Langsung ke konten utama

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

4 Film yang Bisa Meningkatkan Kecerdasan Otak Kamu

 

Source: (iStockphoto/JNemchinova)


Siapa di sini yang gemar banget nonton film atau drama korea pas waktu luang? Banyak dong pastinya. Puan lebih senang nonton film atau drama korea dengan genre apa, nih?

Terlepas dari apa genre yang Puan gemari, di sini ada beberapa rekomendasi film yang bisa kamu tonton ketika mengisi luangmu. Tidak hanya bersifat menghibur saja, tetapi film-film ini bisa meningkatkan kecerdasan otak kamu, lho, Puan! Apa saja film-film tersebut? Yuk, simak di bawah ini!

1. Murder on the Orient Express

Film yang satu ini diangkat dari novel karangan Agatha Chrisie pada salah satu kasus Hercule Poirot miliknya. Berdurasi selama 1 jam 54 menit, Kennet Bragnagh (Sutradara) dan Michael Green (penulis naskah) menyematkan banyak perbedaan dari novelnya namun memang secara keseluruhan plot-nya tidak terlalu jauh melenceng. Di film ini, Puan diajak untuk memecah misteri mengenai pelaku pembunuhan seseorang di kereta.

2. Zodiac

Siapa yang gemar menonton Iron Man di sini? Nah, film misteri yang satu ini diperankan oleh Robert Downey JR sebagai Paul Avery, seorang reporter pada film ini, bersama seorang kartunis bernama Robert Graysmith (Jake Gyllenhaal) mereka memecahkan sebuah kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oknum dengan nama Zodiac Killer. Di sini otak Puan akan berpikir keras dikarenakan pada setiap aksi pembunuhannya, Zodiac Killer akan selalu memberikan petunjuk misterius seperti kode-kode yang ditulis di kertas mengenai aksi pembunuhan yang akan ia lakukan selanjutnya.

3. Akeelah and The Bee

Percaya tidak bahwa film yang satu ini diproduksi oleh Starbucks Entertainment kemudian dirilis pada tahun 2006. Mengisahkan tentang seorang gadis bernama Akeelah Anderson, berusia 11 tahun yang ikut serta dalam Scripss National Spelling Bee. Tidak hanya itu, film ini menceritakan tentang perjuangan-perjuangan Akeelah dalam mengikuti kompetisi tersebut. Dalam film ini, Puan bisa meningkatkan kecerdasan spelling bahasa inggris milik Puan! Apalagi kata-kata yang dieja merupakan kata-kata yang rumit dan jarang kita dengar sehari-hari, hitung-hitung menambah kosa kata, lah!

4. Knives Out

Film terakhir ini menceritakan tentang seorang kakek bernama Harlan Thrombley yang merupakan penulis kaya raya meninggal di hari ulang tahunnya. Pada hari ia meninggal, semua keluarga berkumpul. Tak lama setelah itu datang seorang detektif bernama Benoit Blanc yang disewa oleh seorang anonim guna mengungkapkan kejadian yang sebenarnya. Puan akan dibawa untuk menebak-nebak pelaku yang sebenarnya.

Itu dia, 4 rekomendasi film yang bisa Puan tonton sekaligus dapat meningkatkan kecerdasan Puan! Jadi, tunggu apalagi? Buka laptop kamu dan tonton salah satu di antara mereka!

Author: Namratul Ulya

Editor: Dita Angelina

Komentar

Rubik Puan Popular

Kenyataan Work-Life Balance yang Sering Disalahpahami

Puan nggak sih Puan ngerasa kayak semua hal minta waktu di saat yang sama kuliah, kerja, organisasi, bahkan diri Puan sendiri? Semua bilang “harus seimbang,” tapi nggak ada yang ngajarin gimana caranya. Akhirnya, kita terus coba jadi semuanya: anak yang berbakti, teman yang ada, mahasiswa yang aktif, pekerja yang nggak pernah telat, padahal diam-diam… kita cuma pengen napas sebentar. Mitos 50:50 dan kenapa ia berbahaya Work-life balance sering disalahpahami kayak rumus matematika 50% kerja, 50% istirahat. Padahal hidup nggak sesederhana itu. Keseimbangan bukan angka tetap, tapi kemampuan untuk menyesuaikan fokus sesuai fase hidup. Ada masa di mana Puan lagi all-out di karier atau kampus, dan itu nggak salah. Ada masa juga di mana Puan lagi perlu berhenti, pulih, dan mengembalikan energi dan itu juga bagian dari seimbang. American Psychological Association (2021), mencatat bahwa ketika keseimbangan kerja dan hidup terganggu, stres kronis dan burnout mudah muncul. Jadi, “seimbang” buk...

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Growth Mindset vs Fixed Mindset: Pilihan Pola Pikir yang Menentukan Masa Depan

Image by  Source of Insight Manusia pada dasarnya diciptakan berbeda beda ya, Puan, begitu juga dengan mindset yang dibangun oleh diri kita sendiri. Menurut Carol Dweck psikologi dari Stanford University mindset terbagi menjadi dua yaitu fixed mindset dan growth mindset . Apa itu fixed mindset ? Fixed mindset merupakan pola pikir yang percaya bahwa suatu kecerdasan ataupun bakat dalam individu yang sifatnya tidak akan pernah berubah. Orang yang mempunyai fixed mindset cenderung mudah menyerah, tidak mau ambil resiko atas tantangan dalam hidup serta mudah merasa terancam atas keberhasilan orang lain. Lalu, apa itu growth mindset ? Growth mindset merupakan pola pikir yang ingin selalu berkembang dan percaya bahwa sebuah kesuksesan bisa didapatkan dengan kerja keras. Dengan kata lain seorang yang mempunyai growth mindset akan selalu tampil berani serta mencoba hal-hal baru. Perbedaan kedua mindset ini apasih? Fixed mindset Menghindari tantangan karena takut dengan kegagalan te...

Fear of Being Perceived: Alasan Kamu Takut Kena Judge

             Puan, dalam ruang sosial pernah nggak sih merasa bahwa ada banyak pasang mata yang seakan mengikuti setiap gerak-gerik? Seakan tatapan orang lain yang bahkan belum tentu kita kenal aja secara nggak langsung memvalidasikan sesuatu yang kita lakukan. Contohnya saat Puan keluar rumah ada kecenderungan untuk tampil secara baik.  Dalam hal ini, semua yang Puan pakai harus menyesuaikan ekspektasi banyak orang di zaman ini. Apa yang kita unggah ke media sosial adalah sisi yang paling baik, tapi belum tentu sisi yang benar-benar mencerminkan diri sendiri. Apa Itu Fear of Being Perceived? Menurut sumber web Psychology Today, pada dasarnya setiap individu memiliki keinginan untuk divalidasi, dilihat, dan dianggap oleh orang lain sebagaimana versi diri kita yang sebenar-benarnya. Namun, dalam perjalanannya mungkin kita pernah mengalami kritik berlebih atau dianggap aneh ketika mencoba menjadi diri sendiri. Sehingga ketika kita mencoba menja...

Spiral of Silence Theory: Jadi Minoritas Jarang Didengar

source: Kompasiana.com Spiral of Silence Theory   atau yang disebut dengan teori spiral keheningan, mungkin terdengar asing ya, Puan? Tapi apakah kamu pernah merasa ketika ingin menyampaikan pendapat dalam suatu isu, namun ada keraguan dan ketakutan karena nanti menjadi terisolasi sendiri, sehingga pendapat tersebut tak jadi kamu disampaikan? Teori spiral keheningan atau  spiral of silence theory  ini pertama kali dicetuskan oleh  Elisabeth Noelle Neumann  (1973) mengenai kelompok minoritas yang cenderung akan menjadi diam atau tidak berani menyampaikan pendapatnya karena takut akan terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Maka sering kali, minoritas mengikuti pendapat kelompok mayoritas. source: kumparan.com Dalam lingkup sosial hal ini sering terjadi, bahkan orang cenderung menghindarinya dan lebih memilih mengikuti pendapat mayoritas dengan anggapan bahwa tidak akan merasa sendiri atau terisolasi di tengah masyarakat. Melihat perilaku masyarakat Indonesia ya...