Skip to main content

Reverse Bucket List: Cara Simpel Biar Makin Bersyukur dan Termotivasi

  Puan, pernah nggak merasa hidup kayak jalan di tempat? Daftar keinginan segunung, tapi progresnya pelan dan kadang bikin down ? Nah, konsep Reverse Bucket List bisa jadi solusi yang menarik! Apa itu Reverse Bucket List? Biasanya, bucket list berisi daftar mimpi atau target yang ingin diraih di masa depan. Sedangkan, reverse bucket list justru kebalikannya: Puan membuat daftar pencapaian, momen membahagiakan, serta hal yang sudah Puan alami dan capai. Mulai dari hal besar sampai kecil yang bikin Puan bangga atau senyum sendiri.    Contohnya seperti, berani presentasi di depan umum, liburan seru bareng keluarga atau teman, membantu orang lain tanpa pamrih, atau berhasil membangun kebiasaan sehat, meski kecil.  Mengapa Reverse Bucket List Penting?  Menanamkan Rasa Syukur Alih-alih fokus pada apa yang belum tercapai, reverse bucket list mengingatkan kita pada hal-hal yang sudah berhasil dilewati. Ini membangun rasa syukur, melawan kecenderungan membandingkan ...

Self-Reward Itu Pemborosan? Yuk, Kenali Lebih Dalam Biar Nggak Salah Paham!

 

Image by Jurnal Post


Setelah menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sulit, terkadang kita punya keinginan untuk memberikan hadiah pada diri sendiri atau self-reward. Ini adalah respons yang wajar sebagai bentuk pengakuan atas usaha dan kerja keras yang telah Puan lakukan. Bukan boros namanya kalau self-reward dilakukan dengan bijak dan disesuaikan dengan kemampuan finansial Puan. 


        Esensi self-reward itu terletak pada niat untuk mengapresiasi diri sendiri, bukan semata-mata pada nilai dari hadiahnya. Untuk lebih jelasnya, mari kita telaah lagi konsep self-reward yang bermanfaat ini.


Self-reward itu apa, sih?

Self-reward adalah bentuk apresiasi terhadap kerja keras yang telah kita lakukan. Apresiasi ini dapat memunculkan rasa bahagia yang meningkatkan kesehatan mental dan kepercayaan diri Puan. Ingat, mengabaikan diri sendiri itu bukanlah pilihan yang baik. Self-reward juga tidak harus selalu berupa barang material, kok. Menikmati me-time sambil menggunakan skincare favorit juga termasuk self-reward.


Waktu yang tepat untuk self-reward

Puan, penting sekali untuk memberikan self-reward atas setiap keberhasilan, sekecil apa pun itu. Puan bisa mengaturnya sesuai kebutuhan dan situasi Puan sendiri. Namun, self-reward akan terasa lebih bermakna ketika Puan telah menyelesaikan tugas penting atau suatu tantangan. Puan juga akan merasa lebih puas ketika mendapatkan hadiah yang telah ditunggu-tunggu dari pada hadiah yang terkesan instan.


Manfaat self-reward

  1. Mencegah burnout

Memberikan self-reward setelah Puan menyelesaikan tugas atau pekerjaan, bisa menjadi jeda yang menyenangkan. Ini bisa mengurangi stres dan kejenuhan yang berujung pada burnout.

  1. Meningkatkan motivasi

Mengetahui ada hadiah yang menunggu, dapat membuat Puan lebih bersemangat dan termotivasi dalam menyelesaikan pekerjaan atau mencapai tujuan.

  1. Menghalau rasa malas

Ketika Puan merasa malas untuk memulai sesuatu, menjanjikan self-reward bisa menjadi pemicu yang efektif dalam membangkitkan semangat dan membuat tugas terasa lebih menarik.

  1. Membangun resiliensi

Memberikan self-reward setelah melewati kesulitan, akan memperkuat mental Puan dan meningkatkan ketahanan untuk menghadapi rintangan di masa depan.


        Setelah mengetahui makna dan manfaat dari self-reward, berikut ini adalah beberapa ide self-reward sederhana dan ramah di kantong yang bisa Puan lakukan.

  1. Bersantai sambil menonton film

  2. Memakan makanan kesukaan

  3. Mandi air hangat

  4. Menghabiskan waktu dengan keluarga atau teman dekat

  5. Bermain bersama hewan peliharaan

  6. Belajar hal baru

  7. Tidur siang


        Jadi, self-reward itu bukanlah pemborosan, melainkan bentuk apresiasi terhadap diri sendiri yang bisa Puan sesuaikan dengan kebutuhan dan situasi. Puan tidak harus pergi liburan ke tempat mewah atau membeli barang branded untuk self-reward karena sekecil apapun bentuk apresiasinya, yang terpenting adalah niat tulus Puan untuk menghargai setiap pencapaian.



Referensi:

You’ve earned it: Learn about the benefits of rewarding yourself

Not Selfish Indulgence: The Benefits of Self-Reward

Ways To Treat Yourself: How Rewards Can Help You Succeed



Author & Editor:

Dwi Khumaeroh Saadah


Comments

Rubik Puan Popular

Inner Child: Bagian dari Diri yang Ingin Didengar dan Dipeluk

  Sumber: childfoundationcenter.com Pernah nggak merasa “terlalu sensitif”, “takut ditolak”, atau “gampang merasa bersalah”, tapi Puan sendiri nggak tahu kenapa? Mungkin itu bukan Puan yang sekarang yang sedang reaktif. Bisa jadi… itu adalah anak kecil di dalam diri yang sedang terluka yang belum pernah benar-benar didengarkan. Namanya: inner child . Apa Itu Inner Child? Inner child adalah sisi diri kita yang menyimpan pengalaman, perasaan, dan luka dari masa kecil. Dia adalah versi diri kita yang dulu, yang masih polos, penuh rasa ingin tahu, tetapi rentan dan mudah terluka. Meskipun tubuh Puan tumbuh dewasa, inner child nggak ikut tumbuh. Ia tetap tinggal di sana, menyimpan kenangan baik maupun buruk, dan sering muncul dalam bentuk respons emosional yang seringkali kita sendiri nggak paham. Dari Mana Datangnya Luka Inner Child? Luka inner child bisa berasal dari hal-hal yang terlihat “biasa” tapi menyakitkan bagi Puan Dulu sering dimarahi karena menangis, jadi sekarang sulit...

Reverse Bucket List: Cara Simpel Biar Makin Bersyukur dan Termotivasi

  Puan, pernah nggak merasa hidup kayak jalan di tempat? Daftar keinginan segunung, tapi progresnya pelan dan kadang bikin down ? Nah, konsep Reverse Bucket List bisa jadi solusi yang menarik! Apa itu Reverse Bucket List? Biasanya, bucket list berisi daftar mimpi atau target yang ingin diraih di masa depan. Sedangkan, reverse bucket list justru kebalikannya: Puan membuat daftar pencapaian, momen membahagiakan, serta hal yang sudah Puan alami dan capai. Mulai dari hal besar sampai kecil yang bikin Puan bangga atau senyum sendiri.    Contohnya seperti, berani presentasi di depan umum, liburan seru bareng keluarga atau teman, membantu orang lain tanpa pamrih, atau berhasil membangun kebiasaan sehat, meski kecil.  Mengapa Reverse Bucket List Penting?  Menanamkan Rasa Syukur Alih-alih fokus pada apa yang belum tercapai, reverse bucket list mengingatkan kita pada hal-hal yang sudah berhasil dilewati. Ini membangun rasa syukur, melawan kecenderungan membandingkan ...

Unlocking the It Girl Mindset: Rahasia Menjadi Versi Terbaik Dirimu

  Sumber: Pinterest Pernahkah Puan bertanya-tanya kenapa beberapa orang selalu terlihat mempesona, penuh percaya diri, dan memiliki aura yang membuat semua mata tertuju pada mereka? Apakah itu merupakan bawaan dari lahir atau ada rahasia di baliknya? Well , jawabannya hanya terletak pada satu hal, yaitu ‘ It Girl Mindset ’. Sebenarnya, apa sih ‘It Girl Mindset ’ itu? Yuk, simak pembahasannya pada artikel ini! Pengertian It Girl Mindset Melansir dari halaman Plum Healthy Fine , It Girl digambarkan sebagai perempuan yang memiliki percaya diri, modis, dan menjadi idaman bagi banyak orang. Mereka ini merupakan simbol dari kekuatan dan keanggunan dengan menjadi diri sendiri sebagai ciri khasnya. Seorang It Girl biasanya bangga untuk menjadi dirinya yang paling autentik. Oleh karena itu, banyak orang yang mengagumi mereka dan ingin menjadi seperti mereka. It Girl juga tidak bertindak dengan ragu-ragu, fokus pada tujuan serta pengembangan diri, dan tidak peduli dengan tanggapan buruk o...

Mengenal FOMO dan JOMO: Insight Berharga dari Webinar Learning Space Puan Bisa Bersama Ambar Restika

[Jakarta, 16 Agustus 2024] - Learning Space 2024 , Puan Bisa melakukan survei terkait bagaimana perempuan masa muda menghadapi masa quarter life crisis yang juga dibarengi dengan perasaan fear of missing out. Didapati sekitar lebih dari 57% perempuan muda merasakan fear of missing out yang memberikan dampak rasa tidak percaya diri dan mempertanyakan potensi diri sendiri. Menjawab fenomena tersebut, Puan Bisa membuat webinar online yang bertujuan untuk memahami bagaimana suatu fenomena seperti FOMO itu memang harus kita terima dan dihindari bagi setiap individu, telah sukses pada Jumat 16 Agustus 2024. Acara ini mengundang Ambar Restika Suryandaru, S.Psi, M.Psi., Psikolog—seorang dosen dan pengajar (Universitas Borobudur Jakarta, 2017), serta psikolog online (Associate Psikolog Online Aplikasi Psikologi, 2020). Dengan tema "Understanding FOMO", acara ini dihadiri oleh lebih dari 40 peserta yang antusias untuk mengetahui pentingnya menghindari kebiasaan FOMO. FOMO : Fear Of Mi...

Saving to Stay Sane: Hidup Hemat di Era Tekanan Konsumtif

  Image by:  Sampoerna Academy Puan, kita tau bahwa di tengah kondisi ekonomi yang terus berubah, banyak anak muda di Indonesia harus menghadapi kenyataan pahit, biaya hidup yang semakin tinggi, sementara penghasilan tidak selalu ikut naik. Mulai dari harga sewa tempat tinggal, biaya transportasi, hingga kebutuhan pokok yang semakin mahal. Semuanya semakin menjadi beban tersendiri, terutama bagi mereka yang hidup mandiri di kota besar atau baru mulai melangkah ke dunia kerja. Situasi ini mendorong munculnya kebutuhan untuk mengelola keuangan secara lebih bijak. Bukan sekadar berhemat, melainkan menjalani gaya hidup yang benar-benar memperhitungkan setiap pengeluaran. Di sinilah konsep frugal living menjadi relevan. Bukan karena ikut-ikutan tren, tapi karena memang dibutuhkan sebagai strategi bertahan di tengah tekanan ekonomi dan sosial. Lalu, Apa itu Frugal Living ? Frugal living adalah pola pikir dan gaya hidup di mana seseorang secara sadar membatasi pengeluaran yang dira...