Puan pernah gak sih, merasa hari-hari padat, tapi di penghujung hari rasanya tetap hampa? Semua dikerjakan, tapi rasanya autopilot. Makan sambil scroll, ngobrol sambil mikirin kerjaan, istirahat pun masih kepikiran to-do list.
Nah, itu mungkin pertanda bahwa Puan kehilangan satu hal penting, yaitu kehadiran diri. Dan di sinilah mindfulness bisa jadi jawabannya.
Apa itu Mindfulness?
Mindfulness adalah kemampuan untuk sadar penuh pada momen saat ini, tanpa menghakimi. Bukan soal meditasi di pegunungan atau duduk berjam-jam. Namun, tentang hadir di tengah rutinitas, benar-benar merasakan, bukan sekadar menjalani.
Menurut Jon Kabat-Zinn, pelopor mindfulness modern dan pendiri program Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR), mindfulness adalah:
“Kesadaran yang muncul dari memberi perhatian, dengan sengaja, pada saat ini, tanpa menghakimi.”
Kenapa Puan Kehilangan Kehadiran?
Dengan kehidupan modern yang penuh distraksi: notifikasi, target, ekspektasi sosial, dan tekanan waktu. Puan jadi jago multitasking, tapi gagal untuk benar-benar merasakan satu hal secara utuh.
Padahal, riset dari Harvard menunjukkan bahwa pikiran yang mengembara atau mind-wandering dapat membuat seseorang kurang bahagia, bahkan ketika sedang melakukan hal menyenangkan.
Manfaat Mindfulness dalam Hidup Puan
Ada banyak manfaat dari mindfulness, di antaranya adalah:
Mengurangi stress dan burnout
Meningkatkan fokus dan produktivitas
Memperbaiki hubungan dan empati
Mengenal emosi diri tanpa tenggelam di dalamnya
Cara Memulai Mindfulness
Berikut ini adalah cara praktis yang dapat Puan terapkan untuk memulai mindfulness, yaitu:
Rasakan napas selama 1 menit tanpa perlu mengatur apa-apa.
Makan tanpa distraksi untuk merasakan tekstur, rasa, dan aroma makanan.
Mindful break dengan cara mengalihkan perhatian ke tubuh dan pernapasan saat jeda kuliah/kerja.
Menulis perasaan tanpa sensor untuk menyadari, bukan menganalisis.
Menyadari tubuh saat jalan, duduk, atau cuci tangan. Momen kecil bisa menjadi latihan sadar.
Pada Akhirnya,
Mindfulness bukan tentang menjadi tenang terus. Akan tetapi, tentang bertemu diri sendiri apa adanya, di tengah kesibukan dan suara bising dunia. Karena seringkali kita lupa hadir untuk menyadari.Kabat-Zinn, J. (1994). Wherever You Go, There You Are.
Killingsworth, M. A., & Gilbert, D. T. (2010). “A Wandering Mind Is an Unhappy Mind.” Science, 330(6006), 932.
Creswell, J. D. (2017). “Mindfulness Interventions.” Annual Review of Psychology, 68, 491–516.
American Psychological Association. (2019). “Mindfulness Meditation: A Research-Proven Way to Reduce Stress.”
Comments
Post a Comment