Langsung ke konten utama

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

3 Ajaran Filosofi Dokkodo yang Perlu Puan Ketahui

 

Source: pexels.com/Sora Shimazaki

Apakah Puan pernah mendengar atau mengenal salah satu pendekar berasal dari negeri sakura bernama Miyamoto Musashi? Biasa disebut Musashi, ia dikenal sebagai master ahli pedang yang dapat mengalahkan lebih dari 80 duel, lho! Pertanyaannya, bagaimana bisa seorang Musashi mengalahkan lawan-lawannya, terlebih diketahui bahwa di antara lawannya terdapat banyak orang yang meninggal dunia. Tidak lain tidak bukan adalah kefokusan dan kesadaran yang ada pada dirinya.

Sebelum ia meninggal dunia, ia memberikan beberapa catatan yang dapat dikatakan sebagai rangkuman perjalanan masa hidupnya semasa menjadi sosok pendekar yang tangguh. Kira-kira apa saja ajaran yang disampaikannya ya? Yuk, simak penjelasan di bawah ini, Puan!

1. Terima segala bentuk keadaan

Pendekar asal Jepang ini menyebutkan bahwa menyangkal kenyataan tentang apapun dalam hidup nyatanya akan berdampak buruk lho, Puan! Mulai dari menyangkal kelebihan kita, kekurangan kita hingga kondisi yang sedang kita alami. Semisal, seseorang memuji Puan dan yang kamu lakukan justru menolak pujian tersebut, padahal memang ada nyatanya. Lainnya, jika seseorang memiliki kekurangan dan ia justru menolak menerima kenyataan akan kekurangan tersebut. Tentu hal ini akan menghambat kemajuan yang hendak kita capai.

Bagi Musashi, ketika kita mencoba menolak kejadian yang terjadi di diri kita maka hal itu akan berpengaruh pada fokus kita.

2. Jangan menyesali apa yang telah dilakukan

Menyesali perbuatan memanglah hal yang biasa dilakukan namun jika berlarut-larut maka perbuatan tersebut tidak lagi menjadi sesuatu yang sehat. Kita semua tahu bahwa tidak ada mesin waktu yang dapat mengulang kembali peristiwa atau untuk menarik kembali kata-kata. Maka dari itu, tidak ada gunanya menyesali apa yang telah kita lakukan, Musashi mengatakan untuk lebih baik belajar dari kesalahan kita dan terus melanjutkan hidup dibandingkan mengganggu diri sendiri dengan penyiksaan atas hati nurani yang bersalah.

3. Jangan pernah cemburu

Membanding-bandingkan diri dengan kelebihan atau miliki orang lain merupakan tindakan yang dapat mencuri kebahagiaan yang Puan miliki. Musashi memberikan nasihat bahwa kita sebagai manusia untuk bisa selalu melihat di sekitar kita. Sebab, masih banyak orang di luar sana yang akan membunuh dan mati demi merasakan apa yang Puan tidak syukuri. Bersyukurlah selalu atas sedikit yang Puan miliki, jika Puan merasa hal tersebut adalah hal-hal kecil, ketahuilah bahwa mereka sama sekali tidak kecil.

Itu dia 3 ajaran filosofi Dokkodo yang bisa Puan terapkan dalam kehidupan Puan dalam menggapai fokus di tengah perjalanan Puan mendaki tangga menuju impian Puan.


Referensi:

https://beritapapua.id/tips-hidup-sukses-dan-sehat-ala-samurai-nomor-1-jepang/

https://ichi.pro/id/bagaimana-konsep-dokkodo-asia-dapat-membantu-anda-menjalani-kehidupan-yang-lebih-terpenuhi-66571041828883

Author: Namratul Ulya

Editor: Dita Angelina

Komentar

Rubik Puan Popular

Kenyataan Work-Life Balance yang Sering Disalahpahami

Puan nggak sih Puan ngerasa kayak semua hal minta waktu di saat yang sama kuliah, kerja, organisasi, bahkan diri Puan sendiri? Semua bilang “harus seimbang,” tapi nggak ada yang ngajarin gimana caranya. Akhirnya, kita terus coba jadi semuanya: anak yang berbakti, teman yang ada, mahasiswa yang aktif, pekerja yang nggak pernah telat, padahal diam-diam… kita cuma pengen napas sebentar. Mitos 50:50 dan kenapa ia berbahaya Work-life balance sering disalahpahami kayak rumus matematika 50% kerja, 50% istirahat. Padahal hidup nggak sesederhana itu. Keseimbangan bukan angka tetap, tapi kemampuan untuk menyesuaikan fokus sesuai fase hidup. Ada masa di mana Puan lagi all-out di karier atau kampus, dan itu nggak salah. Ada masa juga di mana Puan lagi perlu berhenti, pulih, dan mengembalikan energi dan itu juga bagian dari seimbang. American Psychological Association (2021), mencatat bahwa ketika keseimbangan kerja dan hidup terganggu, stres kronis dan burnout mudah muncul. Jadi, “seimbang” buk...

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Growth Mindset vs Fixed Mindset: Pilihan Pola Pikir yang Menentukan Masa Depan

Image by  Source of Insight Manusia pada dasarnya diciptakan berbeda beda ya, Puan, begitu juga dengan mindset yang dibangun oleh diri kita sendiri. Menurut Carol Dweck psikologi dari Stanford University mindset terbagi menjadi dua yaitu fixed mindset dan growth mindset . Apa itu fixed mindset ? Fixed mindset merupakan pola pikir yang percaya bahwa suatu kecerdasan ataupun bakat dalam individu yang sifatnya tidak akan pernah berubah. Orang yang mempunyai fixed mindset cenderung mudah menyerah, tidak mau ambil resiko atas tantangan dalam hidup serta mudah merasa terancam atas keberhasilan orang lain. Lalu, apa itu growth mindset ? Growth mindset merupakan pola pikir yang ingin selalu berkembang dan percaya bahwa sebuah kesuksesan bisa didapatkan dengan kerja keras. Dengan kata lain seorang yang mempunyai growth mindset akan selalu tampil berani serta mencoba hal-hal baru. Perbedaan kedua mindset ini apasih? Fixed mindset Menghindari tantangan karena takut dengan kegagalan te...

Fear of Being Perceived: Alasan Kamu Takut Kena Judge

             Puan, dalam ruang sosial pernah nggak sih merasa bahwa ada banyak pasang mata yang seakan mengikuti setiap gerak-gerik? Seakan tatapan orang lain yang bahkan belum tentu kita kenal aja secara nggak langsung memvalidasikan sesuatu yang kita lakukan. Contohnya saat Puan keluar rumah ada kecenderungan untuk tampil secara baik.  Dalam hal ini, semua yang Puan pakai harus menyesuaikan ekspektasi banyak orang di zaman ini. Apa yang kita unggah ke media sosial adalah sisi yang paling baik, tapi belum tentu sisi yang benar-benar mencerminkan diri sendiri. Apa Itu Fear of Being Perceived? Menurut sumber web Psychology Today, pada dasarnya setiap individu memiliki keinginan untuk divalidasi, dilihat, dan dianggap oleh orang lain sebagaimana versi diri kita yang sebenar-benarnya. Namun, dalam perjalanannya mungkin kita pernah mengalami kritik berlebih atau dianggap aneh ketika mencoba menjadi diri sendiri. Sehingga ketika kita mencoba menja...

Spiral of Silence Theory: Jadi Minoritas Jarang Didengar

source: Kompasiana.com Spiral of Silence Theory   atau yang disebut dengan teori spiral keheningan, mungkin terdengar asing ya, Puan? Tapi apakah kamu pernah merasa ketika ingin menyampaikan pendapat dalam suatu isu, namun ada keraguan dan ketakutan karena nanti menjadi terisolasi sendiri, sehingga pendapat tersebut tak jadi kamu disampaikan? Teori spiral keheningan atau  spiral of silence theory  ini pertama kali dicetuskan oleh  Elisabeth Noelle Neumann  (1973) mengenai kelompok minoritas yang cenderung akan menjadi diam atau tidak berani menyampaikan pendapatnya karena takut akan terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Maka sering kali, minoritas mengikuti pendapat kelompok mayoritas. source: kumparan.com Dalam lingkup sosial hal ini sering terjadi, bahkan orang cenderung menghindarinya dan lebih memilih mengikuti pendapat mayoritas dengan anggapan bahwa tidak akan merasa sendiri atau terisolasi di tengah masyarakat. Melihat perilaku masyarakat Indonesia ya...