Skip to main content

Lelah yang Gak Hilang? Yuk, Kenalan sama Burnout dan Cara Mengatasinya!

Puan, pernah merasa capek banget, tapi gak tahu kenapa? Tidur sudah cukup, makan teratur, tapi badan dan pikiran tetap terasa berat. Susah fokus, gampang marah, pekerjaan sederhana jadi terkesan bikin mood jelek, bahkan waktu libur pun gak nambah tenaga. Kalau Puan mengalami ini berkepanjangan, bisa jadi Puan lagi burnout.  Burnout itu Apa, Sih? Burnout itu kondisi di mana energi fisik, mental, dan emosional Puan benar-benar terkuras habis karena stres berkepanjangan, biasanya akibat pekerjaaan atau tekanan hidup yang gak ada habisnya. Beda dengan capek biasa, burnout bikin Puan ngerasa kosong, kehilangan semangat, atau bahkan sampai malas melakukan hal-hal yang dulu Puan suka.  Ciri-ciri utama burnout menurut WHO dan praktisi psikologi, antara lain: Kelelahan ekstrim, baik secara fisik, mental, maupun emosional, yang gak hilang meskipun sudah istirahat.  Terbentuknya jarak emosional atau rasa jauh dari pekerjaan, sehingga Puan merasa apatis dan gak peduli terhadap tugas ...

Menerapkan Stoicism dalam Bermedia Sosial: Mau Upload Sesuatu tapi Malu? Tenang, Orang-Orang Nggak Se-Peduli Itu Kok!



Image by www.socialmediae.com


        Pernah nggak sih, Puan merasa ragu untuk posting sesuatu di media sosial? Misalnya, takut dibilang nggak produktif atau dianggap nggak ada kerjaan. Banyak sekali orang yang saat ini sedang sibuk membangun personal branding di Instagram, LinkedIn, atau media sosial lainnya. Mulai dari upload berbagai pencapaian, pengalaman di organisasi, hingga kegiatan volunteer yang kelihatannya asik dan keren banget. Nggak sedikit juga yang update hal-hal tersebut bahkan di akun kedua atau second account mereka.

        Nggak ada yang salah dengan hal itu. Namun, di sisi lain, banyak juga yang akhirnya jadi minder. "Duh, kalau gue cuma upload foto kopi doang, kelihatan nggak produktif banget, nggak, sih?" atau "Mau post selfie aja kok jadi mikir-mikir, takut dikira nggak ada kerjaan."

Pernah merasa begitu? Yuk, baca artikel ini sampai selesai!

Pahami Fungsi Media Sosial yang Berbeda-beda

        Media sosial memang memiliki banyak fungsi. Ada yang menjadikannya sebagai tempat berbagi informasi, ada yang menggunakannya sebagai platform untuk bekerja, berekspresi, atau sekadar mengabadikan momen berharga. Artinya, media sosial memiliki peran dan fungsi yang bisa saja berbeda-beda bagi tiap individu. Jadi, nggak ada aturan baku yang mengharuskan Puan untuk terus-menerus posting hal-hal produktif atau inspiratif.

Mau upload pencapaian? Silakan.

Mau upload foto anabul? Boleh banget.

Mau curhat random di story? Nggak ada yang melarang!

Intinya, kita bebas melakukan apa pun, selama hal-hal yang kita posting nggak merugikan orang lain.

"Tapi, Priska, Aku Takut Dibilang Nggak Produktif"

Santai aja, orang-orang nggak akan sepeduli itu kok!

        Satu di antara alasan mengapa banyak orang ragu untuk update di media sosial adalah karena takut dinilai kurang produktif. Tapi coba kamu pikirin lagi: "Emang orang lain bakal peduli banget sama postingan kita?" Jawabannya: "Nggak juga!" Kebanyakan orang cuma scrolling sebentar, kasih like kalau sempat, atau bahkan langsung skip aja. Mereka lebih sibuk mikirin hidup mereka sendiri daripada mikirin kita. Jadi, kalau Puan pengen upload sesuatu, kenapa harus takut?

Belajar Stoicism: Santai Aja, Fokus Sama Apa yang Bisa Kamu Kendalikan

     Nah, kalau puan masih suka overthinking, mungkin Puan bisa coba menerapkan Stoicism. Ini adalah filosofi yang mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan dan cuek sama hal-hal yang nggak bisa kita kontrol. Dalam konteks bermedia sosial, artinya Puan harus bisa menerapkan prinsip di bawah ini:

1. Kita nggak bisa mengontrol opini orang lain, jadi untuk apa dipikirkan?

Mau kamu upload sebagus apa pun, pasti ada aja yang nggak suka atau punya opini sendiri. Jadi, daripada pusing mikirin itu, lebih baik upload aja sesuai keinginan sendiri.

2. Stop bandingin diri sendiri dengan orang lain

Ingat, yang kamu lihat di media sosial itu hanya highlight reel, bukan kehidupan mereka yang sebenarnya secara keseluruhan. Nggak semua orang mau update pas lagi struggling, jadi jangan langsung merasa "kurang" dibanding mereka.

3. Jangan terbawa arus, Jadilah Diri Sendiri

Saat ini, mungkin banyak orang yang sibuk banget untuk membuat personal branding, entah itu post pencapaian, atau upload segala hal yang kelihatannya keren. Tapi jangan sampai kamu ikut-ikutan cuma karena FOMO (Fear of Missing Out). Puan nggak perlu ikut-ikutan hanya karena tren yang lagi viral atau karena semua orang kelihatan sukses di media sosial. Jangan sampai kamu posting hal yang sebenarnya nggak dibutuhkan, hanya karena takut dianggap ketinggalan zaman atau nggak cukup "keren." Jadi, silakan posting apa pun dan tetaplah menjadi diri sendiri.

Gimana, Sampai Sini Udah Mulai Tenang?

Puan, media sosial itu tempat untuk kita having fun, bukan untuk bikin diri sendiri jadi stres. Kalau kamu mau post sesuatu, ya post aja. Jangan terlalu memikirkan omongan orang lain, karena pada akhirnya, mereka nggak akan peduli-peduli banget kok.

Jadi, mulai sekarang, berhenti ragu atau malu-malu!

Upload aja, ekspresikan diri kamu, dan ingat: hidup ini bukan untuk bikin semua orang suka sama kita, tapi buatlah kebahagiaan untuk diri kita sendiri!




REFERENSI:

Untuk Kamu yang Suka Insecure, Ini 7 Cara Menghadapi Rasa Takut Ketika Posting di Media Sosial!

Apa Itu Filosofi Stoicism? Ini Arti dan Penerapannya di Dunia Kerja

Menerapkan Stoikisme di Tengah Stres Kehidupan Modern: Temukan Ketenangan dalam Filosofi Kuno



Author & Editor : Sarah Ardelia

Comments

Rubik Puan Popular

Saving to Stay Sane: Hidup Hemat di Era Tekanan Konsumtif

  Image by:  Sampoerna Academy Puan, kita tau bahwa di tengah kondisi ekonomi yang terus berubah, banyak anak muda di Indonesia harus menghadapi kenyataan pahit, biaya hidup yang semakin tinggi, sementara penghasilan tidak selalu ikut naik. Mulai dari harga sewa tempat tinggal, biaya transportasi, hingga kebutuhan pokok yang semakin mahal. Semuanya semakin menjadi beban tersendiri, terutama bagi mereka yang hidup mandiri di kota besar atau baru mulai melangkah ke dunia kerja. Situasi ini mendorong munculnya kebutuhan untuk mengelola keuangan secara lebih bijak. Bukan sekadar berhemat, melainkan menjalani gaya hidup yang benar-benar memperhitungkan setiap pengeluaran. Di sinilah konsep frugal living menjadi relevan. Bukan karena ikut-ikutan tren, tapi karena memang dibutuhkan sebagai strategi bertahan di tengah tekanan ekonomi dan sosial. Lalu, Apa itu Frugal Living ? Frugal living adalah pola pikir dan gaya hidup di mana seseorang secara sadar membatasi pengeluaran yang dira...

Lelah yang Gak Hilang? Yuk, Kenalan sama Burnout dan Cara Mengatasinya!

Puan, pernah merasa capek banget, tapi gak tahu kenapa? Tidur sudah cukup, makan teratur, tapi badan dan pikiran tetap terasa berat. Susah fokus, gampang marah, pekerjaan sederhana jadi terkesan bikin mood jelek, bahkan waktu libur pun gak nambah tenaga. Kalau Puan mengalami ini berkepanjangan, bisa jadi Puan lagi burnout.  Burnout itu Apa, Sih? Burnout itu kondisi di mana energi fisik, mental, dan emosional Puan benar-benar terkuras habis karena stres berkepanjangan, biasanya akibat pekerjaaan atau tekanan hidup yang gak ada habisnya. Beda dengan capek biasa, burnout bikin Puan ngerasa kosong, kehilangan semangat, atau bahkan sampai malas melakukan hal-hal yang dulu Puan suka.  Ciri-ciri utama burnout menurut WHO dan praktisi psikologi, antara lain: Kelelahan ekstrim, baik secara fisik, mental, maupun emosional, yang gak hilang meskipun sudah istirahat.  Terbentuknya jarak emosional atau rasa jauh dari pekerjaan, sehingga Puan merasa apatis dan gak peduli terhadap tugas ...

MAGANG BERDAMPAK TALK: Membuka Jalan Menuju Karier Impian di Tempat Bergengsi

Image by: Event Documentation JAKARTA, 6 JULI 2025 -   Bloomin Area kembali hadir dengan semangat berbagi dan menginspirasi para pemuda Indonesia melalui kegiatan webinar edukatif bertajuk "Magang di Tempat Bergengsi, Siapkan Langkah Menuju Karir Impian!" pada Minggu, 6 Juli 2025. Bertempat di Zoom Meeting, acara ini sukses mengumpulkan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan dan organisasi. Webinar ini menghadirkan pembicara inspiratif, Utari Widya Ardhana, seorang Praktisi Ex-Data Analyst Magang Kampus Merdeka di Bank Indonesia sekaligus Duta Kampus Merdeka. Dalam sesi berbagi yang berlangsung hangat dan interaktif, Utari membedah tuntas seluk-beluk Magang Berdampak (MBer), mulai dari alur seleksi, tips strategi apply, hingga pengalaman personalnya selama menjadi bagian dari institusi sebesar Bank Indonesia. Salah satu poin penting yang disampaikan Utari adalah bagaimana MBer berbeda dari magang mandiri. MBer memiliki standarisasi, project terarah, mentoring, hingga...

Perfectionism: High Standards or Hidden Insecurities?

Image by:  LinkedIn Pernah ga Puan rela menghabiskan waktu berjam-jam melakukan sesuatu atau merevisi pekerjaan berkali kali?  “Ulang deh, masih kurang bagus,” atau “Duh, ada yang miring dikit, ulang lagi aja deh biar lebih bagus.” Jadinya Puan butuh waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu pekerjaan karena merasa kurang puas sama hasilnya yang kelihatan belum sempurna. Kayak, Puan selalu punya celah untuk notice kesalahan sekecil mungkin, padahal orang lain ga sadar ada yang salah. Kalau Puan merasa relate , bisa jadi Puan termasuk orang yang perfeksionis. Nah, Apa Sih Perfeksionis Itu? Perfeksionis sendiri merupakan orang orang yang menetapkan standar tinggi terhadap kinerja dan kepribadian mereka. Karena hal tersebut, orang orang yang perfeksionis biasanya punya ambisi yang tinggi, karena mereka menginginkan hal-hal yang mereka lakukan berakhir dengan sempurna tanpa kesalahan sekecil mungkin.  Tunggu, coba jujur sebentar. Apa benar itu soal standar tinggi? Atau ...

Soft Skill, Kunci Bertahan Puan di Dunia Nyata

  Sumber:  istockphoto.com P uan, coba deh jujur, apakah Puan pernah merasa gugup waktu disuruh presentasi? Atau bingung harus gimana saat ada konflik di kelompok tugas? Padahal nilai Puan bagus, tugas selalu selesai tepat waktu, tapi kok tetap merasa kurang siap masuk dunia nyata? Nah, bisa jadi Puan belum banyak dapet bekal soft skill. Apa Sih Sebenarnya Soft Skill Itu? Soft skill itu bukan soal pintar matematika, jago coding, atau hapal teori. Soft skill adalah kemampuan yang berhubungan dengan cara kita berinteraksi dengan orang lain, bagaimana kita berpikir, berkomunikasi, dan mengelola diri sendiri dalam berbagai situasi. Bayangin deh, Puan kerja di sebuah tim. Tugasnya nggak terlalu sulit, tapi ternyata lebih susah kerja bareng orang yang beda gaya, beda opini, bahkan kadang nggak enakan. Nah, disinilah soft skill mulai terasa penting. Gimana cara menyampaikan ide dengan jelas, cara berkompromi, mendengar, dan menyelesaikan konflik, semua itu termasuk soft skill. B...