Langsung ke konten utama

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Ekstrovert vs Introvert : Mana Kepribadian Puan?

 


Image by Harian Muba


Puan, pasti telinga kalian sudah tidak asing mendengar kedua istilah ini. Istilah yang sering dipakai untuk menyebutkan jenis kepribadian seseorang. Kita semua tahu bahwasannya teman-teman di sekeliling kita bahkan diri kita sendiri pun mempunyai kepribadian yang berbeda-beda tentunya.

Istilah ekstrovert dan introvert sendiri pertama kali dicetuskan oleh seorang psikolog berasal dari Swiss yang bernama Carl Gustav Jung sekitar tahun 1920. Menurut Jung, introvert adalah spektrum yang mengubah energi psikis ke dalam dengan orientasi ke arah subjektif. Sebagian besar ahli psikologi menyebut introvert sebagai orang yang energinya cenderung berkembang melalui refleksi dan menyusut selama interaksi.

Seorang introvert umumnya lebih memilih untuk menyendiri dan berada di lingkaran pertemanan yang relatif kecil. Seorang introvert mampu berinteraksi dengan orang lain. Hanya saja, seorang introvert lebih memilih untuk tidak bertemu banyak orang.

Introvert sendiri cenderung tidak suka omongan basa-basi, dan lebih memilih percakapan yang lebih berarti. Selain itu juga, mereka lebih memilih menulis dibanding berbicara. Orang introvert lebih memilih untuk menuangkan pikirannya lewat tulisan daripada lisan.

Berkebalikan dengan introvert, ekstrovert umumnya digambarkan sebagai seseorang yang memiliki sifat terbuka, berenergi tinggi, dan cenderung banyak berbicara. Menurut Psychology Today, ekstrovert secara umum cenderung menikmati situasi sosial, mencari pengalaman baru, merasa nyaman dalam kelompok, dan lebih menyukai kegiatan yang padat.

Seorang yang memiliki kepribadian introvert adalah seseorang yang akan merasa kelelahan dan kehilangan banyak energi jika berada di tempat yang ramai dan banyak orang yang berkumpul.

Introvert akan kehabisan energi dan cenderung mengisi energinya tersebut saat dia sedang sendiri dan menjauhi keramaian. Introvert akan mendapatkan energi lagi saat dia berada di dalam rumah sendiri dan melakukan hal-hal yang ia sukai, hal tersebut akan me-recharge energinya.

Sangat berbeda dengan ekstrovert, seseorang yang memiliki kepribadian ekstrovert cenderung sangat suka berada di dalam keramaian. Ia akan mengisi energinya ketika ia bersama teman-teman, berada di circle yang terdapat banyak orang dan ekstrovert akan kehilangan energinya ketika ia sedang sendirian, hal itu akan membuat ekstrovert merasa bosan dan kesepian.

Setelah menyimak pembahasan diatas mengenai apa itu ekstrovert dan introvert pasti akan muncul di benak puan kepribadian mana yang lebih baik? Apakah ekstrovert atau malah introvert?

Disini perlu digaris bawahi bahwasannya tidak ada kepribadian yang lebih baik atau yang lebih buruk. Kedua-duanya, baik introvert ataupun ekstrovert memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Semua kepribadian bisa sukses jika mereka tahu bagaimana cara memaksimalkan potensi yang ada di dirinya.

Extrovert vs introvert adalah dua spektrum kepribadian yang sangat berlawanan, jadi tidak bisa dibandingkan “baik” di satu atau dua hal saja. Ketika kita memiliki kepribadian ekstrovert ataupun introvert kita haruslah bersyukur dan semaksimal mungkin menjadikan kelebihan ataupun kekurangan kita tersebut menjadi sebuah potensi kedepannya.


Referensi :
Wolipop

Author : Aisyah Safitri
Editor : Nazwal Bilbina Budiman

Komentar

Rubik Puan Popular

Kenyataan Work-Life Balance yang Sering Disalahpahami

Puan nggak sih Puan ngerasa kayak semua hal minta waktu di saat yang sama kuliah, kerja, organisasi, bahkan diri Puan sendiri? Semua bilang “harus seimbang,” tapi nggak ada yang ngajarin gimana caranya. Akhirnya, kita terus coba jadi semuanya: anak yang berbakti, teman yang ada, mahasiswa yang aktif, pekerja yang nggak pernah telat, padahal diam-diam… kita cuma pengen napas sebentar. Mitos 50:50 dan kenapa ia berbahaya Work-life balance sering disalahpahami kayak rumus matematika 50% kerja, 50% istirahat. Padahal hidup nggak sesederhana itu. Keseimbangan bukan angka tetap, tapi kemampuan untuk menyesuaikan fokus sesuai fase hidup. Ada masa di mana Puan lagi all-out di karier atau kampus, dan itu nggak salah. Ada masa juga di mana Puan lagi perlu berhenti, pulih, dan mengembalikan energi dan itu juga bagian dari seimbang. American Psychological Association (2021), mencatat bahwa ketika keseimbangan kerja dan hidup terganggu, stres kronis dan burnout mudah muncul. Jadi, “seimbang” buk...

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Growth Mindset vs Fixed Mindset: Pilihan Pola Pikir yang Menentukan Masa Depan

Image by  Source of Insight Manusia pada dasarnya diciptakan berbeda beda ya, Puan, begitu juga dengan mindset yang dibangun oleh diri kita sendiri. Menurut Carol Dweck psikologi dari Stanford University mindset terbagi menjadi dua yaitu fixed mindset dan growth mindset . Apa itu fixed mindset ? Fixed mindset merupakan pola pikir yang percaya bahwa suatu kecerdasan ataupun bakat dalam individu yang sifatnya tidak akan pernah berubah. Orang yang mempunyai fixed mindset cenderung mudah menyerah, tidak mau ambil resiko atas tantangan dalam hidup serta mudah merasa terancam atas keberhasilan orang lain. Lalu, apa itu growth mindset ? Growth mindset merupakan pola pikir yang ingin selalu berkembang dan percaya bahwa sebuah kesuksesan bisa didapatkan dengan kerja keras. Dengan kata lain seorang yang mempunyai growth mindset akan selalu tampil berani serta mencoba hal-hal baru. Perbedaan kedua mindset ini apasih? Fixed mindset Menghindari tantangan karena takut dengan kegagalan te...

Fear of Being Perceived: Alasan Kamu Takut Kena Judge

             Puan, dalam ruang sosial pernah nggak sih merasa bahwa ada banyak pasang mata yang seakan mengikuti setiap gerak-gerik? Seakan tatapan orang lain yang bahkan belum tentu kita kenal aja secara nggak langsung memvalidasikan sesuatu yang kita lakukan. Contohnya saat Puan keluar rumah ada kecenderungan untuk tampil secara baik.  Dalam hal ini, semua yang Puan pakai harus menyesuaikan ekspektasi banyak orang di zaman ini. Apa yang kita unggah ke media sosial adalah sisi yang paling baik, tapi belum tentu sisi yang benar-benar mencerminkan diri sendiri. Apa Itu Fear of Being Perceived? Menurut sumber web Psychology Today, pada dasarnya setiap individu memiliki keinginan untuk divalidasi, dilihat, dan dianggap oleh orang lain sebagaimana versi diri kita yang sebenar-benarnya. Namun, dalam perjalanannya mungkin kita pernah mengalami kritik berlebih atau dianggap aneh ketika mencoba menjadi diri sendiri. Sehingga ketika kita mencoba menja...

Spiral of Silence Theory: Jadi Minoritas Jarang Didengar

source: Kompasiana.com Spiral of Silence Theory   atau yang disebut dengan teori spiral keheningan, mungkin terdengar asing ya, Puan? Tapi apakah kamu pernah merasa ketika ingin menyampaikan pendapat dalam suatu isu, namun ada keraguan dan ketakutan karena nanti menjadi terisolasi sendiri, sehingga pendapat tersebut tak jadi kamu disampaikan? Teori spiral keheningan atau  spiral of silence theory  ini pertama kali dicetuskan oleh  Elisabeth Noelle Neumann  (1973) mengenai kelompok minoritas yang cenderung akan menjadi diam atau tidak berani menyampaikan pendapatnya karena takut akan terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Maka sering kali, minoritas mengikuti pendapat kelompok mayoritas. source: kumparan.com Dalam lingkup sosial hal ini sering terjadi, bahkan orang cenderung menghindarinya dan lebih memilih mengikuti pendapat mayoritas dengan anggapan bahwa tidak akan merasa sendiri atau terisolasi di tengah masyarakat. Melihat perilaku masyarakat Indonesia ya...