Langsung ke konten utama

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Work Smart vs Work Hard, Puan Tipe yang Mana, Nih?

Sumber: differencebtw.com


Puan, di dunia pekerjaan pastilah ada halang rintang dan berbagai pengalaman tak terduga yang akan kamu alami. Mungkin Puan sudah pernah mendengar istilah banyak sekali orang diluar sana yang mengatakan “Kerja cerdas, bukan kerja keras”, atau di lain sisi, kamu pernah berada pada posisi, “Duh, aku udah kerja habis-habisan tapi kok salah terus ya, temenku sekali kerja bisa langsung dipuji sama bos”.

Memang tak jarang kedua hal ini menjadi perdebatan oleh banyak pihak ya, Puan. Eits.. tapi Puan nggak perlu khawatir, Priska akan bantu Puan untuk mengidentifikasi sebenarnya Puan tipe yang mana sih?

Work smart atau work hard?

Yuk, simak penjelasan dibawah ini ya, Puan!

Kalau Puan pernah ada di posisi pertama, Puan mungkin adalah seorang hard worker atau tipe orang yang menerapkan work hard di dalam pekerjaannya. Namun, work hard itu sebenarnya apa sih?

Work hard adalah seseorang yang melakukan usaha yang lebih banyak untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Pada tipe work hard, Puan lebih mementingkan stamina tubuh dari pada cara berpikir serta menghabiskan banyak tenaga untuk menyelesaikan suatu pekerjaan karena mungkin disebabkan oleh beban pekerjaan yang berat, kesalahan-kesalahan pada detail pekerjaan yang menyebabkan pekerjaanmu kurang baik, atau mungkin karena sebuah prosedur perusahaan.

Bekerja dengan tipe ini sebenarnya memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri loh, Puan. Kelebihan tipe ini adalah Puan akan lebih terlatih dan mendapat lebih banyak pengalaman, serta kemampuan Puan akan terus meningkat seiring berjalannya waktu, dan yang paling penting adalah Puan akan terbiasa bekerja dibawah tekanan sekalipun. Sedangkan kekurangan dari cara kerja seperti ini adalah Puan akan cepat merasa lelah dan dapat mengalami burn out karena pada dasarnya setiap manusia memiliki kapabilitasnya masing-masing.

It’s hard to beat a peson who never gives up” -Babe Ruth.

Berbeda dengan seorang work hard, kalau Puan adalah seseorang penganut tipe work smart, Puan akan lebih mengandalkan otak dan sedikit otot. Biasanya seseorang dengan tipe ini cenderung dimiliki oleh mereka yang sudah memiliki banyak pengalaman dan memiliki cara efektif dan efisien untuk menyelesaikan pekerjaannya contohnya seperti membagi pekerjaan kepada beberapa teman atau staff.

Akan tetapi, banyak orang yang menganggap bahwa tipe ini adalah tipe orang yang pemalas dan jarang bekerja. Puan nggak perlu takut karena Puan bisa kok bekerja dengan sedikit usaha lebih untuk menunjang kesuksesan karier Puan.

Kelebihan dari tipe ini adalah Puan punya taktik jitu agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan dengan baik dan benar tanpa mengeluarkan tenaga ekstra, kamu juga mahir untuk mengatur waktu dan menggunakan segala fasilitas untuk mengurangi beban pekerjaan Puan.

“I will always choose a lazy person to do a difficult job. Because he will find an easy way to do it.” — Bill Gates.

Nah, gimana nih, Puan? Sebenarnya lebih baik bekerja keras atau bekerja cerdas ya?

Semuanya tergantung pada kondisi dan beban pekerjaan masing-masing ya Puan karena setiap individu memiliki cara yang berbeda untuk menyelesaikan pekerjaan yang dihadapi. Namun, yang pasti, Puan harus ingat bahwa “Kerja keras tidak akan lengkap tanpa kerja cerdas”.

Semangat, Puan! ❤


Referensi:

https://economy.okezone.com/read/2017/03/03/320/1633385/hard-worker-vs-smart-worker-tipe-yang-mana-dirimu?source=post_page-----391eb1cf97--------------------------------

https://www.idntimes.com/life/career/erwanto/apa-bedanya-bekerja-keras-dan-bekerja-dengan-cerdik/2?source=post_page-----391eb1cf97--------------------------------


Author: Dita Angelina

Editor: Dita Angelina

Komentar

Rubik Puan Popular

Kenyataan Work-Life Balance yang Sering Disalahpahami

Puan nggak sih Puan ngerasa kayak semua hal minta waktu di saat yang sama kuliah, kerja, organisasi, bahkan diri Puan sendiri? Semua bilang “harus seimbang,” tapi nggak ada yang ngajarin gimana caranya. Akhirnya, kita terus coba jadi semuanya: anak yang berbakti, teman yang ada, mahasiswa yang aktif, pekerja yang nggak pernah telat, padahal diam-diam… kita cuma pengen napas sebentar. Mitos 50:50 dan kenapa ia berbahaya Work-life balance sering disalahpahami kayak rumus matematika 50% kerja, 50% istirahat. Padahal hidup nggak sesederhana itu. Keseimbangan bukan angka tetap, tapi kemampuan untuk menyesuaikan fokus sesuai fase hidup. Ada masa di mana Puan lagi all-out di karier atau kampus, dan itu nggak salah. Ada masa juga di mana Puan lagi perlu berhenti, pulih, dan mengembalikan energi dan itu juga bagian dari seimbang. American Psychological Association (2021), mencatat bahwa ketika keseimbangan kerja dan hidup terganggu, stres kronis dan burnout mudah muncul. Jadi, “seimbang” buk...

Magang atau Kuliah Dulu? Ini Panduan Biar Kamu Tetap On Track di Dunia Kampus & Karier

Image by: hotcourses.co.id Puan, pernah nggak sih, ngerasa kayak lagi di persimpangan hidup? Di satu sisi, Puan ingin fokus kuliah, ngerjain tugas, dan jaga IP biar tetap aman, tapi di sisi lain, teman-teman Puan udah banyak yang sibuk update LinkedIn atau magang di perusahaan keren? Sementara kita baru ngerjain makalah tiga bab aja udah ngos-ngosan. Lalu muncul pertanyaan “Aku harus fokus kuliah dulu, atau mulai magang biar nggak ketinggalan ya?” Tenang, Puanners. Kalau kamu lagi ada di fase itu, kamu nggak sendirian, dan jawabannya adalah nggak harus pilih salah satu. Kuncinya bukan di urutannya, melainkan di bagaimana Puan menemukan keseimbangan dan arah dari keduanya. Kuliah Adalah Fondasi, Magang Adalah Jembatannya Kuliah itu bukan cuma tentang IP dan SKS, melainkan juga waktu untuk membentuk cara berpikir dan mengenali diri. Sementara magang jadi tempat untuk menerapkan semua teori yang udah Puan pelajari di kelas. Keduanya penting, tapi porsinya bisa beda-beda tergantung Puan la...

Growth Mindset vs Fixed Mindset: Pilihan Pola Pikir yang Menentukan Masa Depan

Image by  Source of Insight Manusia pada dasarnya diciptakan berbeda beda ya, Puan, begitu juga dengan mindset yang dibangun oleh diri kita sendiri. Menurut Carol Dweck psikologi dari Stanford University mindset terbagi menjadi dua yaitu fixed mindset dan growth mindset . Apa itu fixed mindset ? Fixed mindset merupakan pola pikir yang percaya bahwa suatu kecerdasan ataupun bakat dalam individu yang sifatnya tidak akan pernah berubah. Orang yang mempunyai fixed mindset cenderung mudah menyerah, tidak mau ambil resiko atas tantangan dalam hidup serta mudah merasa terancam atas keberhasilan orang lain. Lalu, apa itu growth mindset ? Growth mindset merupakan pola pikir yang ingin selalu berkembang dan percaya bahwa sebuah kesuksesan bisa didapatkan dengan kerja keras. Dengan kata lain seorang yang mempunyai growth mindset akan selalu tampil berani serta mencoba hal-hal baru. Perbedaan kedua mindset ini apasih? Fixed mindset Menghindari tantangan karena takut dengan kegagalan te...

Fear of Being Perceived: Alasan Kamu Takut Kena Judge

             Puan, dalam ruang sosial pernah nggak sih merasa bahwa ada banyak pasang mata yang seakan mengikuti setiap gerak-gerik? Seakan tatapan orang lain yang bahkan belum tentu kita kenal aja secara nggak langsung memvalidasikan sesuatu yang kita lakukan. Contohnya saat Puan keluar rumah ada kecenderungan untuk tampil secara baik.  Dalam hal ini, semua yang Puan pakai harus menyesuaikan ekspektasi banyak orang di zaman ini. Apa yang kita unggah ke media sosial adalah sisi yang paling baik, tapi belum tentu sisi yang benar-benar mencerminkan diri sendiri. Apa Itu Fear of Being Perceived? Menurut sumber web Psychology Today, pada dasarnya setiap individu memiliki keinginan untuk divalidasi, dilihat, dan dianggap oleh orang lain sebagaimana versi diri kita yang sebenar-benarnya. Namun, dalam perjalanannya mungkin kita pernah mengalami kritik berlebih atau dianggap aneh ketika mencoba menjadi diri sendiri. Sehingga ketika kita mencoba menja...

Spiral of Silence Theory: Jadi Minoritas Jarang Didengar

source: Kompasiana.com Spiral of Silence Theory   atau yang disebut dengan teori spiral keheningan, mungkin terdengar asing ya, Puan? Tapi apakah kamu pernah merasa ketika ingin menyampaikan pendapat dalam suatu isu, namun ada keraguan dan ketakutan karena nanti menjadi terisolasi sendiri, sehingga pendapat tersebut tak jadi kamu disampaikan? Teori spiral keheningan atau  spiral of silence theory  ini pertama kali dicetuskan oleh  Elisabeth Noelle Neumann  (1973) mengenai kelompok minoritas yang cenderung akan menjadi diam atau tidak berani menyampaikan pendapatnya karena takut akan terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Maka sering kali, minoritas mengikuti pendapat kelompok mayoritas. source: kumparan.com Dalam lingkup sosial hal ini sering terjadi, bahkan orang cenderung menghindarinya dan lebih memilih mengikuti pendapat mayoritas dengan anggapan bahwa tidak akan merasa sendiri atau terisolasi di tengah masyarakat. Melihat perilaku masyarakat Indonesia ya...