Langsung ke konten utama

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

MICAM DAN MIPEL: KEUNGGULAN ALAS KAKI DAN BARANG KULIT ITALIA TAMPIL DI INDONESIA


Jakarta, 29 Mei 2025 — MICAM Milano sebagai pameran alas kaki internasional dan MIPEL selaku pameran barang-barang kulit dan aksesoris mode internasional, berpartisipasi dalam inisiatif penting bersama di Jakarta untuk mempromosikan dua pameran dagang unggulan di pasar Indonesia dan Asia Tenggara. 


Kedua pameran dagang tersebut akan menyajikan penawaran pameran dan tren industri mereka kepada publik Indonesia selama acara cuplik kilas (teaser) untuk memicu peluang bisnis baru di pasar Indonesia dengan potensi tinggi selama BTN Indonesia Fashion Week 2025.


Acara dibuka Duta Besar Italia untuk Indonesia, H.E. Roberto Colamine, Komisaris Dagang Italia dari Italian Trade Agency, Dr. Paolo Pinto, dan Ketua Indonesia Fashion Week, Ibu Poppy Dharsono.


Perwakilan dari Italia Dr. Matteo Scarparo memberikan presentasi tentang Micam dan Mipel kepada peserta forum pelaku industri dari retail, wholesale, ecommerce, serta manufakfur alas kaki, kulit, dan aksesoris. Selain itu, perwakilan dari sekolah Arsutoria Dr. Matteo Pasca dan Dr. Valentino Parlato memberikan presentasi tentang tren fashion dan pengumuman beasiswa untuk mahasiswa Indonesia berbakat di bidang desain mengikuti program di Milan, Italia.


Kehadiran pameran dagang asal Italia ke Indonesia pada BTN Indonesia Fashion Week, menurut H.E. Roberto Colamine sebagai Duta Besar Italia untuk Indonesia, bertujuan untuk melihat dan mengamati secara langsung potensi besar industri fashion Indonesia, terutama alas kaki atau sepatu, agar terkoneksi dengan para desainer muda berbakat Tanah Air melalui edukasi dan kolaborasi unik serta membantu brand mereka untuk berkembang memperluas jangkauan pada pameran di Milan. 


"Fokusnya pada pengembangan identitas nasional Indonesia yang kuat dalam desain fesyen, serta menciptakan kemitraan saling menguntungkan antara perusahaan Italia dan merek-merek Indonesia," kata Colamine.


Indonesia merupakan produsen alas kaki terbesar kelima di dunia dan pusat kekuatan ekonomi nan berkembang pesat, muda, dan penuh ambisi. Kolaborasi antara MICAM dan Indonesia Fashion Week bertujuan untuk meletakkan dasar bagi dialog konstruktif antara generasi desainer muda dan industri manufaktur Italia dan Eropa.


Dalam konteks geopolitik diwarnai ketidakpastian ketika pasar cenderung menutup diri, MICAM memainkan peran mendasar sebagai platform untuk perbandingan antara produksi dan distribusi dunia di sektor alas kaki, antara industri kreativitas dan kemampuan menerjemahkan ide estetika menjadi produk jadi, kemudian mendukung masuknya koleksi alas kaki terbaik di pasar internasional,” papar Giovanna Ceolini selaku Presiden MICAM.


Mengembangkan desainer muda dan mewariskannya semangat menciptakan koleksi alas kaki berarti membangun ikatan untuk mengembangkan hubungan bisnis lebih kuat dan lebih langgeng di masa mendatang.


Manufaktur Eropa, pasar internasional, tengah mencari figur-figur kreatif baru nan mampu mendongkrak ekspor. Indonesia merupakan peluang penting untuk bisa memanfaatkannya, dengan margin pertumbuhan signifikan. Kemitraan dengan Indonesia Fashion Week diharapkan dapat mengonsolidasikan hubungan antara dua negara saling melengkapi, di momen penting ulang tahun ke-100 MICAM dengan memberikan penghargaan kepada dua desainer muda Indonesia terbaik kursus spesialisasi di sekolah desain sepatu bergengsi sebagai bagian dari proyek MICAM Academy.


Acara cuplik kilas (teaser) akan diselenggarakan bersamaan dengan Jakarta Fashion Week menjadi kesempatan untuk bertemu dengan para pembeli, distributor, dan pengecer setempat. MICAM juga akan mempersembahkan kepada komunitas mode setempat perpanjangan dari Proyek Akademi MICAM untuk menjembatani Italia dan Indonesia, sebuah program beasiswa bergengsi ditujukan bagi dua mahasiswa desain mode Indonesia untuk mengikuti kursus intensif tingkat lanjut selama 10 minggu untuk desain koleksi alas kaki di sekolah Arsutoria di Milan, salah satu sekolah paling terkenal di dunia dalam bidang tersebut.


Proyek ini merupakan kesempatan unik bagi para talenta muda Indonesia untuk membenamkan diri dalam budaya alas kaki berkualitas tinggi khas Italia,” lanjut Ceolini. “Program ini bukan hanya momen pelatihan, tetapi juga jembatan budaya

sesungguhnya antara kedua negara, nan akan membantu menyebarkan pengetahuan dan hasrat ‘Made in Italy’ di antara generasi baru kreator Indonesia”.


Kolaborasi tersebut membuka babak baru bagi ekosistem fashion Tanah Air, terutama alas kaki nan jarang beroleh perhatian penuh, dan khususnya lagi menjadi peluang besar bagi desainer muda, pelaku kreatif, dan pengrajin lokal. 


Sinergi antara MIPEL dan MICAM, dua pameran dagang internasional unggul di sektor barang dari kulit dan alas kaki, merupakan kekuatan strategis luar biasa dengan tujuan untuk mempromosikan kreativitas dan inovasi dimiliki brand Italia dan juga merek internasional,” kata Claudia Sequi sebagai Presiden MIPEL.


Kolaborasi dengan Indonesia Fashion Week memungkinkan untuk lebih memperkuat visi sinergis dan merupakan peluang besar tidak hanya untuk visibilitas, tetapi juga untuk pertumbuhan bersama di sektor strategis bagi Italia dan Indonesia.


Pasar muda, dinamis, dan berkembang seperti pasar Indonesia merupakan tempat ideal untuk memulai sinergi baru, pertukaran budaya, dan peluang bisnis. Menampilkan diri untuk bersatu dalam konteks ini berarti tidak hanya meningkatkan keterampilan khas masing-masing, tetapi juga mengirimkan pesan jelas dan kuat: Italia percaya pada dialog antarbudaya, pada persentuhan kreatif, dan pada potensi internasionalisasi sebagai pengait fundamental pembangun hubungan bisnis solid dan langgeng nan mampu menghasilkan nilai bersama.


Merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan besar bagi Indonesia Fashion Week 2025 menjadi tuan rumah bagi MICAM dan MIPEL dalam pratinjau eksklusif ini. Kolaborasi ini tidak hanya merupakan perayaan keterampilan dan dialog internasional, tetapi juga peluang menjanjikan bagi pertumbuhan ekonomi bersama, khususnya dalam industri fesyen kulit. Kami percaya ini adalah waktu yang tepat bagi Italia, ikon sejarah keunggulan dalam fesyen, untuk mengkonsolidasikan kehadirannya di kawasan Asia-Pasifik, khususnya di Indonesia, sebagai pasar dinamis dengan lebih dari 285 juta penduduk. Dengan pengetahuan teknis dan kolaborasi ditawarkan, termasuk program beasiswa, kami yakin kemitraan ini akan mempercepat pengembangan industri kulit di Indonesia, sekaligus membuka pasar baru dan luas bagi brand Italia. Bersama-sama, kita membangun masa depan lebih kuat bagi industri alas kaki dan barang-barang dari kulit yang atas dasar tradisi, didorong oleh keahlian, dan terinspirasi oleh inovasi,” kata Poppy Dharsono selaku Ketua Umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode (APPMI) dan Presiden Indonesia Fashion Week:  


Paolo Pinto, Direktur Badan Perdagangan Italia di Jakarta, menyimpulkan, "Pada tanggal 29 Mei kita merayakan Hari Buatan Italia dalam rangka Pekan Mode Indonesia, salah satu acara internasional terpenting di sektor ini. Pada kesempatan ini, sebagai bagian dari kebijakan promosi terpadu Kedutaan Besar Italia, kami telah menyelenggarakan pertemuan di mana perwakilan Assocalzaturifici akan berbicara untuk mempromosikan industri alas kaki dan barang dari kulit Italia dan untuk meningkatkan perhatian Indonesia terhadap pameran sektor MICAM dan MIPEL, yang akan diadakan di Milan pada bulan September."




Author: IFW


Editor: Cut Desyanti






Komentar

Rubik Puan Popular

Kenyataan Work-Life Balance yang Sering Disalahpahami

Puan nggak sih Puan ngerasa kayak semua hal minta waktu di saat yang sama kuliah, kerja, organisasi, bahkan diri Puan sendiri? Semua bilang “harus seimbang,” tapi nggak ada yang ngajarin gimana caranya. Akhirnya, kita terus coba jadi semuanya: anak yang berbakti, teman yang ada, mahasiswa yang aktif, pekerja yang nggak pernah telat, padahal diam-diam… kita cuma pengen napas sebentar. Mitos 50:50 dan kenapa ia berbahaya Work-life balance sering disalahpahami kayak rumus matematika 50% kerja, 50% istirahat. Padahal hidup nggak sesederhana itu. Keseimbangan bukan angka tetap, tapi kemampuan untuk menyesuaikan fokus sesuai fase hidup. Ada masa di mana Puan lagi all-out di karier atau kampus, dan itu nggak salah. Ada masa juga di mana Puan lagi perlu berhenti, pulih, dan mengembalikan energi dan itu juga bagian dari seimbang. American Psychological Association (2021), mencatat bahwa ketika keseimbangan kerja dan hidup terganggu, stres kronis dan burnout mudah muncul. Jadi, “seimbang” buk...

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Growth Mindset vs Fixed Mindset: Pilihan Pola Pikir yang Menentukan Masa Depan

Image by  Source of Insight Manusia pada dasarnya diciptakan berbeda beda ya, Puan, begitu juga dengan mindset yang dibangun oleh diri kita sendiri. Menurut Carol Dweck psikologi dari Stanford University mindset terbagi menjadi dua yaitu fixed mindset dan growth mindset . Apa itu fixed mindset ? Fixed mindset merupakan pola pikir yang percaya bahwa suatu kecerdasan ataupun bakat dalam individu yang sifatnya tidak akan pernah berubah. Orang yang mempunyai fixed mindset cenderung mudah menyerah, tidak mau ambil resiko atas tantangan dalam hidup serta mudah merasa terancam atas keberhasilan orang lain. Lalu, apa itu growth mindset ? Growth mindset merupakan pola pikir yang ingin selalu berkembang dan percaya bahwa sebuah kesuksesan bisa didapatkan dengan kerja keras. Dengan kata lain seorang yang mempunyai growth mindset akan selalu tampil berani serta mencoba hal-hal baru. Perbedaan kedua mindset ini apasih? Fixed mindset Menghindari tantangan karena takut dengan kegagalan te...

Fear of Being Perceived: Alasan Kamu Takut Kena Judge

             Puan, dalam ruang sosial pernah nggak sih merasa bahwa ada banyak pasang mata yang seakan mengikuti setiap gerak-gerik? Seakan tatapan orang lain yang bahkan belum tentu kita kenal aja secara nggak langsung memvalidasikan sesuatu yang kita lakukan. Contohnya saat Puan keluar rumah ada kecenderungan untuk tampil secara baik.  Dalam hal ini, semua yang Puan pakai harus menyesuaikan ekspektasi banyak orang di zaman ini. Apa yang kita unggah ke media sosial adalah sisi yang paling baik, tapi belum tentu sisi yang benar-benar mencerminkan diri sendiri. Apa Itu Fear of Being Perceived? Menurut sumber web Psychology Today, pada dasarnya setiap individu memiliki keinginan untuk divalidasi, dilihat, dan dianggap oleh orang lain sebagaimana versi diri kita yang sebenar-benarnya. Namun, dalam perjalanannya mungkin kita pernah mengalami kritik berlebih atau dianggap aneh ketika mencoba menjadi diri sendiri. Sehingga ketika kita mencoba menja...

Spiral of Silence Theory: Jadi Minoritas Jarang Didengar

source: Kompasiana.com Spiral of Silence Theory   atau yang disebut dengan teori spiral keheningan, mungkin terdengar asing ya, Puan? Tapi apakah kamu pernah merasa ketika ingin menyampaikan pendapat dalam suatu isu, namun ada keraguan dan ketakutan karena nanti menjadi terisolasi sendiri, sehingga pendapat tersebut tak jadi kamu disampaikan? Teori spiral keheningan atau  spiral of silence theory  ini pertama kali dicetuskan oleh  Elisabeth Noelle Neumann  (1973) mengenai kelompok minoritas yang cenderung akan menjadi diam atau tidak berani menyampaikan pendapatnya karena takut akan terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Maka sering kali, minoritas mengikuti pendapat kelompok mayoritas. source: kumparan.com Dalam lingkup sosial hal ini sering terjadi, bahkan orang cenderung menghindarinya dan lebih memilih mengikuti pendapat mayoritas dengan anggapan bahwa tidak akan merasa sendiri atau terisolasi di tengah masyarakat. Melihat perilaku masyarakat Indonesia ya...