Image by: LinkedIn Pernah ga Puan rela menghabiskan waktu berjam-jam melakukan sesuatu atau merevisi pekerjaan berkali kali? “Ulang deh, masih kurang bagus,” atau “Duh, ada yang miring dikit, ulang lagi aja deh biar lebih bagus.” Jadinya Puan butuh waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu pekerjaan karena merasa kurang puas sama hasilnya yang kelihatan belum sempurna. Kayak, Puan selalu punya celah untuk notice kesalahan sekecil mungkin, padahal orang lain ga sadar ada yang salah. Kalau Puan merasa relate , bisa jadi Puan termasuk orang yang perfeksionis. Nah, Apa Sih Perfeksionis Itu? Perfeksionis sendiri merupakan orang orang yang menetapkan standar tinggi terhadap kinerja dan kepribadian mereka. Karena hal tersebut, orang orang yang perfeksionis biasanya punya ambisi yang tinggi, karena mereka menginginkan hal-hal yang mereka lakukan berakhir dengan sempurna tanpa kesalahan sekecil mungkin. Tunggu, coba jujur sebentar. Apa benar itu soal standar tinggi? Atau ...
Image By The DecisionLab
Siapa di antara Puan yang pernah membaca, mendengar, atau datang ke peramal untuk meramal tentang dirinya. Atau ketika membaca suatu ramalan baik ramalan bintang, golongan darah atau bulan kelahiran, Puan pernah merasa “Kok ini gue banget ya?”
Hm, siapa tuh yang pernah merasa kayak gitu?
Walaupun kebenaran ramalan belum pernah terbukti secara ilmiah, tetapi masih banyak orang yang percaya akan masa depan seseorang atau dirinya sendiri ketika diprediksi melalui sekumpulan kartu atau rasi bintang di langit. Sehingga terkadang, orang yang melakukan ramalan tersebut secara tidak langsung akan menyatakan bahwa dirinya “sesuai” dengan hasil ramalan padahal jika dipikir-pikir belum tentu ramalan itu benar dan bisa saja karakter itu memang berlaku di semua orang.
Dalam dunia psikologi, fenomena ini disebut sebagai Barnum Effect atau Forer Effect. Hal ini terjadi ketika seseorang meyakini bahwa deskripsi mengenai kepribadian tertentu secara spesifik tertuju pada dirinya.
Barnum effect berdasarkan dampaknya dikategorikan menjadi:
1. DOMINANT-HEGEMONIC READER yaitu orang-orang yang membaca suatu ramalan dan langsung percaya sebagai identitas diri mereka. Bahkan, mereka memiliki harapan konkrit dan menjadikannya sebagai pedoman dalam berteman atau mencari pasangan hidup. Sayangnya, hal ini membawa dampak buruk dimana pembaca jadi membatasi diri untuk tidak mencoba hal baru yang tidak sesuai sama ramalan yang ia dapatkan, sehingga membatasi potensi dirinya sendiri untuk berkembang.
2. NEGOTIATE READER yaitu orang-orang yang membaca ramalan dan memercayainya, tetapi di sisi lain mereka juga masih percaya akan faktor-faktor lain yang mungkin bisa memengaruhi terjadinya suatu hal. Mereka berpikir bahwa ramalan bisa jadi benar, tetapi tetap ada pengaruh lain dari lingkungan dan faktor bawaan individu itu sendiri.
3. OPPOSITE READER yaitu orang-orang yang tidak memercayai ramalan yang dibacanya dan menyadari bahwa karakteristik tersebut sangat umum bagi banyak orang. Mereka percaya bahwa terdapat faktor-faktor lain yang lebih masuk akal yang dapat memengaruhi terjadinya suatu hal.
Hm, kayaknya di antara kita ada yang pernah terjebak Barnum Effect, sih. Kalau Puan, masuk kategori yang mana nih?
REFERENSI
Rosa, T. D., Ayun, P. Q., & Kom, S. I. (2016). Analisis Resepsi Pembaca Ramalan Zodiak di Ask fm Lightgivers. Interaksi Online, 4(4), 1-11.
Author: Namratul Ulya
Editor: Putri Lestari
Comments
Post a Comment