Skip to main content

Reverse Bucket List: Cara Simpel Biar Makin Bersyukur dan Termotivasi

  Puan, pernah nggak merasa hidup kayak jalan di tempat? Daftar keinginan segunung, tapi progresnya pelan dan kadang bikin down ? Nah, konsep Reverse Bucket List bisa jadi solusi yang menarik! Apa itu Reverse Bucket List? Biasanya, bucket list berisi daftar mimpi atau target yang ingin diraih di masa depan. Sedangkan, reverse bucket list justru kebalikannya: Puan membuat daftar pencapaian, momen membahagiakan, serta hal yang sudah Puan alami dan capai. Mulai dari hal besar sampai kecil yang bikin Puan bangga atau senyum sendiri.    Contohnya seperti, berani presentasi di depan umum, liburan seru bareng keluarga atau teman, membantu orang lain tanpa pamrih, atau berhasil membangun kebiasaan sehat, meski kecil.  Mengapa Reverse Bucket List Penting?  Menanamkan Rasa Syukur Alih-alih fokus pada apa yang belum tercapai, reverse bucket list mengingatkan kita pada hal-hal yang sudah berhasil dilewati. Ini membangun rasa syukur, melawan kecenderungan membandingkan ...

Ekstrovert vs Introvert : Mana Kepribadian Puan?

 


Image by Harian Muba


Puan, pasti telinga kalian sudah tidak asing mendengar kedua istilah ini. Istilah yang sering dipakai untuk menyebutkan jenis kepribadian seseorang. Kita semua tahu bahwasannya teman-teman di sekeliling kita bahkan diri kita sendiri pun mempunyai kepribadian yang berbeda-beda tentunya.

Istilah ekstrovert dan introvert sendiri pertama kali dicetuskan oleh seorang psikolog berasal dari Swiss yang bernama Carl Gustav Jung sekitar tahun 1920. Menurut Jung, introvert adalah spektrum yang mengubah energi psikis ke dalam dengan orientasi ke arah subjektif. Sebagian besar ahli psikologi menyebut introvert sebagai orang yang energinya cenderung berkembang melalui refleksi dan menyusut selama interaksi.

Seorang introvert umumnya lebih memilih untuk menyendiri dan berada di lingkaran pertemanan yang relatif kecil. Seorang introvert mampu berinteraksi dengan orang lain. Hanya saja, seorang introvert lebih memilih untuk tidak bertemu banyak orang.

Introvert sendiri cenderung tidak suka omongan basa-basi, dan lebih memilih percakapan yang lebih berarti. Selain itu juga, mereka lebih memilih menulis dibanding berbicara. Orang introvert lebih memilih untuk menuangkan pikirannya lewat tulisan daripada lisan.

Berkebalikan dengan introvert, ekstrovert umumnya digambarkan sebagai seseorang yang memiliki sifat terbuka, berenergi tinggi, dan cenderung banyak berbicara. Menurut Psychology Today, ekstrovert secara umum cenderung menikmati situasi sosial, mencari pengalaman baru, merasa nyaman dalam kelompok, dan lebih menyukai kegiatan yang padat.

Seorang yang memiliki kepribadian introvert adalah seseorang yang akan merasa kelelahan dan kehilangan banyak energi jika berada di tempat yang ramai dan banyak orang yang berkumpul.

Introvert akan kehabisan energi dan cenderung mengisi energinya tersebut saat dia sedang sendiri dan menjauhi keramaian. Introvert akan mendapatkan energi lagi saat dia berada di dalam rumah sendiri dan melakukan hal-hal yang ia sukai, hal tersebut akan me-recharge energinya.

Sangat berbeda dengan ekstrovert, seseorang yang memiliki kepribadian ekstrovert cenderung sangat suka berada di dalam keramaian. Ia akan mengisi energinya ketika ia bersama teman-teman, berada di circle yang terdapat banyak orang dan ekstrovert akan kehilangan energinya ketika ia sedang sendirian, hal itu akan membuat ekstrovert merasa bosan dan kesepian.

Setelah menyimak pembahasan diatas mengenai apa itu ekstrovert dan introvert pasti akan muncul di benak puan kepribadian mana yang lebih baik? Apakah ekstrovert atau malah introvert?

Disini perlu digaris bawahi bahwasannya tidak ada kepribadian yang lebih baik atau yang lebih buruk. Kedua-duanya, baik introvert ataupun ekstrovert memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Semua kepribadian bisa sukses jika mereka tahu bagaimana cara memaksimalkan potensi yang ada di dirinya.

Extrovert vs introvert adalah dua spektrum kepribadian yang sangat berlawanan, jadi tidak bisa dibandingkan “baik” di satu atau dua hal saja. Ketika kita memiliki kepribadian ekstrovert ataupun introvert kita haruslah bersyukur dan semaksimal mungkin menjadikan kelebihan ataupun kekurangan kita tersebut menjadi sebuah potensi kedepannya.


Referensi :
Wolipop

Author : Aisyah Safitri
Editor : Nazwal Bilbina Budiman

Comments

Rubik Puan Popular

Inner Child: Bagian dari Diri yang Ingin Didengar dan Dipeluk

  Sumber: childfoundationcenter.com Pernah nggak merasa “terlalu sensitif”, “takut ditolak”, atau “gampang merasa bersalah”, tapi Puan sendiri nggak tahu kenapa? Mungkin itu bukan Puan yang sekarang yang sedang reaktif. Bisa jadi… itu adalah anak kecil di dalam diri yang sedang terluka yang belum pernah benar-benar didengarkan. Namanya: inner child . Apa Itu Inner Child? Inner child adalah sisi diri kita yang menyimpan pengalaman, perasaan, dan luka dari masa kecil. Dia adalah versi diri kita yang dulu, yang masih polos, penuh rasa ingin tahu, tetapi rentan dan mudah terluka. Meskipun tubuh Puan tumbuh dewasa, inner child nggak ikut tumbuh. Ia tetap tinggal di sana, menyimpan kenangan baik maupun buruk, dan sering muncul dalam bentuk respons emosional yang seringkali kita sendiri nggak paham. Dari Mana Datangnya Luka Inner Child? Luka inner child bisa berasal dari hal-hal yang terlihat “biasa” tapi menyakitkan bagi Puan Dulu sering dimarahi karena menangis, jadi sekarang sulit...

Reverse Bucket List: Cara Simpel Biar Makin Bersyukur dan Termotivasi

  Puan, pernah nggak merasa hidup kayak jalan di tempat? Daftar keinginan segunung, tapi progresnya pelan dan kadang bikin down ? Nah, konsep Reverse Bucket List bisa jadi solusi yang menarik! Apa itu Reverse Bucket List? Biasanya, bucket list berisi daftar mimpi atau target yang ingin diraih di masa depan. Sedangkan, reverse bucket list justru kebalikannya: Puan membuat daftar pencapaian, momen membahagiakan, serta hal yang sudah Puan alami dan capai. Mulai dari hal besar sampai kecil yang bikin Puan bangga atau senyum sendiri.    Contohnya seperti, berani presentasi di depan umum, liburan seru bareng keluarga atau teman, membantu orang lain tanpa pamrih, atau berhasil membangun kebiasaan sehat, meski kecil.  Mengapa Reverse Bucket List Penting?  Menanamkan Rasa Syukur Alih-alih fokus pada apa yang belum tercapai, reverse bucket list mengingatkan kita pada hal-hal yang sudah berhasil dilewati. Ini membangun rasa syukur, melawan kecenderungan membandingkan ...

Unlocking the It Girl Mindset: Rahasia Menjadi Versi Terbaik Dirimu

  Sumber: Pinterest Pernahkah Puan bertanya-tanya kenapa beberapa orang selalu terlihat mempesona, penuh percaya diri, dan memiliki aura yang membuat semua mata tertuju pada mereka? Apakah itu merupakan bawaan dari lahir atau ada rahasia di baliknya? Well , jawabannya hanya terletak pada satu hal, yaitu ‘ It Girl Mindset ’. Sebenarnya, apa sih ‘It Girl Mindset ’ itu? Yuk, simak pembahasannya pada artikel ini! Pengertian It Girl Mindset Melansir dari halaman Plum Healthy Fine , It Girl digambarkan sebagai perempuan yang memiliki percaya diri, modis, dan menjadi idaman bagi banyak orang. Mereka ini merupakan simbol dari kekuatan dan keanggunan dengan menjadi diri sendiri sebagai ciri khasnya. Seorang It Girl biasanya bangga untuk menjadi dirinya yang paling autentik. Oleh karena itu, banyak orang yang mengagumi mereka dan ingin menjadi seperti mereka. It Girl juga tidak bertindak dengan ragu-ragu, fokus pada tujuan serta pengembangan diri, dan tidak peduli dengan tanggapan buruk o...

Mengenal FOMO dan JOMO: Insight Berharga dari Webinar Learning Space Puan Bisa Bersama Ambar Restika

[Jakarta, 16 Agustus 2024] - Learning Space 2024 , Puan Bisa melakukan survei terkait bagaimana perempuan masa muda menghadapi masa quarter life crisis yang juga dibarengi dengan perasaan fear of missing out. Didapati sekitar lebih dari 57% perempuan muda merasakan fear of missing out yang memberikan dampak rasa tidak percaya diri dan mempertanyakan potensi diri sendiri. Menjawab fenomena tersebut, Puan Bisa membuat webinar online yang bertujuan untuk memahami bagaimana suatu fenomena seperti FOMO itu memang harus kita terima dan dihindari bagi setiap individu, telah sukses pada Jumat 16 Agustus 2024. Acara ini mengundang Ambar Restika Suryandaru, S.Psi, M.Psi., Psikolog—seorang dosen dan pengajar (Universitas Borobudur Jakarta, 2017), serta psikolog online (Associate Psikolog Online Aplikasi Psikologi, 2020). Dengan tema "Understanding FOMO", acara ini dihadiri oleh lebih dari 40 peserta yang antusias untuk mengetahui pentingnya menghindari kebiasaan FOMO. FOMO : Fear Of Mi...

Saving to Stay Sane: Hidup Hemat di Era Tekanan Konsumtif

  Image by:  Sampoerna Academy Puan, kita tau bahwa di tengah kondisi ekonomi yang terus berubah, banyak anak muda di Indonesia harus menghadapi kenyataan pahit, biaya hidup yang semakin tinggi, sementara penghasilan tidak selalu ikut naik. Mulai dari harga sewa tempat tinggal, biaya transportasi, hingga kebutuhan pokok yang semakin mahal. Semuanya semakin menjadi beban tersendiri, terutama bagi mereka yang hidup mandiri di kota besar atau baru mulai melangkah ke dunia kerja. Situasi ini mendorong munculnya kebutuhan untuk mengelola keuangan secara lebih bijak. Bukan sekadar berhemat, melainkan menjalani gaya hidup yang benar-benar memperhitungkan setiap pengeluaran. Di sinilah konsep frugal living menjadi relevan. Bukan karena ikut-ikutan tren, tapi karena memang dibutuhkan sebagai strategi bertahan di tengah tekanan ekonomi dan sosial. Lalu, Apa itu Frugal Living ? Frugal living adalah pola pikir dan gaya hidup di mana seseorang secara sadar membatasi pengeluaran yang dira...