Skip to main content

Perfectionism: High Standards or Hidden Insecurities?

Image by:  LinkedIn Pernah ga Puan rela menghabiskan waktu berjam-jam melakukan sesuatu atau merevisi pekerjaan berkali kali?  “Ulang deh, masih kurang bagus,” atau “Duh, ada yang miring dikit, ulang lagi aja deh biar lebih bagus.” Jadinya Puan butuh waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu pekerjaan karena merasa kurang puas sama hasilnya yang kelihatan belum sempurna. Kayak, Puan selalu punya celah untuk notice kesalahan sekecil mungkin, padahal orang lain ga sadar ada yang salah. Kalau Puan merasa relate , bisa jadi Puan termasuk orang yang perfeksionis. Nah, Apa Sih Perfeksionis Itu? Perfeksionis sendiri merupakan orang orang yang menetapkan standar tinggi terhadap kinerja dan kepribadian mereka. Karena hal tersebut, orang orang yang perfeksionis biasanya punya ambisi yang tinggi, karena mereka menginginkan hal-hal yang mereka lakukan berakhir dengan sempurna tanpa kesalahan sekecil mungkin.  Tunggu, coba jujur sebentar. Apa benar itu soal standar tinggi? Atau ...

Pura-pura Bahagia itu Bahaya, Kenali Dampaknya!

 


Pernahkah Puan mendengar istilah "fake it until you make it"? Banyak orang melakukan ini dengan harapan meyakinkan diri dengan mengatakan kalimat afirmasi seperti kamu bahagia, beban yang kamu hadapi kecil, kamu bisa, dan kamu tidak akan sedih akan membuat diri kita merasa lebih baik. Namun, apakah benar?

Konsep "fake it until you make it" sama dengan konsep pura-pura bahagia. Terlebih di zaman yang serba digital ini, sikap pura-pura bahagia semakin mudah untuk dilakukan. Contohnya seperti saat kita mengirimkan pesan seringkali kita menggunakan emoji senyum, padahal kita tidak benar-benar tersenyum dan bahagia, bisa jadi kita sedang dalam mood yang buruk.

Dampak dari Berpura-pura Bahagia

Puan, berpura-pura bahagia tidak selamanya bisa dilakukan, dengan berpura-pura baik-baik saja tidak akan menjadikan kita benar-benar kuat, sebaliknya hal tersebut akan menghisap energi kita hingga lenyap jika diteruskan. Oleh karena itu, yuk simak dampak lain dari dampak berpura-pura bahagia!

1. Tidak menghargai diri sendiri

Dalam interaksi, orang yang sering pura-pura bahagia cenderung memendam perasaannya. Padahal dalam sebuah interaksi bisa saja terdapat hal-hal yang menyinggung, tetapi memilih untuk mengabaikan hal tersebut. Tanpa sadar, kita bisa jadi menggampangkan diri sendiri, padahal untuk bisa bahagia kita seharusnya menghargai diri kita terlebih dahulu.

2. Lupa dengan jati diri

Apabila terlalu sering berpura-pura bahagia, kita akan sulit membedakan mana kebahagiaan yang asli dan mana yang palsu. Perasaan kita juga akan gampang untuk dimanipulasi dan berimbas buruk pada kehidupan kita.

3. Berbahaya untuk kesehatan mental

Manusia diciptakan dengan beragam emosi seperti bahagia, sedih, dan marah. Jika Puan hanya menampilkan emosi bahagia saja dan menekan emosi yang lain, tentunya akan membuat diri sendiri tertekan. Tekanan yang menumpuk dapat memicu gangguan kecemasan dan depresi.

4. Sulit menerima kenyataan

Pura-pura bahagia menjadikan kita terbiasa mengingkari kenyataan. Puan juga harus bisa menerima kenyataan bahwa terkadang dunia kejam dan berpihak pada kita. Dengan mengakui jika kita sedang tidak baik-baik saja, membuat kita berdaya untuk mengubah keadaan.

5. Tidak bisa maju

Apabila persoalan tidak diakui keberadaannya maka akan sulit untuk mencari solusi. Berpura-pura segalanya sempurna hanya akan menumpuk masalah. Tentunya hal ini akan menjadikan kita tidak bisa maju dan stuck disitu-situ saja.

Puan, tidak ada salahnya mengakui jika kita sedang tidak baik-baik saja. Tidak ada salahnya untuk menangis dan melepaskan semua emosi. Dengan mengakui kita tidak baik-baik saja, kita bisa mulai mencari solusi untuk memperbaiki keadaan. Tentunya ini akan menjadi proses untuk diri kita untuk berkembang menjadi manusia yang lebih baik.



Referensi:



Author: Hasna Amanda Ramania
Editor: Clarisa Amelia Putri

Comments

Rubik Puan Popular

AI Bisa Bikin Video dari Prompt, Apa Kabar Karier Kita?

Image by:  perfectcorp.com     Puan, pernah lihat video buatan AI tapi tampilannya realistis banget? Belakangan ini, dunia maya diramaikan oleh video-video dari AI seperti Google Veo 3. Menariknya, video itu nggak diambil pakai kamera atau difilmkan oleh kru profesional, tapi cukup dengan satu hal: prompt. Cukup tulis prompt seperti: “Seorang perempuan duduk di taman kota sambil membaca buku, matahari sore bersinar hangat, suasana tenang dan syahdu.” Lalu… voilà ! AI akan membuat video bergerak dengan visual yang sesuai, lengkap dengan pencahayaan, ekspresi wajah, bahkan suara dan atmosfer yang begitu nyata. Kita yang nonton bisa saja langsung percaya bahwa itu adalah cuplikan dari film atau iklan sungguhan.       Berangkat dari fenomena tersebut, muncul pertanyaan yang mungkin juga sempat terlintas di benak kita: "Kalau AI sudah bisa bikin konten seperti ini hanya dari prompt, apakah kita, manusia, masih dibutuhkan?" Ketika AI Makin Canggih, Apa yang Mas...

Perfectionism: High Standards or Hidden Insecurities?

Image by:  LinkedIn Pernah ga Puan rela menghabiskan waktu berjam-jam melakukan sesuatu atau merevisi pekerjaan berkali kali?  “Ulang deh, masih kurang bagus,” atau “Duh, ada yang miring dikit, ulang lagi aja deh biar lebih bagus.” Jadinya Puan butuh waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu pekerjaan karena merasa kurang puas sama hasilnya yang kelihatan belum sempurna. Kayak, Puan selalu punya celah untuk notice kesalahan sekecil mungkin, padahal orang lain ga sadar ada yang salah. Kalau Puan merasa relate , bisa jadi Puan termasuk orang yang perfeksionis. Nah, Apa Sih Perfeksionis Itu? Perfeksionis sendiri merupakan orang orang yang menetapkan standar tinggi terhadap kinerja dan kepribadian mereka. Karena hal tersebut, orang orang yang perfeksionis biasanya punya ambisi yang tinggi, karena mereka menginginkan hal-hal yang mereka lakukan berakhir dengan sempurna tanpa kesalahan sekecil mungkin.  Tunggu, coba jujur sebentar. Apa benar itu soal standar tinggi? Atau ...

MICAM DAN MIPEL: KEUNGGULAN ALAS KAKI DAN BARANG KULIT ITALIA TAMPIL DI INDONESIA

Jakarta, 29 Mei 2025 — MICAM Milano sebagai pameran alas kaki internasional dan MIPEL selaku pameran barang-barang kulit dan aksesoris mode internasional, berpartisipasi dalam inisiatif penting bersama di Jakarta untuk mempromosikan dua pameran dagang unggulan di pasar Indonesia dan Asia Tenggara.  Kedua pameran dagang tersebut akan menyajikan penawaran pameran dan tren industri mereka kepada publik Indonesia selama acara cuplik kilas (teaser) untuk memicu peluang bisnis baru di pasar Indonesia dengan potensi tinggi selama BTN Indonesia Fashion Week 2025. Acara dibuka Duta Besar Italia untuk Indonesia, H.E. Roberto Colamine, Komisaris Dagang Italia dari Italian Trade Agency, Dr. Paolo Pinto, dan Ketua Indonesia Fashion Week, Ibu Poppy Dharsono. Perwakilan dari Italia Dr. Matteo Scarparo memberikan presentasi tentang Micam dan Mipel kepada peserta forum pelaku industri dari retail, wholesale, ecommerce , serta manufakfur alas kaki, kulit, dan aksesoris. Selain itu, perwakilan dari ...

Indonesia Fashion Week 2025 Resmi Digelar Merayakan Keragaman Kultur Jakarta

Jakarta, 28 Mei 2025 — Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 sebagai pekan mode terbesar di Indonesia secara resmi digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, (28/5). IFW sebagai medium terbesar ekosistem fashion di Indonesia ingin memberikan platform kepada para pelaku pada sektor industri mode Tanah Air dengan mengajak ratusan desainer, pemilik brand , pemilik rumah mode, pengrajin karya mode dan kriya, hingga pelaku UMKM turut ambil peran merayakan keragaman kultur Jakarta dengan mengusung tema Ronakultura Jakarta. Ronakultura merupakan gabungan dari kata Ronak (semarak) dan Kultura (budaya), sehingga bermakna menggambarkan semangat Jakarta sebagai kota dinamis, terus bergerak, dan penuh warna sebagai tempat budaya tradisional serta gaya hidup kontemporer saling bersilangan membentuk otentisitas khas Jakarta. Digelar selama sepekan penuh, mulai Rabu, 28 Mei - Minggu, 1 Juni 2025, BTN Indonesia Fashion Week 2025 menampilkan lebih dari 200 desainer dan 200 tenant...

Jelang Gelaran Pameran Mode Pitti Uomo, CEO Pitti Immagine Hadir di Indonesia Fashion Week Membuka Peluang Kolaborasi

Jakarta, 30 Mei 2025 — Pitti Immagine Uomo, salah satu pameran mode pria paling berpengaruh di dunia, kembali hadir untuk edisi ke-108 di Fortezza da Basso, Firenze, Italia, pada tanggal 17–20 Juni 2025. Jelang gelaran tersebut, CEO Pitti Immagine, Raffaello Napoleone mengunjungi Indonesia untuk hadir di tengah pelaksanaan BTN Indonesia Fashion Week 2025.  Saat hadir di Forum talkshow Intoducing Pitti Immagine to The Indonesian Market, Creative Stage, (30/5), Raffaello Napoleone menegaskan pentingnya menjalin relasi lebih erat dengan negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.  “ Kami melihat potensi luar biasa dari pasar Asia, terutama Indonesia, baik dari sisi kreator maupun konsumen fashion. Pitti ingin menjadi jembatan antara inovasi Eropa dan energi kreatif Asia ,” ujar Napoleone. Acara tersebut diharapkan menjadi titik temu strategis antara pelaku industri fashion di Indonesia dan platform global Pitti Uomo, serta membuka ruang kolaborasi dalam skala lebih luas. Me...