah mengalami kritik berlebih atau dianggap aneh ketika mencoba menjadi diri sendiri. Sehingga ketika kita mencoba menja...

Spiral of Silence Theory: Jadi Minoritas Jarang Didengar

source: Kompasiana.com Spiral of Silence Theory   atau yang disebut dengan teori spiral keheningan, mungkin terdengar asing ya, Puan? Tapi apakah kamu pernah merasa ketika ingin menyampaikan pendapat dalam suatu isu, namun ada keraguan dan ketakutan karena nanti menjadi terisolasi sendiri, sehingga pendapat tersebut tak jadi kamu disampaikan? Teori spiral keheningan atau  spiral of silence theory  ini pertama kali dicetuskan oleh  Elisabeth Noelle Neumann  (1973) mengenai kelompok minoritas yang cenderung akan menjadi diam atau tidak berani menyampaikan pendapatnya karena takut akan terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Maka sering kali, minoritas mengikuti pendapat kelompok mayoritas. source: kumparan.com Dalam lingkup sosial hal ini sering terjadi, bahkan orang cenderung menghindarinya dan lebih memilih mengikuti pendapat mayoritas dengan anggapan bahwa tidak akan merasa sendiri atau terisolasi di tengah masyarakat. Melihat perilaku masyarakat Indonesia ya...