Skip to main content

Reverse Bucket List: Cara Simpel Biar Makin Bersyukur dan Termotivasi

  Puan, pernah nggak merasa hidup kayak jalan di tempat? Daftar keinginan segunung, tapi progresnya pelan dan kadang bikin down ? Nah, konsep Reverse Bucket List bisa jadi solusi yang menarik! Apa itu Reverse Bucket List? Biasanya, bucket list berisi daftar mimpi atau target yang ingin diraih di masa depan. Sedangkan, reverse bucket list justru kebalikannya: Puan membuat daftar pencapaian, momen membahagiakan, serta hal yang sudah Puan alami dan capai. Mulai dari hal besar sampai kecil yang bikin Puan bangga atau senyum sendiri.    Contohnya seperti, berani presentasi di depan umum, liburan seru bareng keluarga atau teman, membantu orang lain tanpa pamrih, atau berhasil membangun kebiasaan sehat, meski kecil.  Mengapa Reverse Bucket List Penting?  Menanamkan Rasa Syukur Alih-alih fokus pada apa yang belum tercapai, reverse bucket list mengingatkan kita pada hal-hal yang sudah berhasil dilewati. Ini membangun rasa syukur, melawan kecenderungan membandingkan ...

Pura-pura Bahagia itu Bahaya, Kenali Dampaknya!

 


Pernahkah Puan mendengar istilah "fake it until you make it"? Banyak orang melakukan ini dengan harapan meyakinkan diri dengan mengatakan kalimat afirmasi seperti kamu bahagia, beban yang kamu hadapi kecil, kamu bisa, dan kamu tidak akan sedih akan membuat diri kita merasa lebih baik. Namun, apakah benar?

Konsep "fake it until you make it" sama dengan konsep pura-pura bahagia. Terlebih di zaman yang serba digital ini, sikap pura-pura bahagia semakin mudah untuk dilakukan. Contohnya seperti saat kita mengirimkan pesan seringkali kita menggunakan emoji senyum, padahal kita tidak benar-benar tersenyum dan bahagia, bisa jadi kita sedang dalam mood yang buruk.

Dampak dari Berpura-pura Bahagia

Puan, berpura-pura bahagia tidak selamanya bisa dilakukan, dengan berpura-pura baik-baik saja tidak akan menjadikan kita benar-benar kuat, sebaliknya hal tersebut akan menghisap energi kita hingga lenyap jika diteruskan. Oleh karena itu, yuk simak dampak lain dari dampak berpura-pura bahagia!

1. Tidak menghargai diri sendiri

Dalam interaksi, orang yang sering pura-pura bahagia cenderung memendam perasaannya. Padahal dalam sebuah interaksi bisa saja terdapat hal-hal yang menyinggung, tetapi memilih untuk mengabaikan hal tersebut. Tanpa sadar, kita bisa jadi menggampangkan diri sendiri, padahal untuk bisa bahagia kita seharusnya menghargai diri kita terlebih dahulu.

2. Lupa dengan jati diri

Apabila terlalu sering berpura-pura bahagia, kita akan sulit membedakan mana kebahagiaan yang asli dan mana yang palsu. Perasaan kita juga akan gampang untuk dimanipulasi dan berimbas buruk pada kehidupan kita.

3. Berbahaya untuk kesehatan mental

Manusia diciptakan dengan beragam emosi seperti bahagia, sedih, dan marah. Jika Puan hanya menampilkan emosi bahagia saja dan menekan emosi yang lain, tentunya akan membuat diri sendiri tertekan. Tekanan yang menumpuk dapat memicu gangguan kecemasan dan depresi.

4. Sulit menerima kenyataan

Pura-pura bahagia menjadikan kita terbiasa mengingkari kenyataan. Puan juga harus bisa menerima kenyataan bahwa terkadang dunia kejam dan berpihak pada kita. Dengan mengakui jika kita sedang tidak baik-baik saja, membuat kita berdaya untuk mengubah keadaan.

5. Tidak bisa maju

Apabila persoalan tidak diakui keberadaannya maka akan sulit untuk mencari solusi. Berpura-pura segalanya sempurna hanya akan menumpuk masalah. Tentunya hal ini akan menjadikan kita tidak bisa maju dan stuck disitu-situ saja.

Puan, tidak ada salahnya mengakui jika kita sedang tidak baik-baik saja. Tidak ada salahnya untuk menangis dan melepaskan semua emosi. Dengan mengakui kita tidak baik-baik saja, kita bisa mulai mencari solusi untuk memperbaiki keadaan. Tentunya ini akan menjadi proses untuk diri kita untuk berkembang menjadi manusia yang lebih baik.



Referensi:



Author: Hasna Amanda Ramania
Editor: Clarisa Amelia Putri

Comments

Rubik Puan Popular

Inner Child: Bagian dari Diri yang Ingin Didengar dan Dipeluk

  Sumber: childfoundationcenter.com Pernah nggak merasa “terlalu sensitif”, “takut ditolak”, atau “gampang merasa bersalah”, tapi Puan sendiri nggak tahu kenapa? Mungkin itu bukan Puan yang sekarang yang sedang reaktif. Bisa jadi… itu adalah anak kecil di dalam diri yang sedang terluka yang belum pernah benar-benar didengarkan. Namanya: inner child . Apa Itu Inner Child? Inner child adalah sisi diri kita yang menyimpan pengalaman, perasaan, dan luka dari masa kecil. Dia adalah versi diri kita yang dulu, yang masih polos, penuh rasa ingin tahu, tetapi rentan dan mudah terluka. Meskipun tubuh Puan tumbuh dewasa, inner child nggak ikut tumbuh. Ia tetap tinggal di sana, menyimpan kenangan baik maupun buruk, dan sering muncul dalam bentuk respons emosional yang seringkali kita sendiri nggak paham. Dari Mana Datangnya Luka Inner Child? Luka inner child bisa berasal dari hal-hal yang terlihat “biasa” tapi menyakitkan bagi Puan Dulu sering dimarahi karena menangis, jadi sekarang sulit...

Reverse Bucket List: Cara Simpel Biar Makin Bersyukur dan Termotivasi

  Puan, pernah nggak merasa hidup kayak jalan di tempat? Daftar keinginan segunung, tapi progresnya pelan dan kadang bikin down ? Nah, konsep Reverse Bucket List bisa jadi solusi yang menarik! Apa itu Reverse Bucket List? Biasanya, bucket list berisi daftar mimpi atau target yang ingin diraih di masa depan. Sedangkan, reverse bucket list justru kebalikannya: Puan membuat daftar pencapaian, momen membahagiakan, serta hal yang sudah Puan alami dan capai. Mulai dari hal besar sampai kecil yang bikin Puan bangga atau senyum sendiri.    Contohnya seperti, berani presentasi di depan umum, liburan seru bareng keluarga atau teman, membantu orang lain tanpa pamrih, atau berhasil membangun kebiasaan sehat, meski kecil.  Mengapa Reverse Bucket List Penting?  Menanamkan Rasa Syukur Alih-alih fokus pada apa yang belum tercapai, reverse bucket list mengingatkan kita pada hal-hal yang sudah berhasil dilewati. Ini membangun rasa syukur, melawan kecenderungan membandingkan ...

Unlocking the It Girl Mindset: Rahasia Menjadi Versi Terbaik Dirimu

  Sumber: Pinterest Pernahkah Puan bertanya-tanya kenapa beberapa orang selalu terlihat mempesona, penuh percaya diri, dan memiliki aura yang membuat semua mata tertuju pada mereka? Apakah itu merupakan bawaan dari lahir atau ada rahasia di baliknya? Well , jawabannya hanya terletak pada satu hal, yaitu ‘ It Girl Mindset ’. Sebenarnya, apa sih ‘It Girl Mindset ’ itu? Yuk, simak pembahasannya pada artikel ini! Pengertian It Girl Mindset Melansir dari halaman Plum Healthy Fine , It Girl digambarkan sebagai perempuan yang memiliki percaya diri, modis, dan menjadi idaman bagi banyak orang. Mereka ini merupakan simbol dari kekuatan dan keanggunan dengan menjadi diri sendiri sebagai ciri khasnya. Seorang It Girl biasanya bangga untuk menjadi dirinya yang paling autentik. Oleh karena itu, banyak orang yang mengagumi mereka dan ingin menjadi seperti mereka. It Girl juga tidak bertindak dengan ragu-ragu, fokus pada tujuan serta pengembangan diri, dan tidak peduli dengan tanggapan buruk o...

Mengenal FOMO dan JOMO: Insight Berharga dari Webinar Learning Space Puan Bisa Bersama Ambar Restika

[Jakarta, 16 Agustus 2024] - Learning Space 2024 , Puan Bisa melakukan survei terkait bagaimana perempuan masa muda menghadapi masa quarter life crisis yang juga dibarengi dengan perasaan fear of missing out. Didapati sekitar lebih dari 57% perempuan muda merasakan fear of missing out yang memberikan dampak rasa tidak percaya diri dan mempertanyakan potensi diri sendiri. Menjawab fenomena tersebut, Puan Bisa membuat webinar online yang bertujuan untuk memahami bagaimana suatu fenomena seperti FOMO itu memang harus kita terima dan dihindari bagi setiap individu, telah sukses pada Jumat 16 Agustus 2024. Acara ini mengundang Ambar Restika Suryandaru, S.Psi, M.Psi., Psikolog—seorang dosen dan pengajar (Universitas Borobudur Jakarta, 2017), serta psikolog online (Associate Psikolog Online Aplikasi Psikologi, 2020). Dengan tema "Understanding FOMO", acara ini dihadiri oleh lebih dari 40 peserta yang antusias untuk mengetahui pentingnya menghindari kebiasaan FOMO. FOMO : Fear Of Mi...

Saving to Stay Sane: Hidup Hemat di Era Tekanan Konsumtif

  Image by:  Sampoerna Academy Puan, kita tau bahwa di tengah kondisi ekonomi yang terus berubah, banyak anak muda di Indonesia harus menghadapi kenyataan pahit, biaya hidup yang semakin tinggi, sementara penghasilan tidak selalu ikut naik. Mulai dari harga sewa tempat tinggal, biaya transportasi, hingga kebutuhan pokok yang semakin mahal. Semuanya semakin menjadi beban tersendiri, terutama bagi mereka yang hidup mandiri di kota besar atau baru mulai melangkah ke dunia kerja. Situasi ini mendorong munculnya kebutuhan untuk mengelola keuangan secara lebih bijak. Bukan sekadar berhemat, melainkan menjalani gaya hidup yang benar-benar memperhitungkan setiap pengeluaran. Di sinilah konsep frugal living menjadi relevan. Bukan karena ikut-ikutan tren, tapi karena memang dibutuhkan sebagai strategi bertahan di tengah tekanan ekonomi dan sosial. Lalu, Apa itu Frugal Living ? Frugal living adalah pola pikir dan gaya hidup di mana seseorang secara sadar membatasi pengeluaran yang dira...