Skip to main content

Konsisten: Kunci Keberhasilan Perubahan

Image by: Tamasia.co.id Puan, pernahkah ngerasain susah banget buat konsisten? Misalnya, sudah bikin resolusi tahun baru untuk tidak begadang, tapi setelah dua bulan, balik lagi deh ke kebiasaan scroll TikTok sampai tengah malam. Kok susah banget ya buat tetap konsisten? Kenapa kita susah konsisten? Sebelum bahas lebih jauh, yuk pahami dulu apa itu konsistensi. Menurut KBBI, konsisten berarti tetap, nggak berubah-ubah, taat asas, atau selaras. Namun, kita sering menyamakan konsistensi dengan kesempurnaan. Contohnya, seseorang punya target tidur jam 9 malam setiap hari. Namun suatu waktu ia harus ngerjain tugas sampai jam 11, lalu langsung merasa gagal. Padahal sebenarnya, kalau dia masih bisa tidur sebelum jam 12, itu tetap jauh lebih baik daripada begadang. Nah, mindset “harus selalu sempurna” inilah yang sering bikin kita cepat menyerah saat ada satu hari bolong. Konsistensi bukan berarti 100% Puan, konsistensi itu nggak harus 100% setiap hari, kok. Ada kalanya kita cuma bisa kasih...

#Girlhood, Tren yang Memaknai Perjuangan Sesama Perempuan




by Bincang Perempuan

Kalau Puan aktif di social media, mungkin tren ini ga asing lagi buat Puan. Tren dengan foto-foto tone hangat, barang-barang serba pink yang girly, atau foto pertemanan khas anak muda dengan tagar #Girlhood. Tren ini bukan cuma tentang foto-foto visual yang cantik tapi sebenarnya mengangkat sisi emosional dan perjuangan perempuan dalam menjalani hidup mereka.

Apa sih sebenernya Girlhood itu? 

Menurut Cambridge Dictionary, girlhood merujuk pada fase kehidupan remaja perempuan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Pada fase ini, seorang perempuan mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun emosional. Tak jarang, fase ini juga diwarnai dengan pergolakan batin, rasa bingung dan bahkan krisis identitas.

Lalu kenapa tren #Girlhood bisa relevan? 

Tren ini hadir di tengah kebutuhan banyak remaja perempuan untuk dapat dipahami dan divalidasi perasaannya oleh orang sekitar. Di balik unggahan-unggahan manis berisi foto estetik di social media, tersimpan keresahan yang kerap kali tidak terdengar, sering kali ini tentang perasaan tidak cukup, tentang tubuh yang selalu dibandingkan, atau tentang tekanan untuk selalu tampil "baik-baik saja".

Lewat tren girlhood, banyak perempuan akhirnya merasa  punya ruang berbagi cerita yang dulu sulit diucapkan dan ternyata banyak yang merasakan hal sama. “Oh, ternyata bukan aku sendiri yang ngerasa gini.” Dari sanalah muncul kekuatan di atas rasa lega karena akhirnya dimengerti.

Tren ini juga merepresentasikan pergeseran cara perempuan memandang diri mereka sendiri. Dulu, mungkin kita sibuk mengejar standar "perempuan ideal" yang ditentukan orang lain. Tapi sekarang, girlhood mengajak kita untuk berdamai dengan kegagalan, mengakui rasa lelah, dan mencintai versi diri kita yang sedang belajar tumbuh dengan baik dan bukan yang sempurna.

Tren #GirlHood sebagai dukungan sesama Perempuan

Salah satu hal yang menjadi kekuatan dari Girlhood adalah bagaimana tren ini menumbuhkan rasa solidaritas dan dukungan kepada sesama perempuan. Contohnya bisa Puan rasakan ketika seseorang berani bercerita, orang lain merasa terwakili. Saat satu perempuan membagikan pengalamannya tentang kecemasan, misalnya, banyak yang akhirnya merasa, "Aku nggak sendirian." Dari sinilah tumbuh empati. Empati ini tidak hanya hadir di kolom komentar atau fitur repost, tetapi juga di hati, bahwa sesama perempuan saling paham betapa rumitnya tumbuh dalam dunia yang sering kali terlalu menuntut.

Dukungan ini tidak harus besar. Terkadang cuma berupa pesan singkat seperti “kamu nggak salah,” atau sekadar “aku pernah juga.” Tapi efeknya bisa sangat berarti. Girlhood mengingatkan kita bahwa perempuan bukanlah kompetitor, melainkan teman seperjalanan. Perjalanan ini jadi jauh lebih ringan saat dijalani bersama.

Jadi, ketika Puan melihat tagar lain  di media sosial selain #Girlhood yang memaknai perjalanan dari diri perempuan, semoga Puan ingat bahwa ini lebih dari sekadar tren. Ini adalah suara kolektif perempuan yang sedang berusaha memahami diri mereka sendiri dan dalam proses itu, mereka menemukan satu sama lain.

Karena pada akhirnya, girlhood bukan tentang siapa yang paling kuat, paling cantik, atau paling benar. Tapi tentang bagaimana kita saling menemani, saling menerima, dan tumbuh bersama dengan baik.




Referensi

Author : Keisha Najwa Dwi Anggraeni

Comments

Rubik Puan Popular

Kesal Punya Teman Suka Ikut-Ikutan? Yuk, kenali Istilah Copy Cat Behavior!

Image by Entrepreneurship Compass   “Aku beli ini dia beli juga, aku ngelakuin ini dia juga ikut-ikutan, ih nyebelin dah!” Hai Puan! Siapa yang di sini pernah ngomel-ngomel karena merasa kesal ditiru oleh teman atau orang di sekitar Puan? Hm, memang sih memiliki tindakan, perilaku, hingga  style  yang serupa bisa saja terjadi dikarenakan memang produk-produk yang kamu pakai sedang  best seller  atau  trend  sehingga teman kamu pun juga tak sengaja membeli produk yang sama seperti kamu. Mungkin Puan cenderung merasa senang ataupun biasa saja ketika mengetahui orang terdekat Puan memiliki barang yang sama dengan kamu. Namun, bagaimana jadinya jika “persamaan” tersebut terjadi berkali-kali dan orang terdekat kamu terus menerus meniru kamu? Tentu kamu akan merasa tidak nyaman. Nah, perilaku tersebut disebut sebagai  copycat behaviour .  Copycat behaviour  merupakan perilaku menyalin atau meniru seseorang. Banyak alasan-alasan kenapa pelaku ...

Apakah Kamu Punya Cinderella Syndrom? Ini Tandanya!

  Illustrasi oleh Green Maggot Puan pasti tahu film Cinderella kan? Tentunya Puan udah nggak asing lagi sama kisah dongeng klasik ini. Selain di film, istilah Cinderella  juga dikenal di dunia nyata loh, yaitu sindrom Cinderella Complex. Yuk! Kita cari tahu lebih lanjut tentang Cinderella Complex  dan tanda-tandanya! Apa itu Cinderella Complex ? Cinderella Complex  pertama kali diperkenalkan oleh Colette Dowling, seorang terapus dalam bukunya " The Cinderella Complex: Women's Hidden Fear of Independence ". Cinderella Complex  adalah sikap dan rasa takut (tertekan) yang dialami perempuan, sehingga perempuan tidak berani memanfaatkan sepenuhnya kemampuan otak dan kreativitasnya (Dowling, 1995). Sindrom Cinderella Complex  tanpa sadar membuat perempuan ingin diurus oleh orang lain sehingga sangat ketergantungan dan nyaris tidak bisa hidup mandiri. Meskipun belum bisa dikategorikan sebagai gangguan secara psikologis, sindrom Cinderella Complex  ada kaitann...

Unlocking the It Girl Mindset: Rahasia Menjadi Versi Terbaik Dirimu

  Sumber: Pinterest Pernahkah Puan bertanya-tanya kenapa beberapa orang selalu terlihat mempesona, penuh percaya diri, dan memiliki aura yang membuat semua mata tertuju pada mereka? Apakah itu merupakan bawaan dari lahir atau ada rahasia di baliknya? Well , jawabannya hanya terletak pada satu hal, yaitu ‘ It Girl Mindset ’. Sebenarnya, apa sih ‘It Girl Mindset ’ itu? Yuk, simak pembahasannya pada artikel ini! Pengertian It Girl Mindset Melansir dari halaman Plum Healthy Fine , It Girl digambarkan sebagai perempuan yang memiliki percaya diri, modis, dan menjadi idaman bagi banyak orang. Mereka ini merupakan simbol dari kekuatan dan keanggunan dengan menjadi diri sendiri sebagai ciri khasnya. Seorang It Girl biasanya bangga untuk menjadi dirinya yang paling autentik. Oleh karena itu, banyak orang yang mengagumi mereka dan ingin menjadi seperti mereka. It Girl juga tidak bertindak dengan ragu-ragu, fokus pada tujuan serta pengembangan diri, dan tidak peduli dengan tanggapan buruk o...

Suka Nunda Kerjaan? Yuk, Kenalan Sama Prokrastinasi dan Cara Mengatasinya!

Image by Kumparan.com   Apakah Puan suka menunda-nunda pekerjaan? Ya, itulah yang dinamakan prokrastinasi, yaitu  kecenderungan seseorang untuk menunda-nunda sesuatu.  Berdasarkan penelitian, penundaan terjadi karena tugas tersebut membosankan, serta adanya perasaan frustasi, sulit, dan ambigu ketika mengerjakan tugas itu. Merasa tugas atau pekerjaan tersebut tidak bermanfaat untuk dilakukan, khususnya untuk pribadi juga membuat sebagian orang memilih untuk menunda pekerjaan. Prokrastinasi apabila dilakukan berulang dapat menimbulkan stress serta mengurangi produktivitas dan keefektivitasan kita dalam melakukan sesuatu sehingga apa yang kita kerjakan menjadi tidak optimal. Nyatanya, prokrastinasi memiliki bermacam-macam bentuk , lho Puan! Yuk, kenali bentuk-bentuk prokrastinasi : 1. The Deadliner : tipe ini cenderung suka mengerjakan pekerjaan di bawah tekanan dan menunda pekerjaannya sampai deadline mendekat. 2. The Dreamer : adalah tipe yang kreatif dan sen...

In This Economy? Ternyata Begini Cara Gen Z Jaga Kualitas Diri dan Waktu!