“Aku beli ini dia beli juga, aku ngelakuin ini dia juga ikut-ikutan, ih nyebelin dah!”
Siapa yang di sini pernah ngomel-ngomel cuman karena merasa kesal ditiru oleh teman atau orang di sekitar Puan? Hm, memang sih bisa dibilang kalau yang namanya tindakan, perilaku, hingga style bisa saja kembaran dikarenakan memang produk-produk yang kamu pakai sedang best seller atau trend sehingga temen kamu pun juga tak sengaja membeli produk yang sama seperti kamu.
Mungkin Puan cenderung merasa senang ataupun biasa saja ketika mengetahui orang terdekat Puan memiliki barang yang sama dengan kamu. Namun, bagaimana jadinya jika “persamaan” tersebut terjadi berkali-kali dan orang terdekat kamu terus menerus meniru kamu? Tentu kamu akan merasa tidak nyaman.
Nah, perilaku tersebut disebut pula sebagai copycat behaviour.
Sebenarnya, apa sih copycat behaviour itu?
Singkatnya, copycat behaviour merupakan perilaku menyalin atau meniru seseorang. Ada banyak alasan kenapa pelaku melakukan perilaku ini di antaranya, yaitu:
1. Berasal dari perasaan obsesi
Hal ini akan menjadi suatu hal yang ekstrem dan menjadi berbahaya karena bisa saja berujung penguntitan, terobsesi dengan selebriti dan hal lainnya.
2. Perasaan iri kepada orang lain
Kesuksesan hingga kehidupan secara keseluruhan orang lain ditiru. Pelaku ingin memahami akan rahasia di balik semua itu sehingga cara mereka adalah dengan menyalinnya untuk mencapai pencapaian yang sama.
3. Tidak percaya diri
Pelaku merasa tidak percaya akan dirinya sendiri dan merasa bahwa orang lain lebih baik dari mereka. Bisa jadi pelaku tidak menyukai siapa diri mereka sehingga merasa bahwa pelaku dapat melarikan diri jika menjadi dan bertingkah seperti “orang lain”.
Perilaku menyalin (copying) ini juga datang dalam beberapa bentuk di antaranya adalah:
1. Copying at an everyday level
Bentuk yang satu ini ketika seseorang meniru orang lain dengan aspek menyanjung yang terkait orang tersebut. Misal, Puan menyukai gaun teman Puan dan memuji gaun tersebut. Lalu tak lama Puan membeli gaun yang serupa dengan milik teman Puan.
2. Copying at cultural level
Sadarkah Puan bahwa kaum minoritas kerap melakukan tindakan yang seperti budaya mayoritas lakukan? Misal, budaya timur minoritas mungkin meniru budaya barat. Demikian pula, ketika Puan sebagai seorang minoritas dan mengunjungi negara lain maka Puan dapat bertindak menyesuaikan diri pada negara tersebut. Pada level ini, melakukan peniruan lebih dianggap sebagai bentuk penyesuaian diri.
3. Copying at an education level
Penyalinan terjadi ketika seseorang dirasa jauh lebih unggul dari kita. Bisa saja lebih pintar atau rajin, lalu kita menyalin perilaku tersebut sebagai suatu hal yang positif.
4. Copying at individual/personality level
Terdapat pepatah yang mengatakan jika semakin dekat kita dengan seseorang maka semakin sama bahasa tubuh, postur hingga nada suara antara kita dengan orang tersebut. Jika hal itu terjadi, secara tidak langsung perilaku menyalin itu terjadi dikarenakan selain kita berada disekitar orang yang mirip dengan kita, bisa saja hal tersebut bentuk adaptasi antar satu sama lain. Hal ini terjadi dikarenakan orang yang melakukan copying karena ingin berperan dalam membuat kesempatan dalam meningkatkan koneksi sosial.
Sebagai contoh, jika Puan sedang sedih, biasanya Puan akan membuat postur duduk dengan tubuh meringkuk, menunduk, berbicara dengan nada rendah serta menunjukkan ekspresi sedih. Lawan bicara yang mendengarkan akan dapat lebih terhubung dengan Puan jika ia menunjukkan bahasa tubuh dan nada yang serupa dengan Puan.
Bagaimanapun copycat behaviour memiliki sisi positif dan negatif. Lagi-lagi, sesuatu yang berlebihan tidaklah pernah baik, seperti obsesi hingga melakukan penguntitan.
Referensi
Copycat Personality Disorder (Does it Exist?)
Temanmu Selalu Mengikuti Tindakanmu? Mungkin Dia Mengidap Copycat Behaviour
Comments
Post a Comment