![]() |
Image by Newristics |
Puan pernah nggak sih berada di suatu tempat keramaian, misalnya foodcourt dan hendak memesan makanan, tetapi secara tidak sengaja Puan menyenggol gelas di sekitar Puan dan gelas tersebut pecah, lalu ketika sibuk membersihkan gelas tersebut, Puan merasa bahwa sorotan orang-orang di sekitar memperhatikan Puan secara seksama dan seketika Puan mendadak kaku akibat perasaan tersebut. Pernah mengalami hal tersebut? Jika pernah, hal tersebut dinamakan spotlight effect atau efek sorotan. Spotlight effect merupakan suatu fenomena, di mana Puan berpikir bahwa semua orang memperhatikan Puan. Fenomena ini telah dikenal dalam ilmu psikologi sejak tahun 2000, persisnya ketika Thomas Gilovich, Victoria Husted Medvec, dan Kenneth Savitsky meluncurkan studi dengan judul, "The Spotlight Effect in Social Judgment: An Egocentric Bias in Estimates of The Salience of One's Own Actions and Appearance".
Seorang dosen psikologi di University of California, Berkeley, Amerika Serikat bernama Rodolfo Mendoza-Denton menjelaskan bahwa menurutnya fenomena ini merupakan fenomena yang wajar terjadi karena ia menganggap bahwa kita sebagai individu merupakan pusat dari semesta masing-masing. Kita memiliki persepsi yanng besar akan segala tingkah-pola, serta tutur kata yang kita ekspresikan. Padahal, kenyataannya diri kita sendiri tidaklah cukup besar di mata orang lain karena bisa dikatakan bahwa mereka pun memiliki dunianya sendiri, Puan!
Tidak hanya ketika merasa malu akan suatu kejadian yang kita alami, spotlight effect berlaku pula ketika kita merasa diri kita menawan. Misalnya, ketika Puan membeli pakaian baru, mewarnai rambut, memakai make up ketika berada di suatu acara, dan sebagainya.
Lalu, mengapa ada spotlight effect?
Dalam buku Social Psychology (2008, hlm.56) Kenneth S. Bordens dan Irwin A. Horowitz berpendapat bahwa manusia gemar untuk berasumsi bahwa orang lain akan mengenali perasaannya. Hal inilah yang membentuk kita sebagai manusia berpikir bahwa terkadang orang lain akan selalu memperhatikan gerak-gerik kita. Maka dari itu, terkadang ketika Puan merasa salah kostum, menjatuhkan barang atai melakukan hal lainnya di tengah keramaian, kita cenderung merasa semua orang akan memperhatikan gerak-gerik kita dan seakan-akan kita menjadi spotlight.
Walaupun bisa terjadi, efek sorotan ini bisa menjadi boomerang bagi beberapa orang, khususnya yang memiliki kecemasan sosial. Mereka akan cenderung mengalami kekaukan ketika mengalami fenomena ini. Maka dari itu, jika kamu adalah salah satunya, jangan lupa untuk mengunjungi profesional terdekat dikarenakan hal tersebut tentunya dapat mengganggu aktivitas keseharian kamu, Puan!
Referensi:
https://satupersen.net/blog/spotlight-effect
Author: Dita Angelina
Editor: Dita Angelina
Comments
Post a Comment