Skip to main content

Reverse Bucket List: Cara Simpel Biar Makin Bersyukur dan Termotivasi

  Puan, pernah nggak merasa hidup kayak jalan di tempat? Daftar keinginan segunung, tapi progresnya pelan dan kadang bikin down ? Nah, konsep Reverse Bucket List bisa jadi solusi yang menarik! Apa itu Reverse Bucket List? Biasanya, bucket list berisi daftar mimpi atau target yang ingin diraih di masa depan. Sedangkan, reverse bucket list justru kebalikannya: Puan membuat daftar pencapaian, momen membahagiakan, serta hal yang sudah Puan alami dan capai. Mulai dari hal besar sampai kecil yang bikin Puan bangga atau senyum sendiri.    Contohnya seperti, berani presentasi di depan umum, liburan seru bareng keluarga atau teman, membantu orang lain tanpa pamrih, atau berhasil membangun kebiasaan sehat, meski kecil.  Mengapa Reverse Bucket List Penting?  Menanamkan Rasa Syukur Alih-alih fokus pada apa yang belum tercapai, reverse bucket list mengingatkan kita pada hal-hal yang sudah berhasil dilewati. Ini membangun rasa syukur, melawan kecenderungan membandingkan ...

Spotlight Effect : Seakan-akan Diperhatikan Oleh Banyak Mata, Padahal Mah… Belum Tentu!


Pernahkan Puan berada di suatu tempat keramaian seperti foodcourt dan hendak memesan makanan namun, secara tidak sengaja Puan menyenggol gelas di sekitar Puan dan gelas tersebut pecah. Lalu ketika sibuk membersihkan gelas tersebut, Puan Bisa merasa bahwa sorotan orang-orang di sekitar memperhatikan Puan secara seksama dan seketika Puan Bisa mendadak kaku akibat perasaan tersebut. Pernah mengalami hal tersebut? Jika pernah, hal tersebut dinamakan spotlight effect atau efek sorotan.

Spotlight effect merupakan suatu fenomena dimana Puan Bisa berpikir bahwa semua orang memperhatikan Puan. Fenomena ini telah dikenal dalam ilmu psikologi sejak tahun 2000, persisnya ketika Thomas Gilovich, Victoria Husted Medvec, dan Kenneth Savitsky meluncurkan studi dengan judul “The Spotlight Effect in Social Judgment: An Egocentric Bias in Estimates of The Salience of One’s Own Actions and Appearance”

Seorang dosen psikologi di University of California, Berkeley, Amerika Serikat bernama Rodolfo Mendoza-Denton menjelaskan bahwa menurutnya fenomena ini merupakan fenomena yang wajar terjadi sebab ia menganggap bahwa kita sebagai individu merupakan pusat dari semesta masing-masing. Kita memiliki persepsi yang besar akan segala tingkah-pola serta tutur kata yang kita ekspresikan. Padahal kenyataannya, diri kita sendiri tidaklah cukup besar di mata orang lain karena ya bisa dibilang mereka pun memiliki dunianya sendiri, loh Puan Bisa!

Tidak hanya ketika merasa malu akan suatu kejadian yang Puan Bisa alami, spotlight effect berlaku pula ketika kita merasa diri kita menawan. Misal ketika Puan Bisa membeli pakaian baru, mewarnai rambut, memakai make-up ketika berada di suatu acara, dan sebagainya.

Mengapa ada spotlight effect

Dalam buku Social Psychology (2008, hlm.56) Kenneth S. Bordens dan Irwin A.Horowitz berpendapat bahwa manusia gemar untuk berasumsi bahwa orang lain akan mengenali perasaannya. Hal inilah yang membentuk Puan sebagai manusia berpikir bahwa terkadang orang lain akan selalu memperhatikan gerak-gerik Puan Bisa, mengapa itulah terkadang ketika ketika merasa salah kostum, menjatuhkan barang atau melakukan hal lainnya di tengah keramaian, Puan Bisa cenderung merasa semua orang akan memperhatikan gerak-gerik Puan dan seakan-akan kita menjadi spotlight.

Walaupun biasa terjadi, efek sorotan ini bisa menjadi boomerang bagi beberapa orang khususnya mereka yang memiliki kecemasan sosial. Mereka akan cenderung mengalami kekakuan ketika mengalami fenomena ini. Maka dari itu, jika Puan Bisa adalah salah satunya, jangan lupa untuk mengunjungi profesional terdekat dikarenakan hal tersebut tentunya dapat mengganggu aktivitas keseharian kamu ya, Puan!


Comments

Rubik Puan Popular

Inner Child: Bagian dari Diri yang Ingin Didengar dan Dipeluk

  Sumber: childfoundationcenter.com Pernah nggak merasa “terlalu sensitif”, “takut ditolak”, atau “gampang merasa bersalah”, tapi Puan sendiri nggak tahu kenapa? Mungkin itu bukan Puan yang sekarang yang sedang reaktif. Bisa jadi… itu adalah anak kecil di dalam diri yang sedang terluka yang belum pernah benar-benar didengarkan. Namanya: inner child . Apa Itu Inner Child? Inner child adalah sisi diri kita yang menyimpan pengalaman, perasaan, dan luka dari masa kecil. Dia adalah versi diri kita yang dulu, yang masih polos, penuh rasa ingin tahu, tetapi rentan dan mudah terluka. Meskipun tubuh Puan tumbuh dewasa, inner child nggak ikut tumbuh. Ia tetap tinggal di sana, menyimpan kenangan baik maupun buruk, dan sering muncul dalam bentuk respons emosional yang seringkali kita sendiri nggak paham. Dari Mana Datangnya Luka Inner Child? Luka inner child bisa berasal dari hal-hal yang terlihat “biasa” tapi menyakitkan bagi Puan Dulu sering dimarahi karena menangis, jadi sekarang sulit...

Reverse Bucket List: Cara Simpel Biar Makin Bersyukur dan Termotivasi

  Puan, pernah nggak merasa hidup kayak jalan di tempat? Daftar keinginan segunung, tapi progresnya pelan dan kadang bikin down ? Nah, konsep Reverse Bucket List bisa jadi solusi yang menarik! Apa itu Reverse Bucket List? Biasanya, bucket list berisi daftar mimpi atau target yang ingin diraih di masa depan. Sedangkan, reverse bucket list justru kebalikannya: Puan membuat daftar pencapaian, momen membahagiakan, serta hal yang sudah Puan alami dan capai. Mulai dari hal besar sampai kecil yang bikin Puan bangga atau senyum sendiri.    Contohnya seperti, berani presentasi di depan umum, liburan seru bareng keluarga atau teman, membantu orang lain tanpa pamrih, atau berhasil membangun kebiasaan sehat, meski kecil.  Mengapa Reverse Bucket List Penting?  Menanamkan Rasa Syukur Alih-alih fokus pada apa yang belum tercapai, reverse bucket list mengingatkan kita pada hal-hal yang sudah berhasil dilewati. Ini membangun rasa syukur, melawan kecenderungan membandingkan ...

Unlocking the It Girl Mindset: Rahasia Menjadi Versi Terbaik Dirimu

  Sumber: Pinterest Pernahkah Puan bertanya-tanya kenapa beberapa orang selalu terlihat mempesona, penuh percaya diri, dan memiliki aura yang membuat semua mata tertuju pada mereka? Apakah itu merupakan bawaan dari lahir atau ada rahasia di baliknya? Well , jawabannya hanya terletak pada satu hal, yaitu ‘ It Girl Mindset ’. Sebenarnya, apa sih ‘It Girl Mindset ’ itu? Yuk, simak pembahasannya pada artikel ini! Pengertian It Girl Mindset Melansir dari halaman Plum Healthy Fine , It Girl digambarkan sebagai perempuan yang memiliki percaya diri, modis, dan menjadi idaman bagi banyak orang. Mereka ini merupakan simbol dari kekuatan dan keanggunan dengan menjadi diri sendiri sebagai ciri khasnya. Seorang It Girl biasanya bangga untuk menjadi dirinya yang paling autentik. Oleh karena itu, banyak orang yang mengagumi mereka dan ingin menjadi seperti mereka. It Girl juga tidak bertindak dengan ragu-ragu, fokus pada tujuan serta pengembangan diri, dan tidak peduli dengan tanggapan buruk o...

Mengenal FOMO dan JOMO: Insight Berharga dari Webinar Learning Space Puan Bisa Bersama Ambar Restika

[Jakarta, 16 Agustus 2024] - Learning Space 2024 , Puan Bisa melakukan survei terkait bagaimana perempuan masa muda menghadapi masa quarter life crisis yang juga dibarengi dengan perasaan fear of missing out. Didapati sekitar lebih dari 57% perempuan muda merasakan fear of missing out yang memberikan dampak rasa tidak percaya diri dan mempertanyakan potensi diri sendiri. Menjawab fenomena tersebut, Puan Bisa membuat webinar online yang bertujuan untuk memahami bagaimana suatu fenomena seperti FOMO itu memang harus kita terima dan dihindari bagi setiap individu, telah sukses pada Jumat 16 Agustus 2024. Acara ini mengundang Ambar Restika Suryandaru, S.Psi, M.Psi., Psikolog—seorang dosen dan pengajar (Universitas Borobudur Jakarta, 2017), serta psikolog online (Associate Psikolog Online Aplikasi Psikologi, 2020). Dengan tema "Understanding FOMO", acara ini dihadiri oleh lebih dari 40 peserta yang antusias untuk mengetahui pentingnya menghindari kebiasaan FOMO. FOMO : Fear Of Mi...

Saving to Stay Sane: Hidup Hemat di Era Tekanan Konsumtif

  Image by:  Sampoerna Academy Puan, kita tau bahwa di tengah kondisi ekonomi yang terus berubah, banyak anak muda di Indonesia harus menghadapi kenyataan pahit, biaya hidup yang semakin tinggi, sementara penghasilan tidak selalu ikut naik. Mulai dari harga sewa tempat tinggal, biaya transportasi, hingga kebutuhan pokok yang semakin mahal. Semuanya semakin menjadi beban tersendiri, terutama bagi mereka yang hidup mandiri di kota besar atau baru mulai melangkah ke dunia kerja. Situasi ini mendorong munculnya kebutuhan untuk mengelola keuangan secara lebih bijak. Bukan sekadar berhemat, melainkan menjalani gaya hidup yang benar-benar memperhitungkan setiap pengeluaran. Di sinilah konsep frugal living menjadi relevan. Bukan karena ikut-ikutan tren, tapi karena memang dibutuhkan sebagai strategi bertahan di tengah tekanan ekonomi dan sosial. Lalu, Apa itu Frugal Living ? Frugal living adalah pola pikir dan gaya hidup di mana seseorang secara sadar membatasi pengeluaran yang dira...