 |
https://community.thriveglobal.com |
Multitasking telah lama dianggap sebagai keterampilan yang penting di dunia modern yang sibuk ini. Di tempat kerja, kita sering dihadapkan pada tuntutan untuk melakukan lebih dari satu tugas sekaligus. Namun, apakah kita benar-benar efektif saat melakukan multitasking, atau kita hanya terjebak dalam sebuah ilusi?
Ada anggapan umum bahwa manusia dapat secara efektif melakukan beberapa tugas sekaligus. Namun menurut penelitian profesor komunikasi Stanford University Clifford Nass, multitasking menyebabkan seseorang menghadapi konsekuensi mental yang signifikan. Konsekuensi mental tersebut hadir karena multitasking membuat fokus seseorang terpecah sehingga otak harus bekerja ekstra untuk memproses informasi. Sebenarnya, fakta yang tersembunyi di balik multitasking adalah bahwa otak kita tidak dirancang untuk melakukan tugas-tugas yang kompleks secara bersamaan.
Otak manusia memproses informasi dalam dua cara utama: dengan menggunakan memori kerja dan mengeksekusi tugas-tugas di dalam otak. Memori kerja adalah memori jangka pendek yang memungkinkan kita untuk mengingat informasi sementara sambil melakukan tugas yang sedang dikerjakan. Namun, kapasitas memori kerja terbatas, dan ketika kita mencoba melakukan beberapa tugas sekaligus, otak kita sebenarnya beralih dari satu tugas ke tugas lain dengan cepat. Hal ini disebut dengan switching cost atau biaya beralih, yang mengarah pada penurunan efisiensi dan peningkatan risiko kesalahan.
Multitasking ternyata dapat menurunkan produktivitas lho, Puan!
Ketika seseorang berusaha melakukan banyak hal sekaligus, fokus dan perhatian terbagi-bagi antara berbagai tugas. Hal ini bisa mengakibatkan penurunan efisiensi dalam menyelesaikan setiap tugas, karena otak perlu beralih dari satu tugas ke tugas lainnya. Dalam beberapa kasus, orang yang melakukan multitasking cenderung membuat lebih banyak kesalahan atau keputusan yang tidak optimal karena kurangnya fokus yang mendalam pada setiap tugas.
Contoh konkretnya, seseorang yang mencoba untuk mengetik email sambil mendengarkan panggilan telepon atau berbicara dengan orang lain di sekitarnya mungkin tidak memberikan perhatian penuh pada setiap aktivitas tersebut. Ini bisa mengakibatkan email yang dikirimkan memiliki kesalahan pengetikan atau informasi yang kurang tepat, atau panggilan telepon yang tidak selesai dengan baik karena terganggu.
Selain itu, multitasking yang berlebihan juga dapat menyebabkan stres dan kelelahan karena otak bekerja lebih keras untuk mengelola banyak informasi sekaligus. Oleh karena itu, dalam banyak situasi, fokus yang terpusat pada satu tugas pada satu waktu sering kali lebih efektif untuk mencapai hasil yang lebih baik dan mempertahankan kualitas kerja yang tinggi.
Manajemen waktu adalah solusi
Salah satu solusi yang sangat efektif untuk tetap produktif tanpa melakukan multitasking adalah dengan menerapkan prinsip "Time Blocking" atau blok waktu. Kita bisa memulai dengan mengidentifikasi tugas mana yang dapat kita lakukan, kemudian alokasikan waktu untuk menyelesaikan setiap tugas tersebut tanpa gangguan blok waktu dapat bervariasi tergantung pada kompleksitas tugas dan preferensi pribadi puan mulai dari 30 menit hingga beberapa jam, selama blok waktu tersebut fokuslah sepenuhnya pada tugas yang ditetapkan hindari godaan untuk melompat ke tugas lain atau memeriksa email dan media sosial. Nonaktifkan pemberitahuan yang dapat mengganggu. Setelah selesai dengan satu blok waktu, berikan Puan waktu istirahat singkat untuk meregangkan otot dan menyegarkan pikiran. Istirahat ini penting untuk mempertahankan tingkat konsentrasi dan energi yang tinggi selama blok waktu berikutnya.
Stop Multitasking, Start Excelling!
Author: Maya Zahwa Aulia
Comments
Post a Comment