Skip to main content

“Aku Gak Kayak Cewek Lain…” Saatnya Kita Ngobrolin Tren Pick-Me Girl Tanpa Judging!

  Image by :  Ultimagz Kalau Puan sering scroll TikTok atau X, pasti Puan pernah dengar istilah “ pick me girl ” cewek yang seolah-olah bilang, “Aku beda dari cewek lain, lho.” Biasanya, ini untuk dapat perhatian cowok dengan cara menjelekkan sisi feminin, seperti bilang “Aku nggak suka dandan karena cewek itu ribet.” Apa Sih Pick‑Me Girl Itu? Menurut psikolog dari Universitas Airlangga, Dr. Ike Herdiana: Mengaku “aku berbeda dari cewek kebanyakan.” Sering merendahkan perempuan lain. Memperlihatkan sisi yang dianggap menarik bagi cowok   Kenapa Bisa Terjadi? Internalized Misogyny ! Tren ini bukan cuma gaya bicara. Ini soal patriarki dan misogini yang sudah tertanam , hingga perempuan juga menjelekkan sesamanya demi validasi laki-laki. Studi akademis juga mendukung bahwa tren TikTok tersebut memperkuat stereotip gender, rivalry,  dan memperlemah solidaritas antar perempuan. Dampak Negatifnya Lingkungan jadi gak nyaman Kalau perempuan saling merendah dan bersaing, nantinya...

“Aku Gak Kayak Cewek Lain…” Saatnya Kita Ngobrolin Tren Pick-Me Girl Tanpa Judging!

 

Image by : Ultimagz


Kalau Puan sering scroll TikTok atau X, pasti Puan pernah dengar istilah pick me girl cewek yang seolah-olah bilang, “Aku beda dari cewek lain, lho.” Biasanya, ini untuk dapat perhatian cowok dengan cara menjelekkan sisi feminin, seperti bilang “Aku nggak suka dandan karena cewek itu ribet.”

Apa Sih Pick‑Me Girl Itu?

Menurut psikolog dari Universitas Airlangga, Dr. Ike Herdiana:

  1. Mengaku “aku berbeda dari cewek kebanyakan.”

  2. Sering merendahkan perempuan lain.

  3. Memperlihatkan sisi yang dianggap menarik bagi cowok 


Kenapa Bisa Terjadi? Internalized Misogyny!

Tren ini bukan cuma gaya bicara. Ini soal patriarki dan misogini yang sudah tertanam, hingga perempuan juga menjelekkan sesamanya demi validasi laki-laki. Studi akademis juga mendukung bahwa tren TikTok tersebut memperkuat stereotip gender, rivalry, dan memperlemah solidaritas antar perempuan.


Dampak Negatifnya

  • Lingkungan jadi gak nyaman
    Kalau perempuan saling merendah dan bersaing, nantinya komunitas bukan lagi ruang aman. Lebih banyak shaming daripada dukungan

  • Merusak solidaritas
    Persaingan tak sehat dapat membuat perempuan jadi saling menjatuhkan daripada mendukung

  • Membatasi identitas asli
    Banyak yang takut dibilang "pick me", jadi minder nunjukin minat dan gaya, padahal sah-sah saja jadi feminim atau tomboy.

 5 Cara Kita Menyikapi dengan Bijak

  1. Stop langsung ngecap
    Jangan langsung judge, mungkin mereka juga sedang mencari tempat atau cara glow-up diri.

  2. Ngajak ngobrol dengan empati
    Bukan nyindir atau hujat, tapi tanya dan pahami “kenapa kamu bilang begitu?”

  3. Edukasi soal misogini
    Pakai bahasa ringan seperti meme, quote, maupun sharing pengetahuan.

  4. Bangun budaya “girl’s girl
    Dukung pilihan apapun untuk ber-make-up, olahraga, coding, atau climb gunung. Semua sah dilakukan perempuan!

  5. Jadi role model inklusif
    Tunjukkan bahwa validasi terbaik datang dari diri sendiri dan sesama perempuan.

Tren pick me girl itu bukan cuma tentang gaya TikTok yang lucu, melainkan soal bagaimana patriarki memengaruhi cara perempuan menilai diri dan sesama. Yuk, ubah tren ini jadi ruang refleksi, saling dukung, dan jadi lebih inklusif. Karena Puan Bisa sebagai komunitas perempuan percaya bahwa komunitas yang sehat itu bukan soal "aku beda dari kamu" tapi "kita kuat bersama".


Referensi :

Jurnal Uinsu

News Unair

Kompas.com


Author & Editor : Nazwal Bilbina Budiman

Comments

Rubik Puan Popular

Perfectionism: High Standards or Hidden Insecurities?

Image by:  LinkedIn Pernah ga Puan rela menghabiskan waktu berjam-jam melakukan sesuatu atau merevisi pekerjaan berkali kali?  “Ulang deh, masih kurang bagus,” atau “Duh, ada yang miring dikit, ulang lagi aja deh biar lebih bagus.” Jadinya Puan butuh waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu pekerjaan karena merasa kurang puas sama hasilnya yang kelihatan belum sempurna. Kayak, Puan selalu punya celah untuk notice kesalahan sekecil mungkin, padahal orang lain ga sadar ada yang salah. Kalau Puan merasa relate , bisa jadi Puan termasuk orang yang perfeksionis. Nah, Apa Sih Perfeksionis Itu? Perfeksionis sendiri merupakan orang orang yang menetapkan standar tinggi terhadap kinerja dan kepribadian mereka. Karena hal tersebut, orang orang yang perfeksionis biasanya punya ambisi yang tinggi, karena mereka menginginkan hal-hal yang mereka lakukan berakhir dengan sempurna tanpa kesalahan sekecil mungkin.  Tunggu, coba jujur sebentar. Apa benar itu soal standar tinggi? Atau ...

Mengubah Pikiran Negatif Menjadi Positif: Membangun Mindset Penuh Keyakinan dan Optimisme

Apakah Puan sering merasa terjebak dalam pikiran negatif yang menghalangi Puan meraih potensi dan kebahagiaan? Jika iya, maka Puan berada di tempat yang tepat. Artikel ini akan membahas cara mengubah pikiran negatif menjadi positif dengan membangun mindset yang penuh keyakinan dan optimisme. Mindset, atau pola pikir, merupakan pondasi penting dalam menjalani kehidupan yang sukses dan membangun kebahagiaan. Pikiran negatif seperti keraguan, rasa tidak berharga, dan kecemasan dapat merusak mindset Puan dan menghalangi Puan mencapai potensi terbaik.  Namun, Puan tidak perlu putus asa. Ada beberapa langkah praktis yang dapat Puan lakukan untuk mengubah pikiran negatif menjadi positif: Kesadaran akan pikiran negatif: Puan perlu mengenali dan menyadari pola pikir negatif yang muncul dalam diri Puan. Coba identifikasi pikiran-pikiran tersebut dan berikan pengertian bahwa Puan memiliki kendali atas pikiran-pikiran itu. Reframing: Saat Puan menghadapi pikiran negatif, coba ubah perspektif...

Jelang Gelaran Pameran Mode Pitti Uomo, CEO Pitti Immagine Hadir di Indonesia Fashion Week Membuka Peluang Kolaborasi

Jakarta, 30 Mei 2025 — Pitti Immagine Uomo, salah satu pameran mode pria paling berpengaruh di dunia, kembali hadir untuk edisi ke-108 di Fortezza da Basso, Firenze, Italia, pada tanggal 17–20 Juni 2025. Jelang gelaran tersebut, CEO Pitti Immagine, Raffaello Napoleone mengunjungi Indonesia untuk hadir di tengah pelaksanaan BTN Indonesia Fashion Week 2025.  Saat hadir di Forum talkshow Intoducing Pitti Immagine to The Indonesian Market, Creative Stage, (30/5), Raffaello Napoleone menegaskan pentingnya menjalin relasi lebih erat dengan negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.  “ Kami melihat potensi luar biasa dari pasar Asia, terutama Indonesia, baik dari sisi kreator maupun konsumen fashion. Pitti ingin menjadi jembatan antara inovasi Eropa dan energi kreatif Asia ,” ujar Napoleone. Acara tersebut diharapkan menjadi titik temu strategis antara pelaku industri fashion di Indonesia dan platform global Pitti Uomo, serta membuka ruang kolaborasi dalam skala lebih luas. Me...

AI Bisa Bikin Video dari Prompt, Apa Kabar Karier Kita?

Image by:  perfectcorp.com     Puan, pernah lihat video buatan AI tapi tampilannya realistis banget? Belakangan ini, dunia maya diramaikan oleh video-video dari AI seperti Google Veo 3. Menariknya, video itu nggak diambil pakai kamera atau difilmkan oleh kru profesional, tapi cukup dengan satu hal: prompt. Cukup tulis prompt seperti: “Seorang perempuan duduk di taman kota sambil membaca buku, matahari sore bersinar hangat, suasana tenang dan syahdu.” Lalu… voilà ! AI akan membuat video bergerak dengan visual yang sesuai, lengkap dengan pencahayaan, ekspresi wajah, bahkan suara dan atmosfer yang begitu nyata. Kita yang nonton bisa saja langsung percaya bahwa itu adalah cuplikan dari film atau iklan sungguhan.       Berangkat dari fenomena tersebut, muncul pertanyaan yang mungkin juga sempat terlintas di benak kita: "Kalau AI sudah bisa bikin konten seperti ini hanya dari prompt, apakah kita, manusia, masih dibutuhkan?" Ketika AI Makin Canggih, Apa yang Mas...