Langsung ke konten utama

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Kisah di Balik Palet Makeup: Perjalanan Perempuan Muda Menemukan Suaranya


Jakarta, 23 Desember 2024 – Sebagai komunitas berbasis pemberdayaan perempuan muda Indonesia, Puan Bisa menyadari adanya kebutuhan untuk mengekspresikan diri secara bebas terutama bagi generasi muda dalam dinamika kehidupan modern yang inklusif saat ini. Tercatat dalam survey Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2021) sebanyak 68% perempuan muda merasa kurang percaya diri dalam menunjukan ekspresi diri mereka di ruang publik karena tekanan sosial dan kecantikan yang tidak realistis. Berangkat dari kebutuhan ini, Puan Bisa mengadakan acara “Learning Space: Beauty Class Workshop” dengan tema “Empower Voices: The Beauty in Self Expression” dalam rangka meningkatkan kesadaran perempuan muda akan pentingnya mengekspresikan diri melalui keterampilan praktis yaitu make-up class sebagai inspirasi membangun kepercayaan diri dan merayakan keberagaman kecantikan sebagai pemberdayaan diri. Acara ini dilaksanakan pada hari Minggu tepatnya 22 Desember 2024 yang dihadiri total 22 perempuan muda. 

Puan Bisa merupakan organisasi pemberdayaan perempuan muda dengan gerakan penyebaran kesadaran mengenai pentingnya pengembangan kemampuan dan kapasitas diri dalam bidang self- improvement, career, serta mental health yang diwujudkan dalam kegiatan Learning Space, kegiatan yang berisi sesi pelatihan singkat melalui praktik langsung bersama narasumber yang handal dalam bidangnya. 

Keunikan dari Learning Space tahun ini terletak pada sesi Talkshow dan Beauty Make Up Class yang dipandu langsung oleh Fara Nabila sebagai Make Up Artist muda yang telah terjun dalam dunia MUA profesional sejak 2018. Bagi Fara Nabila, make up adalah self-therapy terbaik dalam hidupnya untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat. Hal in bermula ketika dirinya menyadari memiliki acne prone skin type dan menemukan make up yang acne prone skin-friendly dapat menjadi self-expression yang baik dalam menunjukkan kepercayaan dirinya.

“Aku ga bisa bilang make up itu self-expression semua orang karena masing-masing perempuan pasti beda ya self-expressionnya. Ada perempuan yang mungkin, dia mengekspresikan dirinya jadi aktif dalam artian atlet mungkin atau kegiatan lain yang tidak memerlukan make up” ucap Fara Nabila (22/12), memberikan pandangannya bahwa self-expression pada perempuan tidak terbatas dan hanya berputar pada make up saja melainkan pada sesuatu yang mereka cintai.

Setelah mendengarkan sesi talkshow singkat mengenai self expression, peserta diarahkan untuk mengikuti sesi Beauty Class Workshop bersama Fara Nabila dengan party make up look yang berdurasi 1,5 jam.

Selain melaksanakan Beauty Class Workshop, kegiatan Learning Space juga berkolaborasi dengan Miss Global Indonesia 2024, Baby Kristami untuk mengenalkan vision board sebagai  cara untuk mengekspresikan diri secara bebas dan membangun keyakinan diri yang kuat. Vision board memang umumnya dibuat di penghujung tahun agar dapat menyusun goals baru yang ingin dicapai di tahun mendatang.

“Sebenernya vision board memang kebanyakan dibuat ketika mau ganti tahun, karena kita nge-planning dan evaluasi vision board ya” ulasnya.

Setelah itu, sesi Vision Board Workshop dimulai selama tiga puluh lima menit. Para peserta menuangkan impian-impiannya di tahun mendatang dengan membubuhkan kreativitas masing-masing pada papan vision board yang telah disediakan. Kemudian, acara dilanjutkan dengan penerimaan sertifikat kepada para narasumber yaitu Fara Nabila dan Baby Kristami sebagai apresiasi atas dukungan besar yang telah diberikan dalam kegiatan Learning Space 2024. 

Kegiatan ini ditutup dengan sesi dokumentasi dan lunch bersama dengan seluruh peserta di Izara Cafe. Melalui kegiatan Learning Space ini diharapkan para perempuan muda dapat mengeksplorasi cara mengekspresikan diri secara bebas dengan gaya unik masing-masing tanpa batasan ataupun tekanan sosial masyarakat dan memperkuat kepercayaan diri sebagai bagian penting dari kehidupan untuk menciptakan peluang dan kesempatan emas masa depan. 


Author: Andini Putri R.
Editor: Diinaar F. Berlian

Komentar

Rubik Puan Popular

Kenyataan Work-Life Balance yang Sering Disalahpahami

Puan nggak sih Puan ngerasa kayak semua hal minta waktu di saat yang sama kuliah, kerja, organisasi, bahkan diri Puan sendiri? Semua bilang “harus seimbang,” tapi nggak ada yang ngajarin gimana caranya. Akhirnya, kita terus coba jadi semuanya: anak yang berbakti, teman yang ada, mahasiswa yang aktif, pekerja yang nggak pernah telat, padahal diam-diam… kita cuma pengen napas sebentar. Mitos 50:50 dan kenapa ia berbahaya Work-life balance sering disalahpahami kayak rumus matematika 50% kerja, 50% istirahat. Padahal hidup nggak sesederhana itu. Keseimbangan bukan angka tetap, tapi kemampuan untuk menyesuaikan fokus sesuai fase hidup. Ada masa di mana Puan lagi all-out di karier atau kampus, dan itu nggak salah. Ada masa juga di mana Puan lagi perlu berhenti, pulih, dan mengembalikan energi dan itu juga bagian dari seimbang. American Psychological Association (2021), mencatat bahwa ketika keseimbangan kerja dan hidup terganggu, stres kronis dan burnout mudah muncul. Jadi, “seimbang” buk...

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Growth Mindset vs Fixed Mindset: Pilihan Pola Pikir yang Menentukan Masa Depan

Image by  Source of Insight Manusia pada dasarnya diciptakan berbeda beda ya, Puan, begitu juga dengan mindset yang dibangun oleh diri kita sendiri. Menurut Carol Dweck psikologi dari Stanford University mindset terbagi menjadi dua yaitu fixed mindset dan growth mindset . Apa itu fixed mindset ? Fixed mindset merupakan pola pikir yang percaya bahwa suatu kecerdasan ataupun bakat dalam individu yang sifatnya tidak akan pernah berubah. Orang yang mempunyai fixed mindset cenderung mudah menyerah, tidak mau ambil resiko atas tantangan dalam hidup serta mudah merasa terancam atas keberhasilan orang lain. Lalu, apa itu growth mindset ? Growth mindset merupakan pola pikir yang ingin selalu berkembang dan percaya bahwa sebuah kesuksesan bisa didapatkan dengan kerja keras. Dengan kata lain seorang yang mempunyai growth mindset akan selalu tampil berani serta mencoba hal-hal baru. Perbedaan kedua mindset ini apasih? Fixed mindset Menghindari tantangan karena takut dengan kegagalan te...

Fear of Being Perceived: Alasan Kamu Takut Kena Judge

             Puan, dalam ruang sosial pernah nggak sih merasa bahwa ada banyak pasang mata yang seakan mengikuti setiap gerak-gerik? Seakan tatapan orang lain yang bahkan belum tentu kita kenal aja secara nggak langsung memvalidasikan sesuatu yang kita lakukan. Contohnya saat Puan keluar rumah ada kecenderungan untuk tampil secara baik.  Dalam hal ini, semua yang Puan pakai harus menyesuaikan ekspektasi banyak orang di zaman ini. Apa yang kita unggah ke media sosial adalah sisi yang paling baik, tapi belum tentu sisi yang benar-benar mencerminkan diri sendiri. Apa Itu Fear of Being Perceived? Menurut sumber web Psychology Today, pada dasarnya setiap individu memiliki keinginan untuk divalidasi, dilihat, dan dianggap oleh orang lain sebagaimana versi diri kita yang sebenar-benarnya. Namun, dalam perjalanannya mungkin kita pernah mengalami kritik berlebih atau dianggap aneh ketika mencoba menjadi diri sendiri. Sehingga ketika kita mencoba menja...

Spiral of Silence Theory: Jadi Minoritas Jarang Didengar

source: Kompasiana.com Spiral of Silence Theory   atau yang disebut dengan teori spiral keheningan, mungkin terdengar asing ya, Puan? Tapi apakah kamu pernah merasa ketika ingin menyampaikan pendapat dalam suatu isu, namun ada keraguan dan ketakutan karena nanti menjadi terisolasi sendiri, sehingga pendapat tersebut tak jadi kamu disampaikan? Teori spiral keheningan atau  spiral of silence theory  ini pertama kali dicetuskan oleh  Elisabeth Noelle Neumann  (1973) mengenai kelompok minoritas yang cenderung akan menjadi diam atau tidak berani menyampaikan pendapatnya karena takut akan terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Maka sering kali, minoritas mengikuti pendapat kelompok mayoritas. source: kumparan.com Dalam lingkup sosial hal ini sering terjadi, bahkan orang cenderung menghindarinya dan lebih memilih mengikuti pendapat mayoritas dengan anggapan bahwa tidak akan merasa sendiri atau terisolasi di tengah masyarakat. Melihat perilaku masyarakat Indonesia ya...