Langsung ke konten utama

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

In This Economy? Ternyata Begini Cara Gen Z Jaga Kualitas Diri dan Waktu!

 





Image by in.pinterest.com 


              Puan pernah nggak sih, lihat orang di media sosial bilang “In this economy?”

Kalimat ini biasanya dipakai untuk menggambarkan betapa sulitnya melakukan sesuatu di tengah kondisi ekonomi yang nggak bersahabat. Harga kebutuhan terus naik, tapi pendapatan segitu-segitu aja.

              Dilansir dari kumparan.com, frasa ini sering digunakan dengan nada sarkas atau humor untuk mengekspresikan frustrasi terhadap ekspektasi sosial yang terasa nggak realistis di situasi seperti sekarang. Sebagai Gen Z, Puan mungkin sering merasakan pengeluaran yang nggak ada habisnya, tuntutan kerja yang semakin tinggi, dan waktu yang terasa sempit. Di satu sisi, Puan ingin upgrade diri, ikut kursus, atau merawat tubuh. Namun di sisi lain, dompet dan energi kadang nggak mendukung.

            

                Di sinilah Priska mau berbagi tips supaya Puan tetap bisa menjaga kualitas diri (self-quality) dan mengelola waktu dengan cerdas, meski di tengah ekonomi yang bikin kita geleng-geleng kepala. Yuk, simak sampai akhir!


Tips Jaga Kualitas Diri dan Waktu di tengah “In This Economy”


  1. Bikin priority map supaya nggak semua terasa mendesak

Pisahkan mana yang urgent (harus segera) dan mana yang important (penting tapi bisa dijadwalkan). Fokus pada hal-hal penting dan utama setiap hari, sisanya anggap sebagai bonus rutinitas. Puan bisa pakai aplikasi gratis seperti Google Kalender atau Notion supaya lebih terstruktur.


  1. Self-care hemat tanpa bikin dompet seret

Self-care nggak harus skincare mahal atau liburan mewah. Puan juga bisa mulai dari journaling, jalan sore, atau masak meal prep yang sehat dan hemat. Kalau mau, coba juga perawatan homemade yang aman dan sesuai dengan kebutuhan kulit, karena yang terpenting dari self-care itu adalah soal konsistensi, bukan gengsi.


  1. Upgrade skill dari sumber gratisan

Banyak kursus gratis yang bisa Puan akses, seperti Coursera, Google Digital Garage, YouTube, atau platform seperti Myskill dan RevoU yang sering mengadakan kelas gratis. Pilih skill yang langsung bisa Puan terapkan di pekerjaan atau side project. Terapkan prinsip 80/20: fokus pada 20% skill yang memberi 80% hasil.


  1. Atur waktu sesuai energi, bukan sekadar jadwal kosong

Coba metode time blocking untuk mengatur jam kerja sesuai ritme energi tubuh Puan. Sisipkan micro-break lima sampai sepuluh menit setiap 90 menit kerja. Hindari multitasking berlebihan karena justru bikin pekerjaan lebih lama selesai.


  1. Bangun support system yang sehat

Temukan lingkungan yang saling mendukung, entah itu teman, komunitas, atau partner kerja. Jangan ragu bilang “tidak” untuk kegiatan yang menyita waktu dan energi tanpa manfaat jelas.


  1. Luangkan waktu untuk hobi

Hobi bisa jadi cara sederhana untuk menjaga kewarasan di tengah kesibukan. Nggak harus mahal, Puan bisa belajar hobi baru lewat TikTok, Instagram, atau YouTube, mulai dari melukis, merajut, masak, sampai berkebun.


Nah, itu dia Puan, sederet langkah kecil yang bisa menjaga kualitas diri dan waktu tanpa bikin kantong jebol. Mungkin terlihat sederhana, tapi kalau dilakukan konsisten, dampaknya bisa besar.


Ekonomi mungkin nggak selalu ramah, Puan.

Namun, arah hidup tetap bisa kita kemudikan.

Langkah kecil yang konsisten akan jadi pijakan, dan hati yang tekun akan jadi kekuatan.

In this economy, we rise, we adapt, we thrive!



Referensi:

Kumparan. (2024, Juni 20). Apa Itu In This Economy? Ini Penjelasannya. Diakses pada 10 Agustus 2025. https://m.kumparan.com/berita-terkini/apa-itu-in-this-economy-ini-penjelasannya-25akQUdEOXV/full


Author & Editor:

Sarah Ardelia

Komentar

Rubik Puan Popular

Kenyataan Work-Life Balance yang Sering Disalahpahami

Puan nggak sih Puan ngerasa kayak semua hal minta waktu di saat yang sama kuliah, kerja, organisasi, bahkan diri Puan sendiri? Semua bilang “harus seimbang,” tapi nggak ada yang ngajarin gimana caranya. Akhirnya, kita terus coba jadi semuanya: anak yang berbakti, teman yang ada, mahasiswa yang aktif, pekerja yang nggak pernah telat, padahal diam-diam… kita cuma pengen napas sebentar. Mitos 50:50 dan kenapa ia berbahaya Work-life balance sering disalahpahami kayak rumus matematika 50% kerja, 50% istirahat. Padahal hidup nggak sesederhana itu. Keseimbangan bukan angka tetap, tapi kemampuan untuk menyesuaikan fokus sesuai fase hidup. Ada masa di mana Puan lagi all-out di karier atau kampus, dan itu nggak salah. Ada masa juga di mana Puan lagi perlu berhenti, pulih, dan mengembalikan energi dan itu juga bagian dari seimbang. American Psychological Association (2021), mencatat bahwa ketika keseimbangan kerja dan hidup terganggu, stres kronis dan burnout mudah muncul. Jadi, “seimbang” buk...

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Growth Mindset vs Fixed Mindset: Pilihan Pola Pikir yang Menentukan Masa Depan

Image by  Source of Insight Manusia pada dasarnya diciptakan berbeda beda ya, Puan, begitu juga dengan mindset yang dibangun oleh diri kita sendiri. Menurut Carol Dweck psikologi dari Stanford University mindset terbagi menjadi dua yaitu fixed mindset dan growth mindset . Apa itu fixed mindset ? Fixed mindset merupakan pola pikir yang percaya bahwa suatu kecerdasan ataupun bakat dalam individu yang sifatnya tidak akan pernah berubah. Orang yang mempunyai fixed mindset cenderung mudah menyerah, tidak mau ambil resiko atas tantangan dalam hidup serta mudah merasa terancam atas keberhasilan orang lain. Lalu, apa itu growth mindset ? Growth mindset merupakan pola pikir yang ingin selalu berkembang dan percaya bahwa sebuah kesuksesan bisa didapatkan dengan kerja keras. Dengan kata lain seorang yang mempunyai growth mindset akan selalu tampil berani serta mencoba hal-hal baru. Perbedaan kedua mindset ini apasih? Fixed mindset Menghindari tantangan karena takut dengan kegagalan te...

Fear of Being Perceived: Alasan Kamu Takut Kena Judge

             Puan, dalam ruang sosial pernah nggak sih merasa bahwa ada banyak pasang mata yang seakan mengikuti setiap gerak-gerik? Seakan tatapan orang lain yang bahkan belum tentu kita kenal aja secara nggak langsung memvalidasikan sesuatu yang kita lakukan. Contohnya saat Puan keluar rumah ada kecenderungan untuk tampil secara baik.  Dalam hal ini, semua yang Puan pakai harus menyesuaikan ekspektasi banyak orang di zaman ini. Apa yang kita unggah ke media sosial adalah sisi yang paling baik, tapi belum tentu sisi yang benar-benar mencerminkan diri sendiri. Apa Itu Fear of Being Perceived? Menurut sumber web Psychology Today, pada dasarnya setiap individu memiliki keinginan untuk divalidasi, dilihat, dan dianggap oleh orang lain sebagaimana versi diri kita yang sebenar-benarnya. Namun, dalam perjalanannya mungkin kita pernah mengalami kritik berlebih atau dianggap aneh ketika mencoba menjadi diri sendiri. Sehingga ketika kita mencoba menja...

Spiral of Silence Theory: Jadi Minoritas Jarang Didengar

source: Kompasiana.com Spiral of Silence Theory   atau yang disebut dengan teori spiral keheningan, mungkin terdengar asing ya, Puan? Tapi apakah kamu pernah merasa ketika ingin menyampaikan pendapat dalam suatu isu, namun ada keraguan dan ketakutan karena nanti menjadi terisolasi sendiri, sehingga pendapat tersebut tak jadi kamu disampaikan? Teori spiral keheningan atau  spiral of silence theory  ini pertama kali dicetuskan oleh  Elisabeth Noelle Neumann  (1973) mengenai kelompok minoritas yang cenderung akan menjadi diam atau tidak berani menyampaikan pendapatnya karena takut akan terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Maka sering kali, minoritas mengikuti pendapat kelompok mayoritas. source: kumparan.com Dalam lingkup sosial hal ini sering terjadi, bahkan orang cenderung menghindarinya dan lebih memilih mengikuti pendapat mayoritas dengan anggapan bahwa tidak akan merasa sendiri atau terisolasi di tengah masyarakat. Melihat perilaku masyarakat Indonesia ya...